Makalah Revolusi Amerika Serikat
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Revolusi Amerika tidak sama kejadiannya dengan
revolusi di Prancis dan Rusia yang dilatarbelakangi oleh kelas sosial. Revolusi
di Amerika dipengaruhi oleh aspek politik yang berujung pada protes terhadap
perbedaan dalam aktivitas perdagangan dan ekonomi. Tulisan ini akan memaparkan
terbentuknya negara dan pemerintahan Amerika yang pertama kali, konstitusional
dan prinsip, serta lembaga kepresidenan yang tak lepas dari pengaruh revolusi
Amerika yang dilatarbelakangi oleh aspek politik, ekonomi, dan perdagangan.
Pada 1780-an pemerintah nasional mampu menyelesaikan
masalah wilayah barat, yang diserahkan oleh negara untuk Kongres dan menjadi
wilayah, dengan migrasi pemukim ke Northwest, segera mereka menjadi
negara. Nasionalis khawatir bahwa negara baru itu terlalu rapuh untuk
menahan perang internasional, atau bahkan pemberontakan internal seperti Pemberontakan
Shays ' dari 1786
di Massachusetts. Nasionalis sebagian besar dari mereka veteran perang
diselenggarakan di setiap negara dan meyakinkan Kongres untuk memanggil Konvensi Philadelphia pada tahun 1787. Para delegasi dari
setiap negara menulis baru Konstitusi yang menciptakan pemerintah pusat jauh lebih
kuat dan efisien, satu dengan presiden yang kuat, dan kewenangan
perpajakan. Pemerintah baru mencerminkan cita-cita republik berlaku
jaminan kebebasan
individu dan
membatasi kekuasaan pemerintah melalui sistem pemisahan kekuasaan .
Kongres tersebut diberi wewenang untuk melarang
internasional perdagangan
budak setelah 20
tahun (tahun 1807). Suara elektoral Selatan ditingkatkan dengan menghitung
tiga perlima dari jumlah budak di total populasi negara
masing-masing. Seperti perbudakan diperluas di Selatan selama dekade
berikutnya, ketentuan ini meningkatkan kekuatan politik dari perwakilan selatan
di Kongres.
Untuk meredakan Anti-Federalis yang takut pemerintah
terlalu kuat nasional, bangsa mengadopsi Bill Amerika Serikat Hak tahun 1791. Terdiri dari
sepuluh amandemen pertama Konstitusi, itu dijamin
kebebasan individu seperti
kebebasan berbicara dan praktik keagamaan, percobaan juri, dan menyatakan bahwa
warga negara dan negara telah memesan hak (yang tidak ditentukan).
PEMBAHASAN
2.1
Konstitusi Baru dan Politik di Amerika
Dalam
sejarahnya konstitusi Amerika Serikat sejatinya sudah disusun dan diterima
beberapa tahun setelah pernyataan Kemerdekaan Amerika Serikat yang ditanda
tangani pada tahun 1776. C.F. Strong, membagi proses pembentukan
Konstitusi Amerika Serikat ke dalam dua tahap yang dimulai ketika tiga belas
negara bagian induk masih menjadi negara koloni di bawah pemerintahan Inggris.
Tahap pertama, Konstitusi Amerika Serikat diwujudkan dengan mengadopsi
pasal-pasal konfederasi pada tahun 1781, dimana pada saat itu belum
disepakati untuk mendirikan negara federasi yang sesungguhnya, melainkan sebuah
konfederasi. Menurut C. F Strong, meskipun di dalam negara konfederasi terdapat
perikatan negara-negara bagian, namun sifatnya masih terbatas dan tidak ada
kekuasaan pusat yang kuat.
Sementara
Miriam Budiarjo menganggap bahwa konfederasi pada dasarnya bukanlah negara yang
berdiri sendiri. Negara-negara yang tergabung dalam konfederasi tetap merdeka
dan berdaulat, sehingga konfederasi pada hakikatnya bukanlah negara baik
ditinjau dari ilmu politik maupun dari sudut hukum internasional. Pada umumnya
ide pembentukan negara konfederasi adalah untuk maksud-maksud tertentu yang
biasanya terletak dibidang politik luar negari dan pertahanan bersama.
Melihat
Konstitusi Amerika Serikat, Woodrow Wilson menyebutkan bahwa pasal-pasal yang
terdapat didalam The Article of Confederation sebenarnya hanya
sebatas menyebutkan kebebasan menentukan sikap yang tidak mengikat pada
siapapun (negara-nagara bagian). Salah satu isi
dari The Articles of Confederation adalah membicarakan sebuah
asosiasi yang longgar diantara negara-negara bagian untuk menyusun sebuah
pemeritahan federal dengan kekuasaan yang masih terbatas, yakni hanya berkaitan
dengan wewenang mengurus permasalahan penting meliputi hubungan luar negari dan
pertahanan bersama.
