Jokowi “Pemimpin yang merakyat”


            Anda pernah melihat seorang gubernur turun ke got-got untuk mengecek langsung kinerja para bawahannya?. Anda pernah melihat walikota yang turun ke pasar-pasar, berdamai berjabat tangan dengan preman untuk merelokasi PKL? Anda pernah melihat Presiden terpilih ikut merayakan 17 Agustus-an dengan ikut bermain bola kaki dan main balap karung? Anda pernah melihat seorang pejabat Negara turun ke lumpur Lapindo untuk mendengarkan nasib rakyatnya? Ya jika anda belum pernah mendengarkan atau tidak tahu, dia Adalah Joko Widodo. Dia adalah pemimpin baru yang namanya baru mentereng dalam 3 tahun terakhir ini. namanya langsung melejit ketika awal pencalonan Gubernur DKI 2012 silam, ketika itu masih menjabat  sebagai Walikota Solo.

Usut punya usut, ternyata walikota yang kurus krempeng ini memiliki sejumlah keanehan yang tidak dimiliki oleh pemimpin lain. dia masuk dalam 3 besar daftar walikota terbaik dunia tahun 2011, rentetan gelar itu masih berlanjut hingga sekarang. Kota solo yang dulu berantakan, sekarang menjadi pusat batik dan pusat salah satu budaya adat jawa, sehingga dinamakan “the central of Java”. Jokowi hampir setiap hari blusukan kesana sini untuk melihat permasalahan yang ada. Hasilnya tidak main-main, bukan sekedar janji dan mimpi, setelah selasai blusukan, paling lambat 1 minggu kemudian, wilayah yang bermasalah sudah diperbaiki oleh pemerintahannya. Kalo hitung-hitungan, 20 kali lebih cepat dan gesit dari pemimpin biasa.
Metode “blusukan” yang sama juga digunakan di Jakarta, alhasil sejumlah pembangunan yang gantung akhirnya jadi dirampungkan seperti Proyek MRT, Normalisasi Waduk, kali, Revitalisasi pemukiman kumuh, dan lain-lain. semuanya sangat jelas terlihat dalam periode pemerintahannya. Sekarang Dia sudah menjadi Presiden terpilih untuk periode 2014-2019, tetapi rasa kesederhanaannya tetap masih membumi di tanah Indonesia ini. ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk. Terakhir, Jokowi lebih memilih merayakan 17 agustusan bersama rakyatnya di Waduk Pluit dengan ikut bermain balap karung dan bermain sepak bola daripada duduk-duduk bersama para petinggi Negara di Istana Negara. Dia lebih memilih berbaur dengan rakyat dihari proklamasi tersebut karena dia berasal dari kalangan “ekonomi miskin” juga dahulunya.
Berikut beberapa foto saking dekatnya jokowi dengan rakyatnya yang saya peroleh dari berbagai sumber :


jokowi ikut bermain sepak bola di waduk pluit untuk merayakan 17 agustus


Jokowi tidak segan-segan untuk ikut berlomba balap karung dengan warganya. lihat gambar, betapa senangnya masyarakat melihat pemimpin yang dekat dengan rakyatnya.


Turun ke got-got tidak menjadi masalah bagi Jokowi untuk menginstruksikan secara langsung arahannya kepada bawahnnya. efeknya begitu luar biasa, semua prosesnya bisa berjalan lebih cepat dari biasanya.

jokowi dielu-elukan oleh rakyatnya. semua rakyat ingin selalu dekat dengannya

makan dan lesehan apa adanya bersama warganya


ibu ini tampak tidak segan-segan untuk menggandeng tangan jokowi


Jokowi menyalami warga satu persatu, semuanya diladeni meski sudah kelihatan capek


tidak ada perbedaan golongan bagi Jokowi. semuanya disamakan atas dasar kemanusiaan


Jokowi menolak ajakan panitia agar dirinya duduk di VVIP. tetapi ajakan dan permohonan itu ditolak mentah-mentah. Jokowi lebih nyaman duduk bersama dengan rakyatnya di tribun penonto GBK.

para ibu-ibu tidak segan-segan untuk meminta foto bersama


ilustrasi spanduk di salah satu pinggiran jalan Jakarta tentang harga pakaian yang dikenakan oleh Jokowi


semua foto diatas adalah berdasarkan fakta bukan rekayasa. itulah sosok pemimpin Joko Widodo yang selalu dekat dengan rakyat. dari awal hingga sekarang masih tetap seperti Jokowi yang merakyat. semoga sikapnya tetap seperti itu hingga menjadi Presiden nantinya. Salam Indonesiaku.

0 Response to "Jokowi “Pemimpin yang merakyat”"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)