Aku Malu Meminta kepada Orang Tua
jhon miduk sitorus |
Aku
adalah anak kuliahan, anak kuliahan yang masih belum punya apa-apa untuk
dibanggakan. Saat ini aku sedang menjalani semester akhir kuliahku. Yang aku
banggakan hanyalah karunia Tuhanku dan kedua orang tuaku yang luar biasa. Untuk
orang tuaku, aku tidak tahu harus mengucapkan apa yang bisa untuk membalas
kebaikan mereka berdua. Sejak aku belum ada hingga menginjak usia 21 tahun, aku
masih terlalu tergantung kepada mereka.
Bukan
berarti aku tidak membutuhkan kedua orang tuaku, tetapi dalam pikiranku sudah
saatnya untuk melepas ketergantunganku kepada mereka. Mereka semakin hari sudah
semakin tua. Aku melihat ayahku yang sudah mulai tua, sebentar lagi usianya
sudah 50 tahun. Sebentar lagi tenaganya sudah semakin renta dan kabar ibu dari
kampung, ayah sering bepergian keluar kota hanya untuk urusan adat, urusan adat
memang sebuah kewajiban yang harus diikuti apalagi ayahku adalah anak sulung
dikeluargaku. Begitu juga dengan ibuku, aku sering mengkwatirkannya dikampung
terlebih masalah kakinya yang sudah tidak bisa menahan badannya untuk berdiri
lebih dari 10 menit, jadi harus banyak-banyak duduk.
Aku
berusaha membantu meringankan beban biaya kuliah orang tuaku, minimal untuk
biaya-biaya yang memang kecil seperti membeli pulsa, kuota internet, sabun,
sampo, sikat gigi dan hal kecil lainnya. Aku selalu berusaha berdoa sambil
mencari petunjuk kepada Tuhanku agar diberikan rezeki yang berlimpah kepada
orang tuaku. Keluargaku merupakan keluarga yang miskin, jadi sudah seharusnya
kewajiban bagi anak sepertiku untuk membantu perekonomian keluarga bukan malah
menambah beban mereka berdua.
Semester
1 dan 2 aku belum pernah sekalipun berusaha untuk mencari duit, satu rupiahpun
karena memang belum punya keberanian untuk bertindak saat itu. Aku sebenarnya
punya niat, tapi pernah melaksanakan niat itu. Jadi, semuanya hanya
angan-angan. Saat semester itu juga, aku pulang kampung setiap liburan
semester. Meski sebenarnya aku tolak, tapi aku
rindu juga kampung halamanku, orang tuaku, dan adik-adiikku yang
dirumah. Sedang apa mereka?
Semester
3, puji Tuhan aku sudah mulai berani mencari duit, meski masih sedikit-sedikit
tetapi aku sangat bersyukur. Ya, lumayan buat beli pulsa hehe. Aku sudah mulai
kerja, terutama saat libur semester aku sudah kerja part time. Aku pernah
merasakan kerja di Mall, tepatnya di ITC, sehabis itu aku juga sempat diberikan
pamanku pekerjaan di Palembang sekalian libur semesteran disana. Mulai saat itu
hingga saat aku menulis artikel ini, aku belum pernah pulang kampung. Bukan
karena tidak mau, tapi ingin memanfaatkan waktu liburan semaksimal mungkin di
Jakarta ini.
Semester
4, aku mencoba untuk mengajar les privat. Kebetulan saat itu aku melihat ada
lowongan untuk mengajar anak SD kelas 6 di Halimu, Jakarta Pusat. Aku mencoba
melamar dan aku diterima. Honor yang aku dapatkan lumayan, aku bisa mendapatkan
Rp 70.000,00 per pertemuan (satu setengah jam). Aku sepertinya lebih nyaman
mengajar les privat karena jam pertemuannya lebih fleksibel, jadi bisa
disesuaikan sesuai dengan waktu dan kesibukan aku dan jelas tidak menggangu
waktu kuliahku. Pulang kuliah, malam jam setengah 7 malam, aku mengajar les.
Jam 8 sudah pulang, dan selebihnya mengecek urusan kuliah yang akan datang.
Dalam
seminggu aku bisa mengajar tiga kali, jadi jika dihitung dalam sebulan, aku
bisa mendapatkan rata-rata Rp 700.000,00 kadang bisa lebih hingga Rp
1.000.000,00 tergantung jumlah pertemuan. Saat mengajar les privat, aku juga
selalu mendapatkan makanan dari yang punya rumah, kadang-kadang dikasih ongkos juga
Rp. 50.000,00 perminggu, jadi, honor yang aku dapatkan sebenarnya sudah gaji
bersih.
Mulai
saat itu, aku sudah bisa membayar uang kost sendiri, jadi tidak harus meminta
seluruh biaya hidup, kuliah, dan kost aku dari orang tuaku. Meski aku
kadang-kadang meminta dari orang tuaku, itupun hanya jika keuanganku
benar-benar kosong dan tidak sampai satu juga lagi, paling aku hanya meminta
Rp. 500.000,00 buat berjaga-jaga.
Mengajar
les privat sudah menjadi kebiasaanku dan ada saja yang lowong buat aku sehingga
aku bersyukur sekali karena bisa membantu beban orang tuaku di Ibukota ini. aku
juga pernah mengajar les privat di daerah Ragunan, Bekasi, Cawang, hingga yang
terakhir ini di Klender Jakarta Timur. Membantu
untuk meringankan biaya kost saja sudah sangat bersyukur dan amat saya syukuri.
Semoga
aku bisa cepat-cepat menyelesaikan kuliahku dan nantinya bisa membantu orang
tuaku. Aku ingin membangunkan sebuah rumah buat mereka dan membantu adik-adikku
yang masing kecil dikampung. Mereka berdua adalah motivasi terbaikku untuk
membantu mereka sambil menyelasikan studi ini. dan semua itu karena Tuhanku.
Terimakasih ya Allah Tuhanku.
Jhon Miduk Sitorus, Seorang
Mahasiswa yang gemar mencari-cari ilmu jurnalistik diberbagai media.
@JhonMiduk
0 Response to "Aku Malu Meminta kepada Orang Tua"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)