Meskipun
Amerika Serikat sudah menyatakan dirinya sebagai negara yang merdeka sejak
tahun 1776. Namun demikian bukan berarti kemerdekaan tersebut telah diraih
sepenuhnya. Keberadaan pengaruh Perancis dan Inggris menimbulkan adanya
kekhawatiran bagi Amerika Serikat. Perancis merupakan salah satu negara yang
punya peran cukup berarti dalam perang revolusi Amerika, sehingga memunculkan
pertanyaan dan keraguan atas pengaruh kekuasaan Perancis yang pernah membantu
Amerika Serikat. Disamping kekhawatiran terhadap Perancis, pengaruh Inggris
terhadap Amerika juga belum dirasa benar–benar hilang. Pengaruh kedua negara
tersebut dapat dilihat dalam bidang ekonomi. Hutang luar negeri Amerika
terhadap Perancis terus meningkat, sedangkan Perancis hanya mau menerima
pembayaran dalam bentuk emas atau perak. Demikian juga mata uang yang
dikeluarkan oleh pemerintah Amerika dianggap tidak bernilai. Persoalan ini
kemudian ditambah dengan adanya tindakan Inggris yang memblokir para petani
Amerika dari pasar luar negeri mereka. Produk-produk mereka tertumpuk di
gudang, sedangkan para pemberi kredit, yang terutama berasal dari Inggris,
mulai menagih hutang-hutangnya.
Berbagai
kesulitan ekonomi tersebut jelas berdampak besar terhadap masyarakat, terutama
para petani. Sistem self-sufficient economy pada kenyataannya tidak
dapat membantu mereka dalam membayar hutang-hutangnya. Kondisi ini memicu
keresahan di masyarakat yang kemudian menjadi salah satu penyebab munculnya
gerakan pemberontakan. Salah satu pemberontakan tersebut adalah pemberontakan
yang dipimpin oleh Daniel Shays yang memimpin para petani untuk menduduki
pengadilan negara bagian Massachusetts. Pengadilan ini menjadi sasaran petani
karena telah banyak menjatuhkan hukuman bagi para petani yang tidak dapat
membayar hutang-hutangnya. Adanya pemberontakan seperti yang dilakukan oleh
Daniel Shays ini kemudian mengarahkan pertanyaan tentang batas kekuasaan antara
negara bagian dengan pusat. Apakah pemerintah pusat memiliki kekuasaan yang
cukup untuk mencampuri urusan negara-negara bagian.
Melihat
situasi dan kondisi tersebut, George Washington sebagai presiden Amerika
Serikat pada saat itu, memandang perlunya peninjauan kembali terhadap The
Article Of Confederation. Hal tersebut dianggap penting mengingat adanya
ketidak jelasan ketentuan yang mengatur pola hubungan yang dibangun antara
negara bagian dengan pusat. Keterbatasan pola hubungan tersebut misalnya dapat
dilihat pada bidang-bidang penting seperti pertahanan, anggaran belanja, dan
perdagangan, dimana pemerintah pusat tidak dapat mencampuri kebijakan negara
bagian pada bidang-bidang tersebut. Sebagai bentuk untuk mengatasi kekhawatiran
tersebut dan demi mempertahankan kemerdekaan Amerika Serikat, maka pada bulan
Februari 1787, Kongres Kontinental mengeluarkan imbauan kepada seluruh negara
bagian agar mengirimkan delegasi ke Philadelphia dengan agenda dan maksud
merevisi The Artcle of Confederation. Pertemuan ini diberi nama Konvensi
Konstitusi yang resmi dibuka pada tanggal 25 Mei 1787 yang terdiri dari 55
orang utusan dari 13 negara-negara bagian yang ada di Amerika pada waktu
itu. Konvensi Konstitusional tersebut
diselenggarakan di Philadelphia Pennsylvania.
Keberadaan mereka sebenarnya hanya mempunyai wewenang untuk merubah pasal-pasal
yang terdapat dalam The Artcle of Confederation, namun ke-55 utusan
sepakat untuk menyingkirkan artikel tersebut dan menyusun sebuah piagam baru
yang menjadi sebuah konstitusi baru Amerika Serikat. Adanya upaya ini menjadi
bukti bahwa The Article Of Confederation dianggap sudah tidak mendapatkan
kepercayaan dari negara bagian. Sementara pada saat yang bersamaan sebuah pemerintahan
yang memiliki kejelasan pola hubungan antara negara-negara bagian dengan pusat
dianggap sangat urgen.
Penyelenggaraan
konvensi tersebut berlangsung sampai pada tanggