Masalah Palestina dan Berdirinya Negara Israel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Palestina
adalah suatu wilayah yang terletak diantara tepi sungai Yordan mencapai sebelah
selatan dari Laut Mati hingga muara Teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk
segitiga; bagian kepala menuju ke selatan dan ekornya ke utara. Pada bagian
kepala bertemu dengan ujung teluk Aqabah, sedangkan ekor memanjang dari laut
mati hingga Laut Tengah. Wilayah Palestina berada di ujung sebelah barat dari
Benua Asia. Kawasan ini bukan merupakan kawasan yang subur dengan hasil alam
yang melimpah. Kawasan ini menjadi penting bukan karena hasil kekayaan alamnya,
melainkan lebih karena kedudukannya yang strategis. Letak wilayah ini
menghubungkan tiga benua, yaitu Eropa, Afrika serta menghubungkan Laut Tengah
dengan Laut Merah. Palestina berbatasan langsung dengan Lebanon, Yordania, Arab
Saudi dan Mesir sehingga menghubungkan negara-negara Arab di kawasan benua Asia
dengn benua Afrika.
Berdirinya wilayah Israel di wilayah
Palestina tidak dicetuskan oleh suatu perjuangan antikolonial oleh rakyat untuk
membela tanah airnya dan berperang melawan penjajah asing. Sebaliknya
kemerdekaan Israel diperoleh dan di proklamasikan oleh komunitas pendatang,
bahkan proklamasi tersebut diawali dengan pengusiran dan pembersihan etnis yang
telah menempati palestina sejak zaman prasejarah. Keinginan bangsa Yahudi untuk
mendirikan Negara Israel di Palestina yang di klaim sebagai tanah leluhur
mereka dalam Al-
kitab disebutkan sebagai “tanah yang di janjikan”. Inilah latar
belakang munculnya konflik antara Israel dan Palestina, konflik ini telah
berlangsung lebih dari setengah abad yang melibatkan benyak negara Arab dan
negara Barat.
1.2
Pembatasan
masalah
Adapun yang
menjadi pembahasan pada makalah ini adalah tentang masalah Palestina dan
berdirinya negara Israel
1.3
Rumusan
masalah
Dari latar
belakang yang telah diuraikan diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
1.3.1
Bagaiman sejarah
Palestina?
1.3.2
Bagaimana proses
berdirinya negara Israel di tanah Palestina?
1.4
Tujuan
penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui masalah-masalah di Palestina
dan hingga berdirinya negara Israel di tanah Palestina. Kegunaan penulisan
makalah ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca yang
berminat dalam kajian masalah palestina dan berdirinya negara Israel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Palestina dan berdirinya negara Israel
Wilayah Palestina pada mulanya ditinggali
oleh beberapa bangsa, yaitu bangsa Ammonit dan Philistine. Lalu, sekitar tahun
1000 SM, Palestina ditaklukan oleh Raja Thalut dan Daud a.s. Daud a.s. dan
keturunannya, yang merupakan bangsa yahudi, akhirnya menjadi raja di sana dan
Palestina menjadi tanah air bangsa yahudi dari 1000 SM – 135 M. Palestina
sendiri sempat dikuasai oleh Kerajaan Persia, Babilonia, Mesir, dan
kerajaan-kerjaaan lain secara bergantian dalam rentang waktu tersebut.
a)
Wilayah Palestina Dikuasai
Kerajaan Romawi
Sekitar tahun 100 SM muncullah kekuatan Roma
dan pada tahun 63 SM, Roma, di bawah pemerintahan Raja Pompey, menaklukan
kerajaan yang menguasai Palestina. Tahun 66 M, timbul pemberontakan yang
dilakukan oleh bangsa Yahudi. Perang terjadi dan pemberontak kalah dan akhirnya
pada tahun 70 M, Jerussalem jatuh sepenuhnya ke tangan Roma.
