Interpersonal Employee Relation

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya selalu ingin dihargai, baik secara kodrat, harkat maupun martabat.  Banyak orang mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang tidak baik.  Namun demikian selalu timbul masalah-masalah yang sukar diketahui garis pemisah antara yang baik dan buruk, dalam hubungan pribadi ataupun resmi.  Kita juga memahami bahwa mereka yang bermoral baik, tak selalu megindahkan tata karma.  Tetapi banyak juga orang yang mengetahui tata karma tak bermoral baik.  Jadi alangkah lengkapnya jika kita bisa memiliki moral baik (etika) dan memahami tata krama (etiket) itu.  

Sikap yang santun membuat orang lain senang, disukai siapa saja dalam lingkup pergaulan yang tidak terbatas, pribadi yang menyenangkan dapat membuat suasana yang kondusif dalam lingkungan kerja.  Lingkungan kerja yang didalamnya terdapat etiket yang baik akan membuat suasana dan kenyamanan dalam bekerja.  Etiket yang baik akan menjadi lebih baik lagi apabila diimbangi dengan etika yang baik pula.  Karena yang paling penting adalah etika yang baik dalam bekerja.
Sejak kecil orangtua sudah mengajarkan untuk bersikap baik, memiliki tata krama dan budi pekerti.  Tata krama yang diajarkan adalah sikap dari didalam rumah sampai tata krama diluar rumah dan dimana saja kita berada.  Tata krama yang diajarkan juga bagaimana orangtua mengajarkan cara bersikap yang baik, bertutur kata dan berperilaku terhadap orangtua, kakak, adik, teman-teman, orang yang lebih dewasa, guru ataupun orang lain. Selain bersikap kepada orang lain, adapun bersikap juga harus ditunjukkan dalam berbagai tempat.  Bagaimana kita bersikap di rumah, sekolah, tempat umum dan yang lainnya.  Masing-masing tempat dan situasi membutuhkan sikap yang berbeda dan tentunya meskipun berbeda tetapi menunjukkan sikap yang baik dan sopan.
Dalam hal etika dan etiket di dalam dunia pekerjaan, seorang karyawan harus benar-benar memahami tentang etika dan etiket.  Karyawan yang memahami dan benar-benar mempraktikkan etika yang baik dalam dunia pekerjaan akan berhasil membuat orang disekitarnya juga akan bersikap baik untuknya.  Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang etika, macam-macam etika dan perbedaan antara etika dan etiket.

B.       Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan etika?
2.     Apa sajakah macam-macam etika?
3.     Apakah perbedaan antara etika dan etiket?

C.       Tujuan Penulisan
1.     Mengetahui pengertian dari etika
2.     Mengetahui macam-macam etika
3.     Memahami perbedaan antara etika dan etiket

D.       Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep Interpersonal Employee Relation mengenai Etika kerja. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.     Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
       khususnya tentang konsep etika dalam bekerja.
2.     Pembaca,  sebagai  media  informasi  tentang  konsep  Interpersonal 
       Employee Relation mengenai etika dalam bekerja.

E.        Metode Penulisan
        Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui media pustaka dalam penyusunan makalah ini dan ditambah referensi dari media internet. Dengan meyebutkan berbagai sumber untuk penulisan makalah ini, selain itu juga penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan data yang mendukung makalah ini.



BAB II
LANDASAN TEORI

   A.     Pengertian Etika
Hubungan kerja antar pegawai di kantor menuntuk setiap orang yang berinteraksi di dalamnya berlaku etis terhadap sesama pegawai.  Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti: tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir.  Bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti adat istiadat.  Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya dengan moral.  Moral berasal dari kata latin: mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup. (Kanter, 2001).
Untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai etika, dibawah ini dikutip beberapa pengertian etika.
1.    Ada dua pengertian etika; sebagai praksis dan sebagai refleksi.  Sebagai praksis, etika berarti nilai-nilai dan norma-norma moral baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun seharusnya dipraktikkan.  Etika sebagai praksis sama artinya dengan moral dan moralitas- yaitu apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebagainya.  Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral (Bertens, 2001)
2.    Etika secara etimologis dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan, atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup yang baik dan yang buruk (Kanter, 2001)
3.    Istilah lain dari etika adalah susila. Su artinya baik, dan sila artinya kebiasaan atau tingkah laku.  Jadi, susila berarti kebiasaan atau tingkah laku perbuatan manusia yang baik.  Etika sebagai ilmu disebut tata susila, yang mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya suatu perbuatan, apa yang harus dikerjakan atau dihindari sehingga tercipta hubungan yang baik di antara sesame manusia (Suhardana, 2006).
4.    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998), etika dirumuskan dalam pengertian sebagai berikut:
                         a.  Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
                         b.        Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
                         c.  Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
5.    Menurut Webster’s Collegiate Dictionary, sebagaimana dikutip oleh Duska dan Duska (2003), ada empat arti ethic sebagai berikut:
                         a.  The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation;
                         b.  A set of moral principles or values;
                         c.  A theory or system of moral values;
                         d.  The princiles of conduct governing an individual or group.
6.    Menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005), etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah.  Etika menjelaskan kepada kita apakah perilaku kita bermoral atau tidak dan berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental- bagaimana kita berpikir dan bertindak terhadap orang lain dan bagaimana kita inginkan mereka berpikir dan bertindak terhadap kita.
7.    Menurut David P.Baron (2005), etika adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaian moral yang didasarkan atas penalaran, analisis, sintesis, dan reflektif.
8.    Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 
9.    Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
10. Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
11. Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
12. Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
13. Drs. O.P. Simorangkir: etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
14. Drs. Sidi Gajabla : dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
15. Drs. H. Burhanudin Salam : etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
16. Maryani dan Ludigd: etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
17. Ahmad Amin: mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
18. Soegarda Poerbakawatja: etika sebagai filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai – nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai gerak – gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangandan perasaan sampai mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.
19. Martin (1993) : etika didefinisikan sebagai The discipline which can act as the performance index or reference for our control system.
20. Rosita Noer : Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
21. Lukas Siahaan : Etika adalah diperolehnya pandangan dan atau ajaran (normatif), pengetahuan (positif), dan diikuti contoh perilaku terkait tentang yang baik, buruk, menang, kalah, simpati, empati, kasih setia manusia dan peradabannya agar menjadi tuntutan untuk mewujudkan kebiasaan kehidupan yang lebih baik dan sempurna.
22. Magnis Suseno mengartikan Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup dalam moralitas. moralitas adalah petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup.
Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. 
Dari pembahasan definisi tentang etika diatas dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1.    Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2.    Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.  Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidakbersamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskripsif lebih bersifat sosiologik.
3.    Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normative, dan evaluative yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.  Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan.  Definisi etika ini lebih bersifah informative, direktif dan reflektif.

   B.     Macam-macam Etika
Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika Normatif.
1.    Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.  Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.  Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2.    Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.  Jadi etika normative merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk.  Sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

   C.     Perbedaan dan Persamaan Etika dan Etiket
1)   Perbedaan Etika dan Etiket
Perbedaan antara etika dan etiket dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut:
                     a.   Dari segi pengertian atau definisi
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang bermakna watak kebiasaan.
Etiket berasal dari bahasa Perancis, yaitu etiquette yang berarti sopan santun.
                     b.   Dari segi perbuatan
Etika
1. Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata.
Contoh : larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.

2. Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak.
Contoh : “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
3. Memandang manusia dari segi dalam.
Contoh : Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh pada etika tidak mungkin munafik.
4. Memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Contoh : Mengambil barang milik orang lain tanpa izin orang tersebut tidak diperbolehkan.

Etiket = menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia.  Etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
1. Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau saksi mata yang melihat.
Contoh : Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal itu tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan.
2. Bersifat relatif.
Contoh : Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
3. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Contoh : Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan dan tutur kata mereka yang baik.
4. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
Misalnya : Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.

2)   Persamaan Etika dan Etiket
Ø  Menyangkut obyek yang sama yaitu manusia, istilah-istilah dan aplikasinya hanya mengenai manusia.
Ø  Keduanya mengatur perilaku manusia secara normative, menyatakan apay ang harus dilakukan dan apa yang tidka boleh dillakukan.

   D.     Etika dan Etiket dalam Kantor
Setelah pembahasan mengenai definisi etika dari beberapa ahli, macam-macam etika serta perbedaan antara etika dan etiket, dalam hal ini juga dibahas etika dan etiket di kantor dalam praktiknya sebagai berikut.
ETIKA KANTOR DALAM PRAKTIK
Dalam dunia kerja etika sangat penting, karena etika menjadi kunci dan panduan profesionalisme kerja, jadi sebelum bicara professional atau tidak, yang namanya etika harus terlebih dulu dipahami.  Tanpa etika, tak aka nada yang namanya profesionalisme.  Etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada setiap pegawai sebagai pedoman dalam bertindak dan memperlakukan siapa saja dengan cara yang baik dan sikap yang pantas.  Sebagai seorang pegawai, sering kali berhubungan dengan banyak orang, baik itu rekan kerja, atasan, ataupun dengan orang yang jabatannya dibawah kita.
Dalam pergaulan banyak hal sepele yang sering terlupakan ketika melakukan aktivitas di tempat kerja.  Kita sering tidak sadar akan hal-hal sepele tersebut yang sebenarnya merupakan aturan tak tertulis yang menjadi salah satu indikator kualitas diri dan kerja.  Mungkin ada orang yang bersikap tidak baik, karena dia tidak sadar akan hal itu.  Misalnya berapa kali kita mendengar obrolan tentang urusan pribadi seseorang atau cerita seorang rekan yang bertingkah laku aneh kasak-kusuk yang nampaknya sepintas lalu sepele sering bersifat jahat dan dapat merugikan nama baik orang yang dipergunjingkan.  Gunjingan semacam itu dapat berbalik seperti boomerang kepada si pengumpat sendiri, pada akhirnya orang lain tak percaya lagi kepada omongan orang tersebut.  Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan di kantor dan semestinya perlu dihindari:
1.     Membuat kumpulan atau golongan yang membela kepentingan mereka sendiri.
2.     Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal kenyatannya hanya ingin bermalas-malas saja di rumah.
3.     Bergegas-gegas pulang pada waktu tutup kantor, sedangkan selalu datang terlambat.
4.     Sering memakai telepon kantor untuk urusan pribadi.
5.     Pulang kerja sebelum waktunya.
6.     Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol.
7.     Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat diselesaikan.
8.     Boros dalam menggunakan alat-alat
9.     Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor; seperti mengisi teka-teki silang, bertamu ke bagian lain tanpa suatu urusan.
10.  Bersikap acuh tak acuh terhadap public.
Di kantor berlaku “hirarki”, yaiut mulai dari pejabat-pejabat yang memiliki pangkat kedudukannya, pegawai yang telah memiliki masa kerja yang cukup lama, merekalah yang mendapatkan penghormatan istimewa terlebih dahulu.  Rasa hormat harus ditujukan kepada para pimpinan atau para sesepuh, kemudian rekan kerja, relasi, tamu maupun bawahan. 
Dibawah ini ada beberapa petunjuk yang mungkin dapat dimanfaatkan:
1.    Tutur-sapa
Kebiasaan dalam tutur sapa dikantor yakni penggunaan sapaan “Bapak”, atau “Saudara”.  Di kantorr asing tentunya menggunakan sapaan “Tuan”.  Terhadap bawahan digunakan sapaan “Saudara” atau nama kecil pegawai.  Ini sudah lazim dimana saja.  Terhadap sesama rekan adalah dengan melihat bagaimana kebiasaan yang ada dikantor.
2.    Selama jam kerja
Selama jam kerja tidak boleh berhias di belakang meja tulis.  Duduk diatas meja tulis, mengobrol dengan rekan-rekan, merokok atau makan selama jam kerja.
3.    Menerima tamu
Terhadap tamu-tamu (urusan bisnis/dinas) harus bersikap ramah, sopan, penuh perhatian seperti layaknya nyonya atau tuan rumah.  Diperlukan kepribadian yang “kuat” dan “teguh” dalam melayani tamu.
4.    Bicara melalui telepon
Dalam percakapan berhadapan muka, orang dapat melewatkan kata-kata yang kurang terasa atau tidak jelas diucapkan.  Tetapi melalui telepon, gerak-gerik, sopan santun serta muka tidaklah tampak, hanya suara yang terdengar.  Oleh sebab itu, harus sanggup mengucapkan tiap-tia kata dan kalimat dengan nada yang jelas dan terang.  Lawan bicara di telepon, jauh lebih menghargai suara yang mudah ditangkap daripada senyum simpul yang tidak kelihatan.

ETIKET YANG PERLU DITUNJUKKAN DI KANTOR
Dimanapun seseorang berasa, bisa saja melupakan etiket, meskipun pada dasarnya etiket itu sama, namun etiket di lingkungan kerja lebih kompleks sifatnya.  Dalam pergaulan dikantor hendaknya perlu memperhatikan etiket yang berlaku di kantor tertentu.  Mungkin dalam pergaulan biasa, diantara teman-teman, hal-hal yang menyangkut sopan santun tidak begitu ketat.  Tetapi dalam lingkungan kantor yang sempit soal etiket harus sungguh-sungguh diperhatikan.
Banyak hal yang harus dicermati, karena kantor terdiri dari banyak peraturan dan birokrasi yang mengatur mengenai sikap dan perilaku setiap pegawai dikantor.  Etiket bukan hanya mengatur kepantasan kita bersantap di meja makan, atau berbicara di telepon, tetapi juga meliputi berbagai aspek kehidupan.  Mulai dari cara berkenalan, bertamu, bertelepon, menjamu relasi sampai tata cara mengendarai mobil di jalan raya pun ada etiketnya.
1.    Perkenalan
Memperkenalkan diri kepada rekan kerja yang baru dengan senyum bersahabat dan sikap ramah: “apa kabar Yani?”. Menyebut nama orang tersebut akan dapat membantu mengingatnya di kemudian hari. Kadang kala dalam memperkenalkan seseorang, bertindaklah dengan cepat dan efisien, sehingga membuat orang lain merasa senang.  Misalnya cara memperkenalkan pria kepada wanita, yang lebih muda kepada yang lebih tua, pangkat yang lebih rendah kepada pangkat yang lebih tinggi dan lain-lain.  Contoh kalimat untuk memperkenalkan seseorang, “Sari, saya ingin memperkenalkan Pak Hartono kepada Anda
.  kalimat tersebut juga bisa ditambahkan beberapa keterangan untuk membantu memancing suatu percakapan.  Misalnya: “Sari, ini Bapak Harjito Kepada Bagian Pembukuan”.

2.    Ucapan Salam
Salam “Selamat Pagi” yang cerah dan gembira adalah salah satu ciri sifat keramahan.  Teman sekerja, para pelanggan dan para tamu senang memperoleh penentraman diri sebelum terjun ke bidang pekerjaan masing-masing.  Apabila akan keluar kantor atau pulang kerja, beberapa menit yang dibuang untuk sekedar berpamitan dengan perasaan gembira, adalah sebagai public relations yang lebih baik daripada tergopoh-gopoh pergi tanpa pamit.
3.    Urusan-urusan pribadi
Orang yang bijaksana tentu tidak akan membosankan atau mengganggu orang lain dengan cerita-cerita tentang masalah-masalah pribadinya atau menyombongkan diri dengan prestasi-prestasi yang telah dicapainya.
4.    Loyalitas
Selama menjadi anggota team di kantor, harus membantu team tersebut dan ikut serta memecahkan masalah yang terjadi.  Sebagai pegawai yang loyal sudah pasti tidak akan mencari keuntungan pribadi dengan biaya kelompok.  Hindarkan diri dari perdebatan yang tak berarti selama bekerja.  Harus diingat pula bahwa orang yang suka membuat gossip tidak akan mempunyai kawan.  Jangan menceritakan yang tidak-tidak tentang rekan kerja.  Hormati hak masing-masing pribadi dengan kehidupan pribadinya.

5.    Menjaga / pandai menyimpan rahasia
Loyalitas yang pertama adalah untuk pimpinan perusahaan.  Berusaha untuk dapat menyimpan atau memegang rahasia yang tidak boleh diketahui umum.  Sebagai pekerja harus dapat menjauhkan diri dari rekan-rekan yang sangat ingin tahu segala hal yang menyangkut rahasia pimpinan ataupun rahasia perusahaan.
6.    Ikut memikirkan orang lain
Ucapan-ucapan “silahkan” dan “terimakasih”, kartu ulang tahun yang tak disangka-sangka, ucapan-ucapan selamat ulang tahun, dan pesan-pesan penuh simpati adalah beberapa contoh dari sekian banyyak ucapan yang dapat mengundang simpati atau penghargaan orang lain.
7.    Sukses bergaul dengan rekan sekantor
Tidak mudah untuk memperoleh simpati dan respek dari rekan kerja.  Harus menerapkan etika dan tata krama di kantor, ditambah lagi dengan hal-hal yang ditemukan dari pengalaman di kantor.  Permulaan yang baik adalah sebagai langkah awal yang diinjak untuk langkah selanjutnya.  Sejauh mana keberhasilan dalam karir, akan banyak ditentukan oleh perkembangan keterampilan dlaam bidang human relation.




BAB III
PEMBAHASAN

A.    Studi Kasus Mengenai Etika
        Partai Demokrat dalam iklan kampanye nya mengatakan “Katakan Tidak Pada Korupsi”.  Akan tetapi pada kenyataannya, orang yang terlibat dalam iklan tersebut sekarang ini malah terlibat kasus korupsi.  Mereka adalah Angelina Sondakh dan Andi Mallarangeng.  Angelina Sondakh menjadi terdakwa kasus suap wisma atlet dan anggaran pendidikan.  Sedangkan Andi Mallarangeng menjadi terpidana kasus proyek Hambalang.
Dari kasus tersebut, berikan penjelasan dan analisisnya terkait pelanggaran etika dan pelanggaran etiketnya !
B.    Analisis Kasus
        Angelina Sondakh yang selama ini dikenal sebagai public figure (artis) sekaligus anggota DPR yang baik, ramah.  Sedangkan Andi Mallarangeng adalah seorang menteri pemuda dan olahraga (Menpora).  Secara etiket, tindakan mereka di dalam iklan tidak ada yang salah, mereka berkata dengan sopan dan santun, serta tegas menyuarakan “Tidak Pada Korupsi”.  Akan tetapi, ketidakjujuran mereka terungkap setelah mengetahui mereka berdua terlibat korupsi maka secara etika hal tersebut tidak dibenarkan.  Secara etika, mereka melakukan kesalahan karena sudah berbohong dan korupsi adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan dan hal ini sudah disepakati oleh semua orang di dunia.  Niat untuk melakukan korupsi saja sesungguhnya sudah termasuk dalam kategori pelanggaran etika atau moral.  Jadi, bila dilihat dari segi etiket, mereka berdua sudah melakukan sikap yang baik dalam iklan tersebut.  Namun, dari segi etika, mereka sudah sangat melanggar etika yang ada di masyarakat dan Negara ini yaitu dengan melakukan korupsi.
        Bila dilihat dari perbedaan etika dan etiket. Yaitu etiket bersifat relative sedangkan etika bersifat tidak relative.  Dalam hal ini korupsi bukanlah hal yang bisa dilihat secara relative tentang persepsi seseorang terhadap hal itu, melainkan korupsi sudah disepakati oleh seluruh manusia merupakan hal yang termasuk pelanggaran etika.













BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
· Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk.
· Etiket adalah menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia.  Etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
· Macam-macam etika terbagi menjadi dua, yakni etika deskriptif dan etika normative.
· Perbedaan antara etika dan etiket bisa dilihat dari segi pengertiannya dan dari perbuatannya.

B.    Saran
        Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. . Diharapkan dengan kehidupan sehari-hari baik didalam rumah dan di dalam kantor  untuk selalu berbuat baik antar teman, sahabat, orang tua, rekan kerja, dan lain halnya.
        Dengan melakukan segala kegiatan yang tidak melanggar etika, kita dapat dengan mudah beradaptasi dan mendapatkan respon yang baik dari lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta : Salemba Empat


Bertens, K.. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius


Darmastuti, Rini. 2007. Etika PR dan E-PR.  Yogyakarta: PT Gava Media


Dwiantara, Lukas dan Hadi Sumarto, Rumsari. 2006. Etiket di Tempat Kerja. Yogyakarta: Kanisius


Salam, Burhanuddin. 2002. Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta



0 Response to "Interpersonal Employee Relation"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)