Ice Breaking
Istilah Ice Breaking sering muncul
dalam forum, acara, dan pelatihan institusi, perusahaan dan lembaga. Namun,
sangat jarang sekali untuk digunakan di dalam ruangan kelas. Padalah, kelas
adalah tempat untuk melatih siswa agar mudah menerima informasi materi dari
guru. Dalam hal ini, Ice Breaking berfungsi
untuk pemantapan konsep dan mengkondisikan kembali ke dalam situasi yang baru.
Jadi, Ice breaking sangat bermanfaat bagi siswa karena pikiran yang tadi jenuh
menjadi terbuka kembali.
Suatu
ketika, setelah 20 menit proses belajar berlangsung, saya melihat kondisi siswa
yang sangat lelah, karena materi yang saya ajarkan adalah matematika dengan
topic “aljabar”. Kemudian saya langsung menghentikan proses belajar.
Saya
suruh mereka berdiri “ayo berdiri, bentuk barikan unik dalam 20 detik, urutkan
mulai baris terdepan sesuai dengan nama Alfabet ayah masing-masing, ingat ya,
hanya 20 detik tidak lebih!” saya menghitung “satu, dua, tiga,….!” Teriak saya
dengan kencang.
Dalam
seketika kelas riuh dengan suara setiap siswa yang menanyakan nama ayah
masing-masing kepada seluruh sisiwa. Lalu saya mengecek ketepatakn susunan
barisan. Ternyata semuanya terdiri pada urutan yang tepat, akhirnya, semua
siswa bertepuk tangah riuh meriah dan kembali kebangku masing-masing. Saya
kemudia melanjutkan proses belajar-mengajar. Tampaknya, mereka lebih semangat.
Ice breaking sangat ampuh dan tepat
untuk membuah siswa kembali ke zona Alfa (zona awal yang masih semangat). Meski
demikian, guru harus hati-hati dalam memilih Ice Breaking yang tepat. Jangan
sampai Ice Breaking menghabiskan waktu jam pelajaran. Harus dibedakan Ice
Breaking yang digunakan untuk Training, Outbond dengan Ice Breaking di dalam
kelas. Guru dalam hal ini ditantang untuk melakukan pemilihan Ice Breaking yang
tepat.
Adapun syarat-syarat Ice Breaking
yang baik adalah :
·
Ice Breaking dilakukan dalam waktu yang
singkat, makin singkat lebih baik
·
Ice Breaking diikuti oleh seluruh siswa,
hindari Ice Breaking yang meliputi beberapa siswa saja
·
Guru dapat menjelaskan secara singkat
Teaching-Point atau maksud Ice Breaking dalam waktu yang tidak lama.
·
Apabila target sudah terpenuhi (siswa
tidak tegang, siswa sudah senang) artinya siswa sudah siap untuk kembali
menerima pelajaran.
Ice Breaking dengan Musik
Musik
merupakan media yang sangat efektif dalam mengembalikan gelombang otak untuk
kembali ke zona Alfa. Banyak penelitian yang menyatakan pengaruh musik dan
kekuatan otak. Berikut beberapa pendapat ahli mengenai hubungan musik dan otak:
*
Musik dapat meningkatkan Serotonim dalam
Otak
Menurut Manfred Clynes, Ph.D., dalam bukunya
berjudul Music, Mind, and Brai menyatakan bahwa musik memiliki efek terhadap
otak. Irama musik memiliki pengaruh untuk meningkatkan produksi erotonin dalam
otak. Serotonin adalah sebuah neuro-transmitter (pemancar sel saraf) yang
berperan penting dalam menyalurkan getaran-getaran saraf dan membantu
memunculkan perasaan gembira. Saat otak menghasilkan serotonin, ketegangan akan
menurut. Serotonin dilepaskan otak melalui kejutan positif. Contohnya : jika
kita melihat gambar yang indah, mendengar alunan melodi flute yang indah, atau
menikmati makanan yang lezat, otak akan meningkatkan sejumlah serotonin yang
meningkatkan perasaan senang. Jadi kita akan terbawa kedalam sebuah situasi
seperti apa yang sedang ada dalam imajinasi sesuai dengan lirik lagu, intonasi,
musik, dan lain-lain.
*
Musik dapat mengaktifkan Holistic-Brain (duet otak kiri dan
kanan)
Menurut Siegel (1999), seorang peneliti dan ahli
perkembangan otak, musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kakan
otak (belahan otak kanan), walaupun dapat berpengaruh ke Hemisfer sebelah kiri
(belahan otak kiri) karena adanya cross-over
dari kanan ke kiri dan sebaliknya
yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal (serabut sel saraf) di otak.
Adapun efek dari suasana, perasaan, dan emosi, baik
persepsi, ekspresi maupun kesadaran pengalaman emosional, secara Predomminan
diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer otak kanan memainkan
peranan yang besar dalam proses perkembangann emosi, yang sangat penting bagi
perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut
merasakan perasaan orang lain atau menghayati pengalaman kehidupan dengan
Perasaan adalah fungsi otak kanan, sedangkan kemampuan mengerti perasaan orang
lain atau mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan
seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain
merupakan percampuran (blending) antara
otak kanan dengan otak kiri
*
Musik dapat meningkatkan kemampuan
Kognitif anak
Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran
untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental, seperti mengingat,
membuat symbol, membuat kategori, memecahkan masalah, menciptakan, dan
melakukan fantasi (imajinasi). Margot J. taylor, seorang spesialis neuro-sains
dan pencitraan otak dari Hospital for Sick Children di Toronto, melakukan
penelitian yang menunjukkan bahwa latihan
music dapay memfasilitasi pengembangan system auditori dan meningktaktak
pengolahan auditori pada anak, sebagaimana hal tersebut berkorelasi postitif
dengan prestasi non-musik. Penemuan ini menyatakan bahwa latihan musik dapat
memberikan peningkatan pada pengolahan Kognitif.
Daryono Sutoyom Guru besar Biologi
UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang konribusi music saat melakukan
stimulasi otak. Lebih jauh, dia mengatakan bahwa pendidikan kesenian penting
diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) agar peserta didik sejak dini
memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kanan dan belahan otak
kiri. Apabila mampu menggunakan fungsi kedua belah otak secara seimbang, mereka
akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas,
kreatif, jujur, dan tajam perasaannya. Implementasi dari penelitian tersebut
adalah pendidikan kesenian sewaktu SD mempengaruhi keberhasilan studi pada
pendidikan berikutnya, yaitu SMP. Begitu juga dengan pendidikan kesenian di SMP
akan mempegaruhi keberhasilan studi pada masa SMA. Dan kesenian di SMA, mau
tidak mau menjadi factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang baik.
Menurut Gallahue (1998), kemampuan
visual, auditif, dan sentuhan makin dioptimalkan melalui stimulai dengan cara
memperdengarkan music klasik. Ritme, melodi, dan harmoni dari music klasik
dapat memberikan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Anak akan
mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak, dan urutan (rangkaian) yang
merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir,
matematika, dan penyelesaian masalah.
Hasil penelitian Herry Chunagi
(1996) dan Siegel (1999), yang didasarkan atas Teori Neuron (sel konduktor pada
system saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit (rangkaian arus
listrik) jika ada rangsangan music, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, dan
suara. Ini akan mengakibatkan neuron yang terpisah menjadi bertautan dan
mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan music yang
diberikan, jalinan antar neuron akan semakin kompleks. Itulah sebenarnya dasar
adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, music, dan emosi pada anak.
Gordon Shaw (1996) mengatakan bahwa
kecakapan dalam bidang matematika, logika, bahasa, music, dan emosi bisa
dilatih sejak anak-anak melalui music. Saat melakukan penelitian, dia membagi
kelompok menjadi dua kelas, yaitu kelas control dan kelas eksperimen. Pada
keduanya dilakukan pendidikan music sehingga menjadi sirkuit pengatur kemampuan
matematika makin menguat. Music berhasil merangsang pola piker dan menjadi
jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks.
Penelitian Shaw didukung oleh Martin
Gardiner (1996) dan Daniel Goelman (1995) yang mengatakan bahwa seni dan music
dapat membuat para siswa lebih pintar, sedangkan music itu sendiri dapat
membantu otak untuk focus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan
logis antara music dan matematika karena keduanya menyangkut skala naik turun,
yaitu ketukan dalam music dan angka dalam matematika.
Musik sebagai bagian dari cara untuk
masuk ke zona alfa dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Musik
pada saat siswa masuk kelas, seperti
:
v Sonata for two Pianos in D,
dari Wolfgang Amadeus Mozart
v Paganini for Two, dari
Nikola Paganini (Performers :shaham and Sollscher)
v The Universal (The Great Escape) ,
dari Blur
2. Musik
pada saat proses Belajar mengajar
berlangsung ada tiga jenis :
v Musik
pada saat guru melakukan Presentasi :
F Canon
In D, dari Johan Pachelbel
F Adagio
In G Minor, dari Tomaso Albioni
F Symphony
ni. 38, dari Wolfgang Amadeus Mozart
F Overtime
(Guaranteed), dari Mark King and group
v Musik
pada saat siswa melakukan aktivitas, seperti :
F Mediterrano
(The Seventh Heaven), oleh GOVI
F Rising
The Love (The Seventh Heaven), oleh GOVI
F Walking
on Clouds (The Seventh Heaven), oleh GOVI
v Musik
pada saat siswa melakukan relaksasi, seperti :
F Nocturne
in E Flat Major, dari Frederic Chopin
F Pachelbel’s
Canon in D, dari Motion Picture
F Symphony
No.6 dari Ludwing Van Beethoven
F The
Four Seasons, dari Antonio Vivaldi
F Water
Music, dari George Friedrich Handel
3. Musik
pada saat proses Belajar Mengajar
Selesai, Seperti :
v We
are The Champions, dari Queen
v Theme
Tune To The Lion King
v Celebration,
dari Fun Factory
Sebenarnya,
semuanya tergantung pada guru dan kondisi. Guru harus lebih kratif mempelajari
dan mengumpulkan lagu-lagu yang memiliki ritme dan sesuai dengan waktu yang
tepat dalam pembelajaran.
Brain Gym
Otak kita terdiri dari dua belahan,
yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Faktanya, 85% irang di dunia ini
ternyata hidup dengan mengandalkan otak kiri saja. Sebagian dari sisanya
menggunakan kombinasi keduanya dan sebagian lagi memakai otak kanan. Itulah
kesimpulan beberapa penelitian mengenai otak.
Dari segi fungsi, otak yang terdiri
dari belahan kiri dan kanan seolah memiliki tiga dimensi yang saling
berhubungan. Dengan mengoptimalkan penggunaan seluruh bagian ini, kita pun akan
memperoleh fungsi otak secara optimal. Saying, tak semua orang mampu
melakukannya. Salah satu cara mengoptimalkan penggunaan semua dimensi otak
adalah dengan melakukan senam otak.
Senam otak atau brain Gym adalah
serangkaian latihan yang berbasis gerakan tubuh yang sederhana. Gerakan ini
dibuat untuk merangsang otak kiri dan otak kanan, meringankan dan merelaksasi
bagian belakang dan bagian depan otak, serta merangsang system yang terkait
dengan perasaan dan emosional, yakni
otak tengah serta otak besar (dimensi Pemusatan).
Paul E. Denisson, Ph.D., dari
Educational Kinesology, Amerika Serikat, adalah orang yang pertama kali mengenalkan
metode terapi Brain Gym pada tahun 1990-an. Meski sederhana, brain Gym mampu
memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan,
tantangan, dan tututan hidup sehari-hari.
