Ragam Bahasa
Ragam Bahasa Indonesia |
Ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik,
yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan
teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat
menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999:9), bahwa
sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Macam-macam
ragam bahasa
1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan
media
Di dalam bahasa Indonesia disamping
dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam
baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku Indonesia baku. Kosa kata baku
bahasa Indonesia memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang
dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa
Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa
Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau
ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa
kata ragam baku di dalam pemakaian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu
makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa
jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk
kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna
bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku
yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku
bicara, dan topik
pembicaraan.
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu:
a. Ragam
bahasa lisan
Adalah ragam
bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.
Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan
dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsure-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal
berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi
tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang
dilihat dari ciri-cirinya tidka menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis. Ciri-ciri ragam lisan:
1.
Memerlukan orang kedua/teman bicara
2.
Tergantung situasi, kondisi, ruang dan
waktu
3. Hanya
perlu intinasi serta bahasa tubuh
4. Berlangsung
cepat
5. Sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu
6. Kesalahan
dapat langsung dikoreksi
7. Dibantu
dengan gerak tubuh dan mimic wajah serta intonasi
b. Ragam
bahasa tulis
Ragam
bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsure dasarnya. Dalam rangka tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata
lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntun adanya kelengkapan unsure tata
bahasa seperti bentak kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengkapkan ide.
Contoh
dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam
ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah. Ciri ragam bahasa tulis:
1.
Tidak memerlukan kehadiran orang lain
2.
Tidak terikat ruang dan waktu
3.
Kosa kata yang digunakan dipilih secara
cermat
4.
Pembentukan kata dilakukan secara
sempurna
5.
Kalimat dibentuk dengan struktur yang
lengkap
6.
Paragraf dikembangkanm secara lengkap dan
padu
7.
Berlangsung lambat
8.
Memerlukan alat bantu
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a.
Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah
(logat/dialek)
Luasnya
pemakaiandapat menumbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia
yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang
Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan
nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwngi, dll. Logat bahasa Indonesia
orang Bali tampat pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik,
dll.
b.
Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan
Penutur
Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas.
Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek,
pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bilang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu
bentuk kita dalam kalimat pun seringmeninggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
c. Ragam
bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam
bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap lawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain
resmi, akrab, dan santai. Kedudukan lawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati
bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika
terdapat jarak anatar penutur dan kawan docara atau penulis dan pembaca, akan
digunakan ragam bahasa atau bahan baku. Makib formal jarak penutur dan kawan
bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalnnya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Bahasa buku dipakai dalam:
1.
Pembicara dimuka umum, misalnya pidato
kenegaraan, seminar, persentasi resmi, rapat memberikan kuliah atau pelajaran.
2.
Pembicara dengan orang yang dihormati,
misalnya dengan atasan, guru doesen dan penjabat.
3.
Komnikasi resmi, misalnya surat dinas,
surat lamaran pekerjaan dan undangan-undangan
4.
Wacana teknis, misalnya laporan
penelitian, makalah, tesis dan disertasi.
3. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan
atau Bidang Pemakaian
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam
bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda
dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers.
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkingan ekonomi/perdagangan , olah rasa, seni atau
teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang
pemaikaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahas.
Perbedaan
itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/paristilahan/ungkapan
yang khusu digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara
adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi,
anemia, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer
banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda
sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang
berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya
ilmiah, kalimat-kalimat dalam Koran ataupun majalah dan lain-lain.
a. Ragam Bahasa Bisnis
Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam
menjalankan bisnisnya.
Ciri-ciri
ragam bahasa bisnis :
·
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
·
Bahasanya cenderung resmi.
·
Terikat ruang dan waktu.
·
Membutuhkan adanya orang lain.
b. Ragam Bahasa Hukum
Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang
corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya
mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia
haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Ciri-ciri ragam bahasa hukum :
·
Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
·
Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
·
Objektif dan menekan prasangka pribadi.
