Fatamorgana Cantikmu


jhon miduk

Disudut itu, aku melirik sejenak. Tapi kamu tidak seakan tidak peduli dengan lirikanku. Lagi, aku melirikmu lagi, tapi kamu cuek begitu saja. Sedang apa sih? Kok aku dicuekin begini?

Aku tunggu hingga kamu melihat padaku. Bosan, aku sebenarnya ingin menyapa saja daripada terus menunggu disini tidak jelas. Sedangkan kamu disitu terlalu sibuk dan kaku dengan laptop merah kamu.

Dibalik kacamatamu, kamu mencoba mengintip aku yang sepertinya kamu sadari jika aku memperhatikan kamu dari tadi. Untaian rambutmu sungguh membuat aku tertarik karena menunjukkan pesan feminim yang tak terlalu perempuan. Warna kulitmu yang menarik, putih seakan mampu mendinginkan tangan yang sedang hangat ini.

Tapi, kok kamu terlalu cepat ada disini? Terakhir aku ada disini, aku sempat mengingat kamu ada disini juga. Eh ah ih, apa karena kamu suka tempat ini kali ya?  Setau aku tempat ini memang enak untuk anak-anak yang suka membaca, mengerjakan literasi yang tak kunjung selesai, dan menjauhkan diri dari kejaran tanggungjawab.

Aisssh, kamu belum juga serius melihat aku. Lihatlah aku sejenak disini, yang memakai kemeja hitam ini sambal berusaha mencatatkan deskripsimu lewat keyboard laptop ini. Kamu tersenyum, astanga cantiknya, tapi mengapa secepat itu?  Mau lagi dong

Kamu menyandarkan punggung ke sandaran kursi, seandainya sandaran kursi itu bisa kugantikan dengan punggungku, sesegera detik ini juga kuberikan sekarang, mungkin lebih empuk buat kamu.

Tak maukah kamu mengintip mukaku yang sedang memperhatikan kamu dari tadi, neng? Hummm, oke deh aku tunggu.

Kok tiba-tiba kamu cemberut gitu? Apa aku salah melihat kamu? Atau ada yang salah dengan kerjaan kamu?  Neng, aku bertanya kepadamu,  iya sama kamu,…….!

Bukalah kacamatamu sebentar, barangkali aku yang sedang menunggu ini menjadi sumber jawaban dahaga bagimu. Barangkali aku bisa membawakan kamu menyelesaikan literasi yang menumpuk disamping kamu. Atau mungkin aku bisa memberikan obat buat kamu saat ini.

Hmmmm, cantikmu menjadi pesona bagi jantan yang sedang berkeliaran disini. Mereka juga punya kerjaan yang sama, tapi sepertinya mereka melakukan dan melirik hal yang sama kepadamu.

Aku ingin meraihmu sekarang juga agar aku punya kebanggan dari mereka-mereka yang duduk disini. Tapi, bisa ga ya? Atau aku justru ingin menambah beban referensimu disebelah kiri lagi? Sudaah, cukup,… kamu mungkin masih terlalu nyaman dengan mesin bergambarmu itu.

Ku tau, ini hanya fatamorgana.


Jhon Miduk Sitorus, Penulis, Blogger, dan seorang mahasiswa yang senang menulis dan mencuri-curi ilmu jurnalistik diberbagai media.


@Jhon Miduk

0 Response to "Fatamorgana Cantikmu"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)