Pada mulanya, senam otak
dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan, seperti hiperaktif, kerusakan
otak, sulit berkonsentrasi, dan depresi. Namun, dalam perkembangannya, setiap
orang bisa memanfaatkan brai gym untuk beragam kegunaan, terutama membuat
gelombang otak menjadi alfa. Saat ini, hampir di semua sekolah terbaik di
dunia, brain gym sangat digemari oleh semua kalangan. Banyak siswa dan guru
yang merasa terbantu melepaskan stress, menjernihkan pikiran, dan meningkatkan
daya ingat.
Berikut beberapa penjelasan dan
contoh dari Brain Gym yang sederhana dan cocok untuk dilakukan pada semua
kalangan :
a. Gerakan
Sakelar Otak
Sakelar otak merupakan jaringan lunak dibawah tulang
selangka (clavicula)- tulang yang
membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada tubuh; terdiri atas clavicula
kiri dan kanan. Bagian punggung tempat tepat terletak sakelar otak tersebut
dipijak selama 20-30 detik dengan satu tangan, sementara tangan lainnya
memegang dan memijat sebelah kanan atau kiri pusar. Gerakan ini bertujuan untuk
mengoptimalkan pengiriman pesan dari otak kiri ke otak kanan atau sebaliknya,
meningkatkan penerimaan osigen, dan menstimulasi aliran darah agar lebih lancer
mengalir ke otak. Kegunaan gerakan ini adalah mengoptimalkan keterampilan
motoric halus, memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan energy, mengurangi stress
visual, dan relaksasi tengkuk serta bahu.
b. Gerakan
Silang
Gerakan ini mengaktifkan hubungan kedua sisi otak
dan merupakan gerakan pernapasa untuk semua keterampilan yang memerlukan
penyeberangan garis tengah bagian Lateral (sisi) tubuh. Gerakan ini dilakukan
dengan cara mengaktifkan atau menggerakkan bola mata kekiri dan kekanan atau
sebaliknya, agar meningkatkan harmonisasi penglihatan (binocular). Manfaat
gerakan ini adalah mengoptimalkan pekerjaan menulis, mendengar, membaca, dan memahami,
meningkatkan stamina, memperbaiki pernapasan, pendengaran, dan penglihatan.
c. Tombol
Bumi
Ujung salah satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung
jari tangan lainnya di pinggir atas tulang kemaluan (15 cm dibawah pusar).
Keduanya lalu disentuh selama 30 detik atau 4-6 kali tarikan nafas penuh.
Gerakan ini meningkatkan koordinasi dan konsentrasi, mengurangi kelelahan
mental, mengoptimalkan jenis pekerjaan seperti organisasi, perancangan seni,
atau pembukuan.
d. Tombol
Imbang
Gerakan ini akan mengembalikan tiga dimensi
keseimbangan tubuh (kiri-kanan, atas-bawah, dan depan belakang). Tekan tombol
imbang 4-5 cm ke kiri dan ke kanan dari garis tengah (lekukan) di batas rambut
antara tengkorak dan tengkuk diatas tulang belakang, sementara tangan satunya
menyentuh pusar selama 30 detik.
Gerakan ini dapat meningkatkan konsentrasi,
memudahkan pengambilan keputusan, pemikiran asosiatif, kepekaan indrawi untuk
keseimbangan, menjernihkan pikiran, dan menjaga badan tetap relaks. Gerakan ini
juga berguna untuk memudahkan memahami konsep yang tersirat (saat membaca),
mengkritik, mengurangi mabuk perjalanan dan tekanan di kuping karena perubahan
ketinggian, serta mengoptimalkan pekerjaan menulis laporan, memakai telepon
atau computer.
e. Kait
Relaksasi
Gerakan ini untuk meningkatkan koordinasi motorik
halus dan pemikiran logis, serta pemusatan emosional. Dalam kondisi duduk,
tumpangkan kaki kiri anda diatas kaki kanan dan tangan kiri anda diatas tangan
kanan dengan posisi jempol kebawah. Jemari kedua tangan saling menggengam,
kemudian tarik tangan kea rah pusar dan terus kedepan dada. Pejamkan mata dan
saat menarik nafas, lidah ditempelkan ke langit-langit mulut dan lepaskan saat
menghembuskan nafas. Berikutnya, buka silangan kaki dan ujung-ujung jari tangan
sambil bersentuhan secara halus di dada atau dipangkuan, sambil mengambil nafas
dalam satu menit lagi. Manfaat gerakan ini adalah mampu untuk mendengar secara
aktif, berbicara lugas, menghadapi tes dan bekerja dengan papan ketik juga
mengendalikan diri dan keseimbangan.
WARMER
Warmer atau pemanasan adalah
mengulang materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru. Basainya warmer baik
dilakukan pada pertemuan kedua sebuah materi. Selain warmer, juga sering
digunakan istilah review, feedback, dan tijau ulang. Pengulangan atau reharseal
adalah aktivitas yang membuat informasi yang masuk kedalam jangka panjang.
Warmer pada apersepsi ini dapat
berupa : games pertanyaan dan penialaian diri.
| Games
pertanyaan
Games pertanyaan adalah pengulangan kembali materi
yang lalu dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa melalui permainan yang
menyenangkan. Games pertanyaan in harus berbeda dengan tes. Sekali lagi, tujuan
warmer adalah agar siswa mengeluarkan kembali memori pelajaran sebelumnya yang
telah dipelajari. Memori pelajaran yang sudah terbentu ini sangat penting
sebagai pengalaman belajar yang membekali siswa untuk siap menerima materi
berikutnya. Ibarat pendakit, warmer adalah air minum yang harus diminum agar
tenaga pendaki cukup dan berhasil mendaki k epos berikutnya. Pengalaman belajar
tersebut sangat membantu siswa untuk masuk kedalam zona alfa.
Games pertanyaan dapat berupa :pertanyaan berantai,
mencocokkan pertanyaan dengan jawaban, atau berbaur (mingling/mingle) .
Untuk pertanyaan berantai, siswa saling bertanya
atas topic yang ingin diketahui oleh teman-temannya yang lain, prosedurnya
adalah sebagai berikut :
Ø Pada
akhir sebuah pertemuan, mintalah siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan yang
ingin ditanyakan, hal yang belum dipahami
Ø Pada
pertemuan berikutnya, tiap siswa sudah menuliskan pertanyaanya pada selembar
kertas
Ø Guru
meminta seorang siswa untuk membacakan pertanyaanya dan menunjuk salah seorang
temannya untuk menjawab. Jika temannya tidak bisa menjawab, diberikan
kesempatak kepada siswa yang lain. jika semua siswa belum bisa menjawabnya,
gurulah yang harus memberikan jawabannya.
Ø Demikian
seterusnya. Pertanyaan siswa lain yang dianggap sama dengan pertanyaan
sebelumnya tidak perlu ditanyakan kembali.
Untuk mecocokkan pertanyaan dengan jawaban, guru
meminta siswa untuk mencocokkan beberapa pertanyaan dan beberapa jawaban yang
ditempel di papan tulis atau di dinding kelas. Pertanyaan dan jawaban dapat
dibuat oleh guru atau dibuat oleh siswa sebelumnya. Prosedurnya adalah sebagai
berikut :
Guru membuat beberapa pertanyaan dan
jawabannya pada selembar atau sobekan kertas
Lembar berisi pertanyaan ditempel di
tempat tertentu, misalnya di dalam kelas, sedangkan lembar berisi jawabannya
ditempel diluar kelas. Usahakan ada jarak antara tempat pertanyaan dan jawaban.
Ini untuk membuat siswa bergerak
Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok,
jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah pertanyaan.
Mintalah siswa untuk mengambil lembar
pertanyaan. Setelah siswa mengerjakannya, segera perintahkan untuk mengambil
jawabannya untuk berada diluar kelas
Usahakaan jumlah jawaban lebih banyak
daripada jumlah pertanyaanya. Ini memaksa siswa berpikir untuk mencocokkan
jawabannya dengan jawaban yang ditempel oleh guru.
Untuk aktivitas berbaur (mingling) sebagai warmer
adalah siswa diberikan kesempatan untuk menjawab sebuah atau beberapa
pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru. Hanya saja, yang bertanya adalah
siswa juga. Artinya, setiap siswa akan mendapay kesempatan bertanya dan menjawab.
Prosedur aktivitasnya adalah sebagai berikut :
v Guru
menyiapkan sejumlah pertanyaan di atas selembar kertas, lalu membagikan kepada
siswa
v Setiap
siswa harus mengajukan pertanyaan kepada temannya, juga harus menjawab
perntanyaan siswa lainnya, inilah yang khas dalam berbaur (mingling).
v Guru
meminta semua siswa saling bertanya dalam rentang waktu yang ditentukan
v Begitu
seterusnya, sampai waktu habis dan sampai semua pertanyaan terjawab.
| Penilaian
diri
Dalam penilaian diri, siswa diminta menuliskan dalam
sebuah form yang sudah disediakan sampai dimana pemahamannya terhadap materi
yang sudah dia terima kemarin, apa saja yang belum dipahami, dan cara apa yang
harus dilakukan agar siswa tersebut paham.
Pre-teach
Pre-Teach adalah aktivitas yang
harus dilakuakn sebelum aktivitas inti pembelajaran. Biasanya, jika tidak
dilakukan pre-teach, proses belajar akan menjadi terganggu. Berikut contoh
Pre-teach :
ü Penjelasan
awal tentang tata cara menggunakan peralatan di laboratorium sains
ü Penjelasan
awal tentang alur diskusi, memilih moderator, notulen, jumlah kelompk, dan lama
waktu diskusi
ü Penejelasan
awal tentang prosedur yang harus dilakukan siswa ketika berkunjung kesebuah
tempat atau environment Learning
Contoh
Pre-teach :
“anak-anak, sebentar lagi kita akan
berangkat ke PDAM, tidak jauh dari sekolah ini. ingat, kita akan naik mobil
yang disediakan oleh PDAM dengan teratur. Setelah sampai, harap berkumpul
terlebih dahulu di aula, sambil menunggu siswa yang lain datang. Setelah
lengkap, barulah berpencar ke ruangan yang sudah ditentukan, sesuai dengan
kelompok yang sudah dibagi”.
Pre-Teach
tidak harus selalu ada dalam setiap kali pertemuan karena sangat bergantung
pada kebutuhan yang berkaitan dengan materi dan strategi pemebelajaran.
Scene Setting
Scene Setting adalah aktivitas yang
paling dekat dengan strategi pembelajaran. Salah satu model Scene Setting , seperti yang telah
dipaparkan oleh Bobbi Deporter dalam bukunya Quantum Teaching adalah
AMBAK, berarti apa manfaatnya bagiku. Scene
Setting adalah aktivitas yang dilakukan guru atau siswa untuk membangung
konsep awal pembelajaran.
Fungsi
Scene Setting
Fungsi
Scene Setting adalah sebagai berikut :
v Membangun
konsep pembelajaran yang akan diberikan
v Pemberian
pengalaman belajar sebelum masuk ke materi inti
v Sebagai
Pereduksi Instruksi
v Sebagai
Pembangkit minat siswa dan rasa penasaran terhadap pembelajaran.
Sumber
Ide Scene Setting
Membuat scene Setting adalah hal yang paling menantang bagi banyak guru.
Terkadang, berpikir dan berimajinasi untuk membuat scene setting memerlukan
waktu yang lama hingga berminggu-minggu. Beberapa sumber dalam scene Setting adalah
A. Keselamatan
hidup
·
Berkaitan dengan keselamatan hidup
seseorang atau makluk lain
·
Akan lebih berkesan apabila yang
terancam berada pada lingkaran terdekat diri siswa dan keluarganya
·
Contoh, bencana alam, penyakit,
kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain.
B. Kegunaan
atau manfaat
·
Aktivitas yang diajarkan berkaitan
dengan adanya manfaat yang akan didapat siswa pada saat aktivitas itu
dilakukan..
·
Manfaat tersebut akan lebih baik dapat
dirasakan langsung oleh siswa pada saat selesai melakukan aktivitas.
·
Contoh : kegunaan suatu alat atau
manfaat olahraga untuk tubuh, manfaat gerak badan untuk tubuh, dll
C. Sebab
akibat
·
Adanya akibat yang terjadi jika
aktivitas dikerjakan
·
Akibat yang terjadi bersifat “ekstrem”
dan menyentuh kepada batin siswa
·
Contoh, menceritakan akibat dan dampak
yang terjadi.
D. Penyampaian
informasi atau berita
·
Berkaitan dengan informasi yang terbaru.
·
Berita dapat dibacakan oleh guru
·
Contoh, membawakliping Koran, majalah,
atau berita dari internet
E. Cerita
imajinatif
·
Cerita khayalan yang menarik minat siswa
·
Dapat berupa film dan fiksi atau karang
sendiri
·
Lebih cocok untuk anak usia 2-10 tahun
F. Pertanyaan
·
Pembelajaran diawali dengan aktivitas
pertanyaan yang membawa mereka kearah materi pembelajaran.
·
Dapat dilakukan dengan pertanyaan
berantai, atau bervariasi sesuai dengan keinginan siswa dan guru
·
Jika pertanyaan berhasil dijawab, akan
diberikan penghargaan oleh guru
G. Film
·
Aktivitas pembelajaran diawali dengan
film, tetapi siswa tidak diberitahu judul dan maksud film tersebut.
·
Biasanya, guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok untuk memberikan komentar setelah film diputar
·
Jenis film disesuaikan dengan materi
belajar.
Pola
Scene Setting
v Bercerita
Pola yang paling mudah digunakan oleh
guru karena hanya mengandalkan kekuatan pikiran dan tidak perlu persiapan yang
banyak
v Visualisasi
Dengan menggunakan teaching aids yang terkait dengan materi belajar. Visualisasi
berfungsi untuk pemahaman materi yang akan masuk dalam memori jangka panjang
dan dapat melibatkan siswa.
v Simulasi
Aktivitas awal dengan melibatkan siswa
dalam sebuah simulasi kondisi yang terjadi sehari-sehari. Siswa diharapkan
dapat merasakan kaitan sebuah kondisi yang disimulasikan dan materi yang akan
diajarkan oleh guru.
v Pantonim
Pantonim berfungsi untuk membangkitkan
semangat siswa untuk mencari tahu maksud pelajaran tersebut. Pantonim bisa
dilakukan oleh siswa atas arahan guru dan siswa yang lain mengamati.
v Mendatangkan
Tokoh
Awal pembelajaran dengan mendatangkan
tokoh akan sangat menarik siswa untuk mengikuti kelanjutan pelajaran tersebut.
Kehadiran tokoh tersebut didalam kelas jangan terlalu lama, usahakan sebentar
saja.
Ketentuan
Scene Setting
¯ Dalam
melakukan desain Scene Setting, kita
harus memilih strategi terlebih dahulu dan membuat urutan prosedur aktivitas
dalam mengajar, barulah membuat scene setting tersebut. Jika kita membuat scene
setting terlebih dahulu, biasanya akan sulit menentukan sumber dan polanya
¯ Jika
Scene Setting diibaratkan sebagai
benang merah dan strategi sebagai benang biru, maka benang merah harus lebih
pendek daripada benang biru. Jangan sampai Scene Setting menghabiskan banyak
waktu.
¯ Akhir
Scene Setting harus berhubungan dengan strategi yang dipilih
oleh guru. Jika scene setting tidak berhubungan dengan strategi, biasanya
fungsi scenne setting menjadi tereduksi
¯ Mendesain
Scene Setting memang membutuhkann
Kreativitas Guru dan menuntut guru untuk banyak belajar.
Sumber
: Chatib Munif. Gurunya Manusia. Kaifa
Mizan Pustaka. Jakarta. 2011
0 Response to "Ice Breaking"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)