·
Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
c. Ragam Bahasa Fungsional
Ragam bahasa fungsional adalah ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu
lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.
d. Ragam Bahasa Sastra
Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak
menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui
rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.
Ciri-ciri
ragam bahasa sastra :
·
Menggunakan kalimat yang tidak efektif
·
Menggunakan kata-kata yang tidak baku
·
Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi
4. Berdasarkan waktu penggunaannya
Ragam bahasa Indonesia
lama
Bahasa Indonesia zaman ini berkisar
sejak zaman purbakala sampai kurang lebih tahun 1500. Bahasa Indonesia pada
zaman itu oleh Kern Korm Branden diberi nama Oud Malay, sedangkan Ronkel,
Wikinson, dan Winstendt menyebut Old Malay, serta Ferrand dan Coedes menyebut
Vienx Malais.
Ragam Bahasa Indonesia
Baru
Bahasa Indonesia pada zaman ini
berkisar pada tahun 1900 sampai sekarang. Perkembangan bahasa Indonesia menurut
M. Yamin tidak dimulai karena pengaruh Eropa atau naiknya kekuasaan Melayu
tetapi telah ada sebelumnya sejak zaman lama, zaman pertengahan, zaman baru
bahasa Indonesia menjadi bahasa pertemuan penduduk Austraonesia.
5. Berdasarkan daerah pemakaian
berbagai dialek di seluruh Indonesia
Bahasa
yang dipakai disuatu daerah berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai daerah lainnya,
misalnya bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang yang tinggal di wilayah Irian
Jaya berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang Medan. Pemakaian
bahasa yang berbeda-beda karena perbedaan daerah itu disebut ragam daerah atau
logam.
6. Berdasarkan tingkat keformalan
a. Ragam
baku
b. Ragam
formal
c. Ragam
konsultif
d. Ragam
informal
e. Ragam
akrab
7. Berdasarkan medianya
1. Ragam
Tulisan
Adalah
bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan, dengan huruf sebagai unsure
dasarnya kita namakan ragam tulisan. Ragam ini menekankan ejaan secara tepat,
kosakata yang baku, bentuk kata berimbuhan dan kalimat yang lengkap secara
gramatikal.
Contoh:
1.
Kosa kata
a.
Istri
Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajinan tangan dari bamboo
b.
Arjuna sedang membuat skripsi
2.
Bentuk kata
a.
Arjuna sedang menulis skripsi
b.
Rina sedang memasak nasi
3.
Kalimat
a.
Dalam seminar ini kita kan mengkaji
pertumbuhan ekonomi 2004
b.
TKI yang dikirim ke luar negeri harus
memiliki paspor
Ciri
Ragam Bahasa Tulis
1. Tidak
memerlukan kehadiran orang lain
2. Tidak
terikat ruang dan waktu
3. Kosa
kata yang digunakan dipilih secara cermat
4. Pembentukan
kata dilakukan secara sempurna
5. Kalimat
dibentuk dengan struktur yang lengkap
6. Paragraph
dikembangkan secara lengkap dan padu
7. Berlangsung
lambat
8. Memerlukan
alat bantu
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah
surat, karya ilmiah, surat kabar, dll.
Dalam
ragam bahasa tulis perlu memperhatikan sejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
2. Ragam
Lisan
Adalah
bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan
fonem sebagai unsure dasarnya. Ragam bahsa lisan ditandai dengan penggunaan
lafal atau pengucapan, intonasi (lagu kalimat), kosa kata. Penggunaan kata
bahasa dalam pemebntukan dna penyusunan kalimat.
Ragam
bahasa lisan terdiri dari:
a.
Ragam bahasa lisan baku sejarah dengan
ragam bahasa tulisan baku
b.
Ragam bahasa lisan tidak baku (bahasa
pergaulan)
Contoh
:
1.
Pelafalan kata:
Asas (azas atau asas)
Andalan (handal atau andal)
Bus (bis atau bus)
2.
Pelafalan singkat
AC (ace/ase)
BBC (bebece/bebese)
WC (wece/wese)
3.
Ragam bahasa lisan tidak baku:
a.
Kosa kata
Kosa kata lebih menekankan pada
pilihan kata ang tidak baku
a.
Bini pak camat bina ibu-ibu bikin
kerajinan dari bamboo
b.
Arjuna sedang bikin skripsi
b.Bentuk kata
bentuk
kata bahasa lisan cenderung tidak menggunakan imbuhan
a.
Arjuna sedang tulis skripsi
b.
Rina sedang masak nasi
c.
Kalimat
Kalimat cenderung tanpa unsure yang
lengkap kejelasan kalimat dipengaruhi oleh unsure-unsur situasi ketika kalimat
tersebut diucapkan. Isi kalimat dapat dimengerti tetapi struktur kalimatnya
salah.
Contohnya:
a.
Di sini akan membicarakan pertumbuhan
ekonomi 2004
b.
Untuk TKI yang akan dikirim keluar negeri
harus memiliki paspor
c.
Di Jakarta memiliki pusat bahasa
Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan
orang kedua/teman bicara
b. Tergantung
situasi, kondisi, ruang dan waktu
c. Hanya
perlu intonasi serta bahasa tubuh
d. Berlangsung
cepat
e. Sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu
f. Kesalahan
dapat langsung dikoreksi
g. Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimic wajah serta intonasi
Keunggulan bahasa tulis
dibandingkan bahasa lisan, antara lain:
a. Terencana
= sistematik
b. Mengatasi
kendala waktu dan tempat
c. Dapat
dibaca berulang-ulang
d. Lebih
mudah dimulai
e. Menyampaikan
pesan tidak terganggu oleh faktor luar
Kelemahannya
a. Ketepatan
dan kejelasan pesan sangat tergantung pada tulisan
b. Kekeliruan
bersifat kekal atau tidak dapat segera diperbaiki
Yang termasuk ragam lisan diantaranya
pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu
sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol
atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara
penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
9. Berdasarkan keperluan atau pesan
yang dikomunikasikan
A. Ragam ilmiah
Adalah sarana verbal yang digunakan untuk
mengkomunikasikan proses dan hasil penalaran ilmiah. Ragam bahasa ilmiah
memiliki beberapa ciri yang sesuai dengan hakikat ilmu, diantaranya:
a. Jelas
struktur dan maknanya
b. Singkat,
padat, dengan analisis dan pembuktian, menyampaikan konsep secara lengkap
c. Cermat
dalam memilih istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraph dan
penalaran
d. Memproduksi
konsep atau temuan yang sudah ada dan mengembangkannya dengan temuan baru yang
belum ada
e. Objektif,
dapat diukur keberadaannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan bentuk
personel dan ungkapan subjektif
f. Menggunakan
kosa kata/istilah, bentuk kata, kalimat dan penalaran ilmiah secara formal
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam
bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang
kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi
syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis,
cermat dan sistematis. Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide
yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat
dipisahkan.
Bahasa Indonesia Ragam
Ilmiah
Dalam kehidupan sosial dan
sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, digunakan
berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya, bahasa Indonesia, dan/atau bahasa
asing. Bahkan, dalam situasi tertentu, seperti dalam keluarga perkawinan
campuran digunakan pula bahasa yang bersifat campuran yaitu campuran antara
bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua bahasa ibu pasangan perkawinan
campuran itu. Dlama situasi kebahasan seperti itu, timbul berbagai ragam atau
variasi bahasa sesuai dengan keperluannya, baik secara lisan maupun tulisan.
Timbulnya ragam bahasa tersebut disebabkan oleh latar belakang sosial, budaya,
dan bahasa para pemakainya itu.
Yang dimaksud dengan ragam atau variasi
bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistic
tertentu, seperti fornologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh
ciri-ciri non linguistic, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya,
lingkungan soasial pemakaiannyal, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa
yang bersangkutan.
