Pendidikan Terbaik adalah Lingkungan Keluarga

            Saya masih ingat ketika saya berada di kampung tentang bagaimana lingkungan itu begitu berpengaruh bagi hidup seseorang, terutama pada anak-anak dan remaja. Bagaimana cara mereka bermain, belajar, berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam, dan bagaimana menghadapi suatu masalah, itu berada dalam ruang lingkup lingkungan yang kita tempati. Beberapa pendapat ahli bahkan menyatakan bahwa lingkungan merupakan pendidikan  primer bagi seorang anak terutama lingkungan keluarga sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sartain (ahli Psikologi Amerika). Lingkungan tersebut meliputi keluarga, kelompok bermain, tempat tinggal dan keluarga.

Lingkungan mengajari seorang individu secara bertahap dan memiliki proses yang panjang bahkan individu tersebut tidak akan menyadari tahapan yang sedang berjalan, memulai dari mana dan sedang melakukan proses yang mana. Semuanya terjadi begitu natural dan berjalan dengan sendirinya. Baru pada suatu saat, individu tersebut menyadari, “oh saya telah sampai disini!” atau “oh begini rupanya ya?” sehingga menimbulkan kesan yang mendalam bagi dirinya sendiri. Hampir semua orang yang telah melalui suatu tahapan menyesali apa yang telah dilakukannya di masa lalu, individu itu ingin kembali kemasa lalu dan ingin melakukan yang terbaik. Tetapi bagi mereka yang menganggap masa lalunya begitu cemerlang dan banyak berkarya, mereka lebih mengembangkan bakat dan kemampuan yang telah dimiliki karena telah mengenali potensinya sejak dari dulu. Bahkan dalam beberapa kesempatan ketika saya sedang berada disekolah, terlalu banyak murid-murid yang bermasalah atau melanggar perintah dan melakukan yang tidak seharusnya sebagai seorang siswa yang “katanya” terdidik.
Dari kasus diatas, timbul sebuah pertanyaan, mengapa terjadi demikian? Apa sebenarnya yang kurang dan apa sebenarnya yang salah?  Jika kita mencari kesalahan dan kekurangannya kebelakang, tentu terlalu banyak masalah yang telah kita lakukan sehingga kita tidak bisa berdiri tegak seperti apa yang telah kita impikan dimasa kecil. Apa memang karena kemiskinan mereka seperti itu?  Oh tidak, ekonomi bukan latar belakang seorang anak menjadi berbuat demikian, status sosial juga bukan sebagai faktor pendorong anak untuk menjadi lebih baik, atau jaminan keamanan juga bukan menjadi faktor penyebanya. Seperti pendapat Sartain, Lingkunganlah yang berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku mereka masing-masing dalam bertindak dan berperilaku. Apa yang pertama mereka lihat (tentu berada dilingkungannya) sudah barang tentu itu yang akan menjadi tiruannya dan menjadi memori pertama yang membangun karakter dan sikap mereka.
Lingkungan yang baik akan mendukung perkembangan perilaku dan pola pikir seorang dalam mengembangkan apa yang menjadi masa depannya. Lingkungan yang baik itu terdiri dari tempak (lingkungan fisik), kebudayaan (lingkungan budaya dan sosial) serta keluarga. Awal dari perkembangan perilaku dan moral seorang anak adalah lingkungan keluarganya karena dari sinilah anak tersebut berasal dari diajarkan secara fisik dan psikis. Pendidikan fisik meliputi bagaimana cara makan, berjalan, mengambi barang dan lain-lain sedangkan pendidikan psikis  meliputi berkomunikasi, cara menyapa orang lain, cara menghormati orang lain, serta pelajaran moral dan nilai-nilai kebajikan yang ditanam pada diri sanga anak. 
Zaman sekarang ini beragam karakter dan perilaku yang kita temukan yang melebihi batas kewajaran sebagai seorang anak. Sudah menjadi hal lazim jika anda menemukan anak SD sudah merokok tanpa memiliki rasa malu, mengucapkan kata-kata yang tidak sewajarnya, tidak hormat kepada orang tua dan lain-lain. Mereka bahkan terbiasa dengan hal yang demikian di tempat dimana mereka tinggal dan tidur, yaitu rumah mereka sendiri, tempat mereka berkumpul dengan keluarganya. Banyak keluarga yang tidak memperhatikan perilaku anaknya atau bahkan membiarkan mereka bermain begitu saja hingga larut malam, apalagi pengaruh kecanggihan teknologi zaman sekarang semakin membuat anak kecanduan dan tidak terelakkan lagi dalam berbuat hal-hal yang negatif.
Tindakan mereka mungkin wajar karena mereka kurang mendapat perhatian dari orang tua dan lingkungan sekitar yang mendukung untuk melakukan hal-hal yang berbau negatif. Kesibukan orang tua, formalitas yang dituntut oleh masyarakat, rasa ego masing-masing individu membuat anak tersebut nyaman dengan kondisi dan perilaku yang telah dilakukan dan tidak ingin berpindah dari zona nyaman tersebut. Keadaan ini membuat orang tua yang ingin anaknya berubah menjadi pasrah dan bahkan tidak menyesali perbuatan anaknya, seakan-akan mereka bangga bisa memiliki anak dengan tindakan yang tidak sewajarnya. Memang, semua orang tua pasti ingin anaknya ingin menjadi anak baik. Banyak orang tua yang angkat tangan dalam menghadapi perilaku anak-anaknya, mereka tidak memikirkan efek atau dampak dari hal yang demikian.

Kesadaran dini dan perlunya keseriusan dalam membangun moral dan karakter anak harus diupayakan lebih serius agar menghasilkan anak yang memiliki moral dan karakter yang baik pula. Sangat disayangkan jika mereka yang sebenarnya memiliki suatu potensi luar biasa dalam suatu bidang menjadi terhanyutkan karena pengaruh lingkungan yang luar biasa berpengaruh. Orang tua perlu memberikan waktu lebih kepada anak-anaknya dengan berisi nasehat-nasehat dan pengalaman masa lalu yang cemerlang agar bisa menjadi inspirasi bagi anak-anaknya. Ingatlah, mereka memerlukan sosok orang tua disaat kapanpun dan dimanapun anak itu berada. Mereka pasti berbangga kepada orang tuanya jika orang tuanya mengajarkannya dengan benar dan bisa membangun akhlak dan pikiran mereka masing-masing. Orang sukses lahir dari keluarga yang mampu memberikan jalan terang bagi anak-anaknya. 

0 Response to "Pendidikan Terbaik adalah Lingkungan Keluarga"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)