Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
Teori yang digunakan Manajemen
berbasis Sekolah (MBS) untuk mengelola sekolah didasarkan pada 4 prinsip yaitu,
prinsip equifinalitas, desentralisasi, system pengelolaan mandiri, dan prinsip
inisiatif sumber daya manusia.
1.
Prinsip Equifinalitas (
Principle of Equifinality)
Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang
berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu
tujuan. MBS menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola oleh warga
sekolah menurut kondisi mereka masing-masing. Karena kompleksnya pekerjaan
sekolah saat ini dan adanya perbedaan yang besar antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain, misalnya perbedaan tingkat akademik siswa dan sitasi
komunitasnya, sekolah tidak dapat dijalankan dengan struktur yang memiliki
standar yang sama di seluruh kota, provinsi hingga Negara.
Pendidikan sebagai entitas yang terbuka terhadap berbagai
pengaruh eksternal.
Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bila sekolah
akan mendapatkan berbagai masalah seperti halnya institusi umum lainnya. Pada
zaman yang lingkungannya semakin kompleks ini maka sekolah akan semakin
mendapatkan tantangan permasalahan. Masalah kenakalan remaja, narkoba, tawuran
massal, masalah criminal, hingga kejahatan intelektual akan menjadi masalah
disekolah saat ini hingga masa yang akan dating. Sekolah harus mampu memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang paling tepat dan sesuai
dengan situasi dan kondisinya. Walaupun sekolah yang berbeda memiliki masalah
yang sama, cara penangannanya kaan berlainan antara sekolah yang satu dengan
sekolah yang lain.
2.
Prinsip Desentralisasi (
Principle of Desentralization)
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi
manajemen sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip
equifinalitas. Prinsip desentralisasi dilandaskan dengan teori dasar bahwa
pengelolaan sekolah dan aktivitas pengajaran tak dapat dielakkan dari kesulitan
dan permasalahan. Pendidikan adalah masalah yang rumit dan kompleks sehingga
memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaanya.
Setiap sekolah harus diberikan kekuasaan dan tanggung jawab
untuk memecahkan masalahan secara efektif dan secepatmungkin jika masalah itu
muncul. Dengan kata lain, tujuan desentralisasi adalah efesiensi dalam
pemecahan masalah, bukan menghindari masalah. Oleh karena itu MBS harus mampu
menemukan masalah, memecahkannya tepat waktu dan memberi sumbangan yang lebih
besar terhadap efektivitas aktivitas pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya
desentralisasi kewenangan kepada sekolah itu sendiri, maka sekolah tidak dapat
memecahkan masalahnya secara cepat, tepat, dan efesien.
3.
Prinsip Sistem Pengelolaan
Mandiri ( Principle of Self-Managing System)
Sekolah perlu mencapai tujuan berdasarkan suatu kebijakan yang
telah ditetapkan, tetapi terdapat berbagai cara yang berbeda-beda untuk
mencapainya. MBS menyadari pentingnya untuk mempersilahkan sekolah menjadi
system pengelolaan secara mandiri dibawah kebijakannya sendiri. Sekolah
memiliki otonomi tertentu untuk mengembangkan tujuan pengajaran , strategi
manajemen, distribusi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, memecahkan
masalah dan mencapai tujuan berdasasrkan kondisi mereka masing-masing. Karena
sekolah dikelola secara mandiri maka mereka lebih memiliki inisiatif dan
tanggung jawab.
Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya. Ketika sekolah
menghadapai permasalahan maka harus diselesaikan dengan cara mereka sendiri.
Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah terjadi pelimpahan wewenang
dari birokrasi di atasnya ke tingkat sekolah. Dengan adanya kewenangan di
tingkat sekolah itulah maka sekolah dapat melakukan system pengelolaan itu
sendiri.
4.
Prinsip inisiatif manusia
( Principle of human Inititative)
Sejalan dengan perkembangan pergerakan hubungan antar manusia
dan pergerakan ilmu perilaku pada manajemen modern, orang mulai menaruh
perhatian serius pada pengaruh penting factor manusia pada efektivitas
organisasi. Perfektif sumber daya manusia menekankan bahwa orang adalah sumber
daya yang berharga dalam organisasi sehingga poin utama manajemen adalah
mengembangakn sumber daya manusia di dalam sekolah untuk berinisiatif.
Berdasarkan perspektif ini, maka MBS bertujuan untuk membangun lingkungan yang
sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja dengan baik dan mengembangkan
potensinya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan dapat diukur dari
perkembangan aspek sumber daya manusianya.
Prinsp ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang
statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia harus
selalu digali, ditemukan,dan kemudian dikembangkan. Sekolah dan lembaga
pendidikan yang lebih luas tidak dapat lagi menggunakan istilah staffing yang
konotasinya hanya mengelola manusia sebagai barang yang statis. Lembaga pendidikan
harus menggunkaan pendekatan human resources development yang memiliki konotasi
dinamis dan menganggap serta memperlakukan manuisa disekolah sebagai asset yang
amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
Sumber : Nurkolis, 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta :
Grasindo.
0 Response to "Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)