Pada saat itu, biasanya Roma tidak melakukan
penekanan tetapi memperlakukan daerah jajahannya dengan lembut untuk
mempersatukan warga negeranya dengan bangsa jajahannya. Namun, di dalam kasus
bangsa Yahudi, cara ini tidaklah berhasil. Seringkali timbul huru-hara dari
bangsa Yahudi. Hal ini menyebabkan akhirnya Roma berlaku keras kepada bangsa
Yahudi dan mengeluarkan dekrit yang mematikan nasionalismen bangsa Yahudi
dengan cara melarang berbagai peribadatan mereka.
Pada akhirnya dekrit ini membuat sebuah
pemberontakan besar dari 200.000 orang Yahudi yang dipimpin oleh Barcocheba di
Jerussalem. Raja Hadrian yang saat itu memimpin Roma mengirimkan Julius Sevenus
dan tentara yang jumlahnya besar untuk memadamkan pemberontakan dan menaklukan
Jerussalem. Pada saat itu, bangsa Yahudi kalah dan dikeluarkan peraturan mereka
dilarang masuk ke kota apapun alasannya. Jerussalem dijadikan koloni Roma dan
tempat peribadatan Yahudi, haikal Yahudi, diganti dengan candi lambang
supremasi Roma, candi Yupiter. Mulai saat itu bangsa Yahudi tersebar ke luar
Palestina. Namun, ada sebagian kecil yang tetap bertahan di sana.
Setelah masa itu, pengaruh agama Kristen
masuk ke Roma, sehingga menumbuhkan penyebaran agama Kristen di Palestina.
Agama Kristen tumbuh di daerah tersebut. Lalu, pada pembagian kerajaan Roma
tahun 395, Palestina berada dalam kekuasaan Kerajaan Bizantium, yang disebut
juga kerajaan Romawi Timur. Pada saat itu Palestina menjadi daerah yang makmur,
menjadi pusat perkembangan jemaah haji (beribadah mengunjungi tempat-tempat
suci yang dilakukan oleh penganut Kristen,Yahudi,dll.). Namun sesekali muncul
penyiksaan kepada bangsa Yahudi oleh bangsa yang menguasai.
Tahun 611 M, Chosroes II, raja Kerajaan Sasan
dari Persia, menyerang daerah itu. Diikuti oleh bangsa Yahudi yang ingin
membalas dendam. Yerussalem direbut. Gereja Holy Sepulchre dihancurkan dengan
tanah dan hartanya dibawa. Gereja lain bernasib sama dan uskupnya ditahan.
Tahun 628 M, Raja Heralcus dari Bizantium
menaklukan kembali teritorial tersebut. Namun kemenangan ini bersifat sementara
karena munculnya kekuatan Islam yang melemahkan Kerajaan Bizantium tersebut.
b)
Palestina Dikuasai Islam
Islam muncul tahun 610 M di bawah
kepemimpinan Muhammad saw. Di selang tahun 610-632 M, suku-suku di daerah Arab
berhasi l dipersatukan di bawah kepemimpinannya yang asalnya saling bermusuhan.
Kerajaan Islam (Kekhalifahan Islam) setelah Muhammad saw meninggal di bawah
pemimpin Abu Bakar (632-634 M) berusaha merebut daerah Palestina dari tangan
Bizantium. Namun, usaha tersebut tidak berhasil dan akhirnya baru berhasil
ketika Kekhalifahan Islam dipimpin oleh Umar ra. Pada tahun 636, Bizantium
jatuh.
Di bawah kepemimpinan Umar ra. terjadi
perjanjian damai di Jerussalem antara pemerintahan Umar dengan umat Kristen
yang dipimpin oleh Uskup Sophronius. Umar sendiri sempat mengunjungi The Holy
Rock (tempat ibadah Daud as. dan tempat Haikal Yahudi) dan tempat itu menjadi
Masjid Umar. Muncullah pengaruh Islam di Jerussalem.
