Rumah Sakit Palestina Sudah, Sinabung Kapan?
Rumah Sakit Indonesia di Palestina untuk para korban perang |
Baru-baru ini pemerintah Indonesia
resmi merilis bahwa “Indonesia resmi mendirikan sebuah rumah sakit di Palestina”.
Terdengar bagus memang untuk dunia Internasional, tetapi terdengar menyedihkan
bagi sebagian rakyat Indonesia karena masih banyak yang masih membutuhkan rumah
sakit tambahan, salah satunya adalah korban letusan gunung Sinabung. Ibarat sebuah
pepatah “semut di gubuk orang kelihatan, tetapi gajah di rumah sendiri tidak
dilihat”.
Gunung Sinabung meletus, rakyat Karo harus berpindah tempat |
Sebuah ironi yang pantas untuk
dipertanyakan dan layak untuk dibahas. Negara Indonesia yang katanya negara
muslim terbesar justru begitu tidak acuh kepada keadaan sendiri, tetapi begitu
ingin terlihat peduli di depan mata negara lain. Sejauh ini tidak ada yang
terlalu signifikan untuk mendukung perjuangan para relawan yang sedang bahu
membahu untuk membantu korban gunung Sinabung di Sumatera Utara, sementara
ketika perang Palestina sedang berkobar, begitu banyaknya aksi, dukungan,
demonstrasi, galangan dana, sumbangan, bahkan yang katanya mahasiswa pun
kesannya seakan mati-matian untuk membela hingga jihad yang katanya begitu
suci. Inikah yang namanya mengamalkan sila-sila dari Pancasila yang sangat
beradab? Dimana keberadaban itu?
Di Palestina orang hanya kehilangan nyawa, di Sinabung, orang kehilangan sumber makanan dan minuman. |
Sejak gunung Sinabung erupsi pada awal
tahun 2010, memang sudah banyak bantuan yang turun kepada para pengungsi.
Presiden Jokowi dan SBY bahkan pernah turun langsung untuk meninjau para
pengungsi di Sinabung. Pembangunan rumah baru bagi para pengungsi, pembuatan
sumber air bersih yang baru, pengadaan perumahan, bantuan para relawan untuk
para korban, serta penciptaan mata pencaharian baru. Dari semua ini, memang
semuanya sudah terlihat begitu baik sebagai tanggungjawab kita sebagai warga
negara yang bersatu dan dipersatukan dalam nama Indonesia.
mereka membutuhkan udara segar untuk bernafas |
Begitu juga dengan Palestina, seluruh
negara Arab tampak begitu kompak membantu, bahkan hampir seluruh negara-negara
di dunia begitu simpatik terhadap penderitaan perang yang dialami oleh
Palestina. Termasuk Indonesia, merupakan negara yang paling gencar untuk
membantu dan membela Palestina mati-matian. Dalam istilah perjuangan perang “berjihad” sudah menjadi kewajiban dan
program dari pemerintah, terutama kaum islam yang katanya intelektual dan
agamis. Demonstrasi yang sangat terstruktur hingga mendemo duta besar Amerika
Serikat yang jelas-jelas bukan duta besar Israel. Bahkan, semua unsur kehidupan
dalam budaya masyarakat menjadi kena imbasnya atas aksi simpatik ini. Isu ini
beralih menjadi isu kelompok separatis, isu agama, serta bagaimana
mempertahankan daerah melalui koflik yang dilakukan dengan adu pendapat.
mereka butuh harapan. harapan itu hanya berasal dari diri kita sendiri |
Ketika
pemerintah terlambat memberikan bantuan ke Sinabung, pernahkah ada aksi
besar-besaran? jihad yang begitu berkobar-kobar? kotak amal mahasiswa untuk Sinabung?
Program lembaga masyarakat peduli Sinabung? Memang selama ini ada banyak pihak
yang memberikan bantuan kepada masyaraka korban Sinabung, tetapi tetap tidak
sebanyak dan tidak sesimpatik bantuan kepada Palestina. Semuanya tidak
terorganisir dengan begitu baik layaknya bantuan terorganisir ke Palestina. Semua
relawan gunung Sinabung bahkan hanya relawan yang benar-benar memiliki jiwa
kemanusiaan yang luar biasa bukan karena keberpihakan terhadap suatu kamu atau
golongan tertentu.
Tak
sampai disitu saja bisa kita lihat apa yang menjadi kenyataan dari degradasi
kemanusiaan bagi diri sendiri ini. Sampai kapankah kita melihat kepura-puraan
ini berlangsung? Kita ingin dilihat jago di mata orang, tetapi hati kita
sebenarnya tidak sanggup untuk melakukannya, terluka terbalut kemunafikan, dan
tidak mampu mencerna darah yang melewatinya. Kita boleh membantu kekurangan
bangsa lain, tetapi ada baiknya kita juga melihat jeritan rakyat yang mengisak
tangis ini.
Kita
perlu merubah kebiasaan yang munafik dan berpura-pura melakukan pencitraan
dimata dunia Internasional agar menjadi bangsa yang memiliki jati diri sendiri.
Tak perlu kita mengeluarkan materi yang banyak, tak perlu berjihad, tak perlu
mengumpulkan sumbangan atas nama Palestina, tak perlu mengemis mengumpulkan
dana, tak perlu berdemostrasi, tak perlu menjelekkan kelompok lain, dan tak perlu
mengangkat senjata. Cukup hanya benar-benar menjadi diri sendiri dan tidak usah
berpura-pura lagi, Indonesia akan aman dan maju bersama. Sinabung lebih
membutuhkan uluran tangan kita daripada Palestina yang sudah jelas dibantu oleh
banyak negara lain.
Oleh : Jhon Miduk Sitorus
0 Response to "Rumah Sakit Palestina Sudah, Sinabung Kapan?"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)