Pengertian ragam bahasa
tulis
Ragam bahasa tulis adalah variasi bahasa
yang digunakan melalui media tulisan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual
(KBBI, 1989:715). Ragam bahasa tulis ini dibangun oleh sistem tanda atau
lambing ujaran. Dengan demikian, bahasa tulis tidak lebih daripada betuk
skeunder atau representasi grafis bahasa (Langacker, 1973:59; Wilkins,
1976:62).
Bahasa tulis tidak identik pada
keseluruhannya dengan bahasa lisan terutama pada aspek bunyi. Bahasa lisan
sangat kompleks, yang tidak mungkin terlambangkan sepenuhnya secara akurat.
Beberapa ahli bahasa menyebut hal ini sebagai sisi lemah bahasa ragam-ragam
tulisan. Di sisi lain, bahasa ragam tulis memiliki kelebihan. Bahasa tulis
relative lebih cermat, tata bahasanya lebih terkontrol (Nafiah, 1981: 4)
daripada bahasa lisan. Kemudahan pengontrolan itu karena dalam proses ekspresi
dan produksinya bahasa tulis mengalami penyuntingan dan tidak digunakan secara
spontan. Oleh karena itu, bahasa tulis relative lebih stabil dan dapat
menggambarkan kemampuan optimal pemakaian bahasa seseorang.
Jenis ragam bahasa
Dittmar (1978) dan Halim (1979) mengemukakan
empat buah ragam bahasa yang menyangkut ragam tullisan dan lisan. Salah satu
diantara keempat ragam bahasa itu adalah ragam fungsional. Yang dimaksud dengan
ragam fungsional atau ragam professional adalah ragam bahasa yang dihubungkan
dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Dalam penggunaannya, bahasa ragam fungsional dihubungkan dengan
tingkatkeresmian, sehingga dalam kenyataannya antara lain menjelma sebagai
bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan
(ilmu sosial, ilmu alam, ilmu pendidikan, ilmu budaya, ilmu ekonomi, ilmu
hukum, ilmu olahraga, ilmu teknik, dan lain-lain).
Seperti halnya dengan ragamp-ragam bahasa
yang lain, ragam bahasa fungsionakk dapat dikelompokkan menjadi ragam bahasa
lisan dan ragam bahasa tulisan. Pada dasarnya kedua ragam itu terdiri atas
ragam baku dan ragam tidak baku. Ragama baku menurut Halim (1981:4) adalah
ragam yang dilembagakan dand iakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.
Menurut Badudu (1992:42), bahasa ragam
baku atau standar ialah salah satu di antara beberapa dialek suatu bahasa yang
dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam semuakeperluan
resmi. Sehubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia, ragam baku merupakan
hasil pembakuan resmi yang norma dan kaidahnya dinyatakan secara tertulis dalam
bentuk pedoman, misalnya: (1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, (2) Pedoman Pembentukan Istilah, (3) Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (4) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan (5) Glosarium
(Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan lain-lain).
Kaitannya dengan ragam bahasa lisan dan
tulisan bahasa Indonesia, tidak jarang diduga orang bahwa keduanya memiliki
kaidah yang sepenuhnya sama, padahal dalam kenyataannya tidaklah demikian.
Ragam bahasa lisan terikat oleh`````````````````````````````````
ruang dan waktu, sehingga dalam penggunaannya dengan pertimbangan ciri-ciri non
lingusitiknya, kelengkapan ciri-ciri linguistiknya tidak dituntut sepenuhnya.
Lain halnya dengan ragam bahasa tulis, ragam bahasa tulis baku tidak terikat
ruang dan waktu, sehingga dalam penggunaannya kelengkapan ciri-ciri
lingusitiknya dituntut sepenuhnya.