Perselisihan yang terjadi di antara
kepemimpinan umat Islam setelah zaman Muhamamad saw dan Khulafaurrasyidin (4
sahabat Nabi Muhamamad saw yang memimpin setelah nabi wafat) menyebabkan
munculnya berbagai dinasti yang berganti memimpin Islam dari Dinasti Muawiyah
sampai dengan Dinasti Abbassiah. Pada tahun 685-705, khalifah Abdul Malik dari
Dinasti Abbasiah memperindah tempat suci Jerussalem dengan membangun Kubah
Al-Sakhrah, atau Dome of the Rock. Pada tahun 929, terjadi pemberontakan kaum
Qaramithah yang merampas Mekkah. Hal ini menyebabkan banyaknya eksodus bangsa
Arab ke Jerussalem. Pada tahun 1969, Mesir, diduduki dinasti Fathimah yang
menyatakan kemerdekaannya dari Dinasti Abbassiyah. Terjadi pertikaian antara
kedua dinasti tersebut sampai dengan 1072 dan akhirnya Palestina dikuasai oleh
Dinasti Fathimiah. Gereja Holy Sepulchre hancur saat serangan Dinasti Fathimiah
ke Dinasti Abbasiyah.
c)
Pada masa Perang Salib dan
setelahnya (1099-1900)
Pada tahun 1099, datang serangan suku Frank
dari Eropa yang membawa ke daerah Yerussalem yang membawa 40.000 tentara untuk
menguasai Jerussalem. Jerussalem takluk dan akhirnya berdirilah kerajaan Latin
di Jerussalem. Perang ini disebut Perang Salib I. Palestina dikuasai oleh suku
Frank yang beragama Kristen. Adanya Perang Salib II yang berlangsung tahun
1147-1187 menyebabkan Palestina kembali berada di tangan Kerajaan Islam. Perang
Salib berlangsung beberapa kali namun akhirnya berbuntut kepada perjanjian
damai.
Pada tahun 1258, muncul serangan dari suku
Tartar di bawah pimpinan Hulagu yang berasal dari Asia Tengah (Mongol).
Serangan ini sempat menakukan Baghdad, Damaskus, dan Suriah. Namun, datangnya
tentara dari Mesir menyebabkan mereka kalah dan akhirnya daerah itu dikuasai
oleh Mesir.
d)
Wilayah Dikuasai Turki
(1516-1900)
Pada 1516, Turki menaklukan Mesir yang
menyebabkan daerah itu ditaklukan Turki. Turki menjadikan daerah Palestina
sebagai salah satu provinsi dan gubernur dikirim dari Konstatinopel. Turki
menguasai Palestina selama 4 abad. Mulai 1840, Turki membuka Palestina
demi kepentingan ekonominya. Akhirnya muncul pelabuhan-pelabuhan dan
konsulat-konsulat Eropa. Hal ini memunculkan semakin kecilnya pengaruh Turki
dan membesarnya pengaruh para konsulat di sana. Sempat terjadi Perang Krim
(1854-1856) karena persaingan antara Ortodoks Yunani dan Pendeta Latin.
Tahun 1896, Theodor Herzl, penggagas gerakan
zionisme, mengeluarkan usulannya untuk mendirikan negara Israel di Palestina.
Hal ini disebabkan bangsa Yahudi yang terpencar dan tidak memiliki tanah air
sejak Romawi menguasai Palestina. Akhirnya, beberapa orang Yahudi mendirikan
koloni di daerah Palestina.
e)
Berdirinya Negara Israel
Tahun 1914, muncul perselesihan antara
Inggris Raya dan Turki. Akhirnya menyebabkan keduanya berperang. Palestina
sempat dijadikan markas militer oleh Turki. Namun, akhirnya tahun 1918 Inggris
resmi menang, dan Palestina dikuasai oleh Inggris.
Tanggal 2 November 1917, keluar deklarasi
menteri luar negeri Inggris, Arthur Balfour, yang dikenal sebagai Deklarasi
Balfour. Deklarasi ini berisi tentang dukungan Inggris terhadap pendirian
negara Yahudi di Palestina. Hal ini disebabkan oleh bangsa Yahudi telah
membantu Inggris dalam memenangi Perang Dunia I dan Inggris ingin menguasai
Palestina karena berada di daerah strategis di antara Asia, Eropa, dan Afrika.
Pada tahun 1920, kantor pemerintahan Inggris
di Palestina (British Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adl
Herbert Samuel. Setelah tahun-tahun tersebut, imigrasi Yahudi ke daerah Palestina
terus meningkat. Orang Yahudi yang baru datang, biasanya masuk ke kota dan
mendirikan perusahaan-perusahaan di sana.
Tahun 1929, mulai terjadi kerusuhan besar
antara bangsa Arab dan Yahudi. Konflik ini terjadi karena adanya perebutan
hak-hak beberapa tempat suci di Yerussalem. Selain itu, berdasarkan hasil
penyelidikan tim yang dibuat Inggris, hal ini terjadi karena orang-orang Arab
tertekan dengan pembelian tanah dan imigrasi orang Yahudi yang akhirnya
mendesak mereka.
Tahun 1933, bangsa Yahudi hanya berjumlah 17%
dari seluruh masyarakat Palestina. Namun, setelah masa itu, saat Hitler
berkuasa di Jerman dan Polandia, terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari
Eropa ke Palestina. Pada saat itu juga terjadi perubahan politik di Timur
Tengah. Mesir dan Suriah yang merdeka menyebabkan tumbuhnya nasionalisme untuk
memerdekakan diri. Akhirnya timbul wacana untuk melepaskan Palestina dari
Inggris.
Tahun 1938, Konflik antara Arab-Yahudi
memuncak. Inggris mengeluarkan mandat yang intinya akan membagi Palestina
menjadi dua bagian, yaitu untuk Arab dan Yahudi untuk menghentikan perpecahan.
Namun, beberapa tahun kemudian mandat itu dicabut dan diganti dengan white
paper yang intinya mendesak dibentuk satu pemerintahan gabungan antara Arab dan
Yahudi. White-paper ini ditentang oleh bangsa Yahudi.
Pada saat itu, bangsa Yahudi yang tinggal di
Amerika memegang peranan penting dalam perekonomian Amerika. Hal ini
menyebabkan Amerika berpihak kepada kepentingan bangsa Yahudi. Inggris yang
mulai merasa terganggu hubungannya dengan Amerika akhirnya menyerahkan tentang
Palestina ke PBB. Inggris sendiri akan menarik mandatnya dari Palestina tanggal
15 Maret 1948.
1 September 1947, PBB menyarankan agar
Palestina dibagi 2, menjadi daerah untuk bangsa Yahudi dan Arab. Bangsa
Yahudi dan Arab yang tinggal di Palestina saling berebut pengaruh dan menolak
aturan tersebut. Mulailah berbagai perang gerilya yang melibatkan keduanya.
Namun, sayangnya, semangat bangsa Yahudi lebih berlipat dibanding dengan bangsa
Arab di sana. Di saat terjadi perang, para ningrat Arab malah kabur ke negara
lain. Tanggal 14 Mei 1948, Israel diproklamirkan orang-orang Yahudi. Esoknya
Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel.
f) Perjuangan
Palestina Pasca 1948
(red. Mulai saat ini,
digunakan istilah bangsa Palestina untuk penduduk yang kebanyakan Arab yang
tinggal di Palestina yang bukan masyarakat Yahudi)
Negara-negara Arab di sekitar Palestina
menolak kehadiran Israel di sana. Terjadilah perang. Israel menang telak, dan
akhirnya mengusai seluruh daerah Palestina kecuali Tepi Barat yang dikuasai
Suriah dan Jalur Gaza yang dikuasai Mesir. Terjadi pengungsian besar-besaran
bangsa Palestina dari Palestina. Penduduk Palestina terbagi menjadi 3, yang
tinggal di pendudukan Israel, tinggal di jalur Gaza dan Tepi Barat, dan yang
mengungsi ke daerah-daerah luar Palestina. Setelah itu, sering terjadi bentrok
antara Israel dan negara-negara sekitarnya. Tahun 1964 berdiri PLO (Palestinian
liberation Organization), sebuah organisasi yang nantinya diakui sebagai satu-satunya
organisasi yang mewakili aspirasi masyarakat Palestina. Pada kelanjutannya, PLO
dipimpin oleh Yaseer Arafat.
Pata tahun 1967, terjadi perang 6 hari antara
Israel-Mesir. Mesir kalah telak sehingga Israel berhasil menduduki daerah
Sinnai. Tahun 1973, Mesir dan Suriah bersatu untuk menyerang Israel, namun
Israel menang dan menguasai daerah hingga mendekati Terusan Suez. Mesir
akhirnya mengakui keberadaan negara Israel, dengan imbalan daerahnya sampai
dengan Sinnai dikembalikan ke Mesir (tercantum dalam Perjanjian Camp David
1978).
Sejak saat itu, wilayah Palestina dikuasai
Israel. Israel sendiri demi kepentingan zionismenya, membentuk
perumahan-perumahan untuk bangsa Yahudi di daerah Palestina. Israel sendiri
menduduki Jalur Gaza dan Tepi Barat. Di sana, bangsa Palestina dijadikan
masyarakat kelas dua. Perumahan mereka digusur dan diteror. Bangsa Palestina
terus menerus menderita di bawah pendudukan Israel.
Akibat dari tekanan pendudukan Israel,
muncullan gerakan yang dinamakan Intifada pada tahun 1987. Gerakan Intifada
sendiri, yang secara harfiah berarti “pemberontakan”, merupakan gerakan melawan
tentara Israel yang bersenjata dengan batu-batu dan ketapel. Seluruh aspek
bangsa Palestina, baik itu anak-anak dan orang tua, lelaki dan wanita melakukan
perjuangan dengan melempar batu ke arah tentara-tentara Israel yang bersenjata
dan bertank lapis baja. Selain itu munculnya beberapa kelompok-kelompok garis
keras, seperti HAMAS pada tahun 1987, yang memiliki pemikiran bahwa
satu-satunya cara menguris Israel dari Palestina adalah dengan perang jihad.
g)
Jalur Diplomasi Dimulai
Pada 30 Oktober 1991, dimulai konferensi
Madrid, antara Israel dan Palestina yang diwakili oleh PLO. Pertemuan
berlanjut sehingga pada 13 September 1993, ditandatangai Perjanjian Oslo yang
berisi PLO diberi wilayah otonomi, yaitu 60% dari Jalur Gaza dan kota Ariha di
Tepi Barat. Imbalannya, PLO mengakui eksistensi Israel. Pada 1 Juli 1994,
Arafat memasuki Gaza dalam rangka mendirikan Otoritas Nasional Palestina
(Palestinian National Authority; selanjutnya disebut PNA). Pada 1996 diadakan
pemilu pertama bangsa Palestina, Yasser Arafat terpilih menjadi Presiden.
Selanjutnya muncul beberapa perjanjian seperti:
1. 17
Januari 1997, Perjanjian Al Khalil ditandatangani Israel-Palestina yang berisi
20% wilayah Al Khalil tetap dikuasai Israel, sisanya diserahkan kepada
Palestina.
2. 23
Okt 1998, Perjanjian Maryland ditandatangani Israel-PNA. Berisi Israel
menyerahkan sebagian wilyah di Tepi Barat kepada PNA, sebagai imbalan, PNA
berjanji mengatasi masalah terorisme (terorisme sendiri merujuk kepada tindakan
HAMAS)
Wilayah Palestina sendiri terbagi dua, yaitu Tepi Barat
dan Jalur Gaza yang masing-masing dipisahkan oleh wilayah Israel.
Pada 28 Sept 2000, Intifadah Kedua dimulai,
dipimpin oleh HAMAS. PNA sendiri dalam pihak yang bertentangan dengan HAMAS.
PNA lebih milih untuk berdialog daripada berperang. Pada 26 Okt 2004, gigihnya
perjuangan Intifadah II membuat Israel kewalahan dan mengesahkan program
penarikan mundur dari Jalur Gaza. Pada, 11 Nov 2004 Yaser Arafat meninggal.
