Belum Saatnya Jokowi Diturunkan
Era
pemerintahan Jokowi baru seumur jagung tetapi tuntutan rakyat sudah menjamur
dan berlalulalang sana-sini. Bukan perkara mudah memang menjadi seorang
Presiden harus menanggung banyak resiko yang sangat banyak dan diperlukan
mental yang tinggi untuk menghadapi kendala yang ada. Bukan tanpa alasan juga
demonstrasi yang terjadi terutama yang baru-baru ini diprakarsai oleh mahasiswa
karena kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyak sesuai dengan janji
kampanye Jokowi-JK dulu.
Kebijakan-kebijakan
yang dilakukan oleh Jokowi-JK seringkali berbenturan dengan kebutuhan rakyat
kecil seperti pengurangan subsidi BBM yang berpengaruh secara langsung kepada
harga-harga kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok. Naiknya harga barang-barang pokok membuat
daya beli masyarakat semakin melemah dan tentu berpengaruh kepada tingkat
kesejahteraan masyaraka Indonesia, terutama golongan ekonomi menengah kebawah.
Ini semuanya adalah gambaran realita yang telah kita lihat sehingga membuat
para mahasiswa menjadi tidak sabar dan ingin segera menurunkan Jokowi-JK dari
kursi kepala pemerintahan Republik Indonesia.
Meski
demikian, tetapi perlu kita cermati bahwa terlalu dini untuk menilai sebuah
kinerja pemerintahan Jokowi-JK apalagi kita mengkategorikannya dalam sebuah
kata “Kegagalan”. Jika kita mengikuti perkembangan serta kebijakan-kebijakan
yang telah diterapkan oleh Jokowi-JK, sebenarnya kebijakan yang ditetapkan
adalah kebijakan yang pro-rakyat, bahkah untuk rakyat untuk golongan ekonomi
lemah sekalipun.
Jika
kita menganalisis kebijakan penghapusan subsidi BBM yang berpengaruh kepada
harga bahan pangan dan dasar, ini jelas adalah sebuah imbas yang telah kita
prediksi sebelumnya. Tetapi, perlu difikirkan bahwa subsidi yang selama ini
telah diberikan oleh pemerintah hanya bisa dinikmati oleh kalangan rakyat
menengah keatas saja, atau kalangan yang memiliki kendaraan (mobil, motor, dan
barang kendaraan lainnya), sedangkan kalangan yang tidak memiliki kendaraan
tidak bisa menikmati subsidi BBM tersebut. Subsidi inilah yang ditutup oleh
Jokowi-JK karena cenderung berkesan konsumtif. Dengan mengurangi subsidi, maka
masyarakat diajak untuk cenderung lebih produktif daripada konsuntif, dana
subsidi yang harusnya dinikmati oleh kalangan yang hanya memiliki kendaraan,
kini bisa dinikmati oleh semua elemen masyarakat melalui pembangunan
infrastruktur. Jika infrastruktur bertambah, jelas akan menambah mobilisasi
ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya kita terutama daerah-daerah yang berada
di luar pulau Jawa sehingga kensenjangan ekonomi tidak akan terjadi lagi
seperti sekarang ini.
Program
seperti itu merupakan program yang seharusnya disadari oleh semua masyarakat,
tetapi sayang dalam jangka pendek berakibat negative kepada masyarakat dengan
melambungnya harga-harga barang, tetapi untuk jangka panjang harga-harga barang
yang melambung sekarang akan mendorong masyarakat untuk menjadi lebih produktif
sehingga bersiap menyambut infrastruktur yang telah dibangun. Bisa kita
bayangkan jika subsidi BBM tetap dilakukan, mungkin untuk keadaan sekarang
masyarakat tidak merasakan efek yang berarti seperti yang terjadi sekarang ini,
tetapi kelak akan semakin mempersulit produktivitas masyarakat karena kurangnya
infrastruktur serta kesenjangan ekonomi yang semakin terjal.
Menuntut
kebijakan yang tidak pro-rakyat memang benar karena mahasiswa sejatinya tameng
masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada penyelenggaran pemerintahan. Jika
mahasiswa menuntut Jokowi-JK untuk mundur dari jabatannya hanya karena
kebijakan jangka pendek yang tidak bersahabat, tetapi kebijakan jangka panjang
yang mendukung, jelas ini adalah sebuah kekeliruan dari para mahasiswa. Perlu
pertimbangan yang lebih matang lagi agar hak untuk demonstrasi dan menyampaikan
aspirasi tidak disampaikan dengan cara yang semena-mena. Terlalu dini untuk
menentukan nasib seorang kepala Negara yang baru terpilih setengah tahun lalu
karena Jokowi-JK toh tidak bersantai-santai di Istana. Kita bisa melihat mereka
setiap hari selalu kesana dan kesini untuk melakukan dan meresmikan sebuah
program baru dan yang pasti sudah banyak kemajuan yang berarti selama
pemerintahan Jokowi-JK bagi republik Indonesia. Yang menjadi pertanyaan
sebaliknya, Andai Jokowi-JK berhasil diturunkan, siapa yang menjadi Presiden
Indonesia?
@JhonMiduk
0 Response to "Belum Saatnya Jokowi Diturunkan"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)