Untukmu yang akan Menjadi Tulang Rusukku
Hai.,….Sedang
apa kabar kamu? Kamu yang aku tidak tahu siapa sebenarnya, yang aku tidak tahu
dimana dan kapan kamu akan datang kesini
Tapi, Saat kecil aku pernah baca di
kitab suciku bahwa aku ini memiliki suatu kekurangan yang akan kamu lengkapi
suatu saat nanti. Mungkin kamu juga tahu kelemahanku dan kamu juga tahu jika
kamu adalah satu-satunya yang mampu melengkapi itu nanti. Mungkin kamu juga
sedang membaca coretan ini atau terlewatkan begitu saja tanpa terlirik olehmu.
Tuhan
pernah bilang jika kamu itu adalah tulang rusukku yang dicabut saat aku
tertidur lelap. Tuhan saat itu kasihan melihatku yang sedang kelelahan dan
tidak mampu menghadapi kehidupan yang fana ini. Tuhan tidak kehabisan akal, Ia mencopot
sebilah tulang rusukku dari sebelah kiri dan itulah kamu saat ini. dan saat itu
juga, aku dan kamu saling mengenal dalam jiwa, walau bukan dalam raga.
Saat
ini aku menunggumu, namun aku masih belum berharap saat ini juga tentang
kedatanganmu. Katanya, kedatanganmu itu dinamakan oleh orang-orang dengan
benih-benih cinta yang tak akan pernah padam. Tak banyak yang bisa kulakukan
menanti kedatanganmu. Yang kulakukan hanyalah mencari jalan ke Roma. Katanya
disana banyak sesuatu yang perlu dicari. Barangkali kamu juga ada disana.
Aku
sebenarnya sudah pernah melihat sosok sepertimu, sebagaimana sosok ibuku yang
dipertemukan oleh-Nya dengan ayahku dulu. Mereka menjalani hidup ditambah
dengan karunia buah hati yang tak ternilai ini. Mereka pernah menitipkan pesan
padaku, “jalani saja hidupmu, cari
makananmu, toh nanti dia akan ketemu juga jadi tidak perlu dicari!”.
Tapi
inilah aku, Adam yang tidak sempurna dan tidak akan apa-apa jika tidak
dilengkapi dengan kehadiranmu, Hawaku. Ketika Tuhan memutuskan untuk menyamakan
arah kita dan bertemu dijalan sana, barangkali akan ada orang yang
meragukannya. Mereka itu bisa saja temanmu, orang tuamu, temanku, orang tuaku,
keluargaku, dan keluargamu. Karena aku tidak sempurna dan kamu tetap saja harus
melengkapi tulang rusukku yang hilang karena petunjuk-Nya.
Kamu
bisa saja berbalik arah dan mencari pemilik rusuk yang lain. Tapi, jika kamu
teguh untuk memilihku semoga kamu tidak menyesal dikemudian hari. Semoga tulang
rusukku adalah kamu walau memang tidak akan ada pasangan tulang rusuk yang
sempurna di dunia ini.
Jika
kamu mencari kesempurnaan, barangkali kamu bisa belajar dari sosok ibuku yang
lebih dahulu ditemukan oleh pasangan tulang rusuknya. Dia akan rela
mengajarkanmu tentang semua hal yang kamu butuhkan. Dia akan mengajarkanmu
bagaiman menerima sebuah ketidaksempurnaan, menyatupadukan asam dengan garam
hingga menjadi gula manis. Kamu mungkin telah bertemu dengan orang tepat. Dia
telah menghadapi berbagai persoalan yang tak bisa dihitung pakai rumus
matematika, fisika, kimia, bahkan logika umum serta statistika paling rumit
sekalipun. Air matanya lebih berharga dari apa yang telah aku terima selama ini
hingga aku menjadi manusia yang “manusia”.
Barangkali dia juga akan mengajarkanmu bagaimana berpura-pura tertawa di depan orang-orang dan menangis di
belakang mereka.
Jika
kamu belajar dariku, apalah yang bisa aku ajarkan buat bekal hidup kita? Aku
hanya bisa mengatakan sesuatu yang belum tentu aku alami. Mungkin aku akan
banyak mengumbar janji yang belum tentu tidak bisa aku lakukan dikemudian hari.
Walau
begitu, tidak laki namanya jika tidak mampu menjanjikan visinya kepada dirinya
sendiri dan pujaan hatinya. Walau agak berlebih, yaaa wajar agar aku juga
senantiasa bisa semangat dan berpikir positif dan setidaknya terlihat gentle
saat menemuimu nanti walau sobekan ketidaksempurnaan masih melekat
dipunggungku.
Tapi,
jika Tuhan mempertemukan kita, yakinlah jika kamu adalah perempuan terbaik yang
dipilih oleh-Nya untuk laki-laki terbaik, bagimu dan bagiku juga tentu juga
bagi kita. Saat itu juga, aku akan melihat perempuan terhebat telah
menyempurnakan segala sesuatu yang tidak aku miliki, menyempurkan segala
sesuatu yang belum terlengkapi disekelilingku.
Karena
kamu itu sungguh ajaib, aku tidak mungkin mendapatkanmu segampang angan-anganku
juga. Aku juga mendaki dari sini agar aku bisa menemukanmu dipuncak sana,
puncak kebahagiaan kita suatu saat nanti kelak.
Berjalanlah,
aku juga sedang berjalan. Tuhan akan mempertemukan kita, wahai kamu yang aku
belum tahu siapa dan seperti apa rupamu, Tulang rusukku.
Oleh: Jhon Miduk Sitorus
0 Response to "Untukmu yang akan Menjadi Tulang Rusukku"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)