Kepemimpinan di PLO digantikan oleh Mahmoud Abbas. September 2005 dimulai
penarikan mundur tentara Israel dari Jalur Gaza. Inilah kemenangan para pejuang
Palestina setelah 38 tahun. Namun, Israel terus melancarkan serangan dan teror
ke Jalur Gaza. Selain itu, Israel mendirikan tembok-tembok pembatas yang
mengucilkan pemukiman Palestina dan memperlebar perumahan bagi bangsa Yahudi.
Pada Pemilu 2006, HAMAS memenangi pemilu.
Namun, sebagian besar negara barat menolak hasil pemilu ini karena menanggap
HAMAS adalah teroris dunia. HAMAS sendiri berpusatkan di daerah Jalur Gaza.
Beberapa kali terjadi bentrok antara HAMAS
dan Israel yang ditandai saling meluncurkan roket dan misil di perbatasam. Hal
ini memaksa perang terjadi. Perang yang terakhir terjadi pada Desember 2008.
Pasca gencatan senjata berakhir pada November 2008, tank-tank Israel masuk ke
perbatasan jalur Gaza dan milisi HAMAS menembakkan roket ke arah Israel
dari Jalur Gaza. Akhirnya, dimulailah perang yang ditandai dengan tanggal 27
Desember 1998, Israel melakukan serangan udara yang diikuti serangan darat ke
arah Jalur Gaza dengan dalih memusnahkan HAMAS. Perang terjadi sampai dengan 19
Januari 2008 dan menewaskan 1200 lebih warga Palestina dan belasan tentara
Israel. Sayangnya, dari kebanyakan warga yang tewas bukanlah dari
kalangan militer. Bahkan, sekitar 600 orang merupakan anak-anak dan perempuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Palestina memang memiliki sejarah
yang pelik. Wilayah Palestina pada mulanya ditinggali
oleh beberapa bangsa, yaitu bangsa Ammonit dan Philistine. sekitar tahun 1000
SM, Palestina ditaklukan oleh Raja Thalut dan Daud a.s dan Palestina sendiri
sempat dikuasai oleh Kerajaan Persia, Babilonia, Mesir, dan kerajaan-kerjaaan
lain secara bergantian.
Israel, yang merupakan bangsa Yahudi,
mendirikan negaranya di atas tanah Palestina. Keinginan bangsa Yahudi untuk
mendirikan Negara Israel di Palestina yang di klaim sebagai tanah leluhur
mereka dalam Al-kitab disebutkan sebagai “tanah yang di janjikan”. Penduduk Israel sebagaian besar menganut agama Yahudi, sebagian dari merekaadalah pendatang
dari Diaspora bangsa yahudi di seluruh dunia. Sedangkan penduduk Palestina
merupakan penduduk yang beragama Islam dan Kristen dan mayoritas bermukim
berabad-abad di Palestina.
Konflik antara Israel dan Palestina
merupakan salah satu konflik dunia internasional yang paling lama, dan telah
berlangsung lebih dari setengah abad yang melibatkan banyak negara Arab dan
negara Barat. Konflik terjadi berawal dari keputusan PBB yang mengakhiri mandat
pemerintahan Inggris di wilayah Palestina, kemudian membagi wilayah Palestina
menjadi dua negara yaitu wilayah yang diperuntukkan bagi masyarakat Yahudi
Israel dan Arab Palestian. Keputusan PBB tersebut menimbulkan protes rakyat Palestina
yang sudah lama menempati wilayah tersebut. Sementara sikap arogansi Israel
yang ingin menguasai seluruh wilayah Palestina berubah menjadi kerusuhan yang
segera meningkat menjadi perang dalam skala yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hermawati. Sejarah
Agama dan Bangsa Yahudi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2005.
(18
desember 2012, 7:38)
0 Response to "Masalah Palestina dan Berdirinya Negara Israel"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)