Ciri-ciri lingusitik yang dituntut itu
dalam bidang fonologi ragam lisan, misalnya, adanya variasi penggunaan fonem
seperti pada kata-kata berikut:
Fihak
= pihak
Ujud
= wujud
Faham
= paham
Fikir
= pikir
Dalam ragam bahasa tulis, tampak dalam
ejaannya, yaitu penggunaan huruf yang tetap tetapi mencerminkan variasi fonem,
sehingga ejaan yang baku adalah pihak, wujud, paham, pikir.
Penggunaan ragam bahasa
ilmiah
Penggunaan bahasa dalamb idang ilmu
pengetahuan mempunyai sifat pemakaian yang khas, yang spesifik, sehingga dapat
dikatakan bahwa bahasa dalam bidang ilmu
pengetahuan mempunyai ragam bahasa tersendiri yang berbeda dengan ragam-ragam
bahasa yang lain. Sifat-sifat tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah, dan
ada yang khusus berhubungan dengan pemakaian kosa kata, istilah, serta
bentuk-bentuk gramatika.
Sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat
umum berhubungan dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk menyampaikan informasi
ilmiah pada peristiwa komunikasi yang terjadi antara penulis dan pembaca.
Informasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang jelas, benar, efektif,
sesuai, bebas dari sifat samar-samar, dan tidak bersifat taksa (ambigu). Hal
ini penting sekali diperhatikan oleh penulis agar informasi ilmiah yang
disampaikan dapat dipahamu secara jelas, objektif, dan logis, sehingga dapat
tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan pandangan terhadap konsep-konsep
keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan pembicara.
Informasi dan konsep-konsep ilmiah yang
disampaikan dalam bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, laporan penelitian (studi),
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi adalah bersifat formal. Oleh karena itu,
ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa baku
(standar).
Bahasa dalam percakapan sehari-sehari
serta percakapan lisann tidak tepat apabila digunakan untuk menyampaikan
informasi dan konsep-konsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa ragam
sastra (puisi, prosa dan drama) disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menimbulkan berbagai efek emosional, imajinatif, estetik, dan artistic, yang
dapat membangkitkan rasa haru baik bagi penulis maupun pembaca. Bahasa yang
bersifat ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan yang timbul, seperti
yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam sastra (Oka, 1971:14).
Sifat ragam bahasa ilmiah yang khusus/
spesifik tampak pada pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-bentuk gramatika
terutama dalam tataran sintaksis. Kata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah
bersifat denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang
paling sesuai dengan konsep kelimuan tersebut atau fakta yang disampaikan.
Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa ragam ilmiah bersifat
logis. Hubungan antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat tunggal atau
hubungan antara klausa-klausa dalam kalimat majemuk (kompleks) mengikuti
pola-pola bentuk hubungan logis.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali
Syahbana, S. Takdir.1957. Dari Perjuangan
dan Pertumbuhan Bahasa
Indonesia. Djakarta: PT. Pustaka.
Alwi,
Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Chaer,
Abdul. Leoni.2010. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dewi,
Ponco.2013. Korespondensi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi
A
Subantari R, Amas Suryadi, K. Zainal Muttaqin.1998. Bahasa Indonesia dan
Penyusunan
Karangan Ilmiah. Bandung, IAIN
Sunan Giri Djati.
Effendi,
S.1995. Panduan Berbahasa Indonesia
dengan Baik dan Benar. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Sabariyanto,
Dirgo. 1999. Kelebihan dan Ketidakbakuan
Kalimat dalam Bahasa
Indonesia, Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Samsuri.
1991. Analisis Kesalahan Berbahasa.
Jakarta: Erlangga
WEBSITE:
Aditaryo.
2010. Ragam bahasa, Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah. http://carauntukbangkit.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2013
Dirgantara
Wicaksono. 2013, Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah, http://dirgantarawicaksono.blogspot.com/2013/01/bahasa-sebagai-sarana-komunikasi-ilmiah.html
. Diakses pada tanggal 8 Januari 2014
bisa minta contoh ragam bahasa di bidang bisnis dan sastra gak
BalasHapus