Sejuta Mimpi Masa Kecil

Masa kecilku adalah masa yang sangat dekat dengan dunia menghayal dan impian yang luar biasa hebatnya, saking hebatnya impian dan khayalanku, aku menjadi seorang penghayal yang handal seperti yang ada di film-film kesukaan aku. Aku termasuk orang yang realistis, tetapi seingkali menggunakan waktu untuk menghayal dan berganti cita-cita ketika masih kecil, jika teman-temanku lebih sering menggambarkan watak tokoh kartun ketika bermain bersama, aku malah lebih suka berperan sebagai, Rambo, Bruce Lee, pokoknya jangan yang kartun deh, habis manusianya ga real, ga nyata hehe, padahal aku masih kecil dulu.

Rambo yang diperankan oleh Sylvester Stallone menjadi idolaku sejak aku pernah menonton TV, hingga sekarang jika aku menghitung-hitung berapakali aku menonton film Rambo, jawabannya tidak pasti berapa, tetapi yang pasti sudah lebih dari 100 kali. Ya, lebih dari 100 kali menonton film yang sama, Rambo I, II, III, dan IV. Aku membayangkan bagaimana aku menjadi seorang hero ditengah hutan yang mengalahkan semua tentara musuh. Bayangkan betapa hebatnya 1 orang mengalahkan 3 kompi musuh di belantara hutan Vietnam hanya dengan menggunakan pisau, panah, dan senjata hasil culikan dari musuh, wooow sungguh keren. Kecintaanku pada karakter Rambo semakin membumi apalagi di dalam filmnya hampir tidak ada blue film nya, semuanya serba aksi dan drama yang menunjukkan ketegangan. Maklum waktu kecil sangat tabu untuk aku menonton film yang tidak-tidak (film yang tidak benar gitu deh) hehehe.

Saat disekolah, guruku pernah bertanya “Miduk, cita-citamu apa nak?”. Aku sebenarnya memiliki banyak cita-cita, tetapi bingung mau menjawab apa. Saat teman-temanku ditanya, mereka kebanyakan menjawab, ingin menjadi Tentara, Pilot, Dokter, Polisi, Bupati, dan lain-lain malah semakin membuat aku bingung, cita-cita mana yang harus aku pilih. Saat itu, sebelum mengatakan sesuatu aku selalu mempertimbangkan latar belakang aku. Jika aku mengatakan Dokter, sepertinya tidak mungkin. Keluargaku tidak ada yang berprofesi dokter dan aku berasal dari keluarga yang sederhana, ahhh sepertinya tidak mungkin jadi dokter, pun begitu dengan Polisi, Bupati dan Pilot. Akhirnya aku jatuhkan pilihanku pada Tentara apalagi karakter tentara sangat cocok dengan idolaku “Rambo” yang gagah dan gentle hehe.
Karakter tentara menjadi pilihan, agak logis memang saat itu aku memikirkan, “ jika aku menjadi tentara, aku akan disegani oleh semua orang, gagah, aku akan mengangkat senjata M-16, membawa Tank, naik di pesawat Hercules, menembak musuh yang kurang ajar” wooww, betapa senangnya membayangkan menjadi tentara.

Ga lama, sejak aku mengenal sepakbola aku sepertinya lebih tertarik menjadi seorang pesepakbola karena diidolakan banyak orang. Saat itu, orang-orang hampir setiap hari membicarakan Zinedine Zidane, David Beckham, Ronaldo Luiz da Lima, Figo, yang pasti nama messi dan CR7 belum ada saat itu. Aku membayangkan betapa senangnya menjadi seorang pesepakbola Eropa yang memiliki banyak fans, bisa bermain di stadion Highbury, Wembley, San Siro, dan Bernabeu itu adalah stadion impian aku sejak kecil.

Sejak saat itu, aku memiliki kebiasaan aneh dan mungkin terlalu aneh bagi teman-teman yang lain seusia aku. Aku mulai mengumpulkan Koran-koran yang bertemakan bola, mengguntingnya, trus mengklipingnya di sebuah buku sehingga mirip sebuah majalah Bola, padahal bahannya dari Koran dan lem kertas. Untuk gambar yang lumayan besar, aku menempelkannya di dinding kamarku. Aku selalu mengumpulkan Koran-koran yang bertemakan sepakbola, terutama sepakbola Eropa.

Mimpiku sepertinya terlalu besar atau aku yang kurang berusaha untuk menggapainya?  Aku ingin sekali bermain di Arsenal dan membela Tim nasional Indonesia tentunya, garuda di Dada adalah sebuah kebanggan. Menjadi parter macam Thierry Henry, Pires, Berkamp, Tony Adams, Seaman dan Sol Campbell rasanya menyenangkan. Dan di Timnas mungkin akan tandem sama Kurniawa Bambang Pamungkas hehehe

Tapi, itulah masa kecilku, itu hanya sebagian kecil dari sejuta mimpi yang pernah berlalu lalang dipikiranku. Kepolosanku membuat sejuta kenangan yang tertinggal dipikiran menjadi bunga-bunga hidup yang begitu indah untuk menjadi modal untuk menapaki hari esok kembali. Selamat tinggal masa kecilku, aku akan meninggalkanmu sejenak untuk masa depanku yang masih jauh diujung sana.


@JhonMiduk

0 Response to "Sejuta Mimpi Masa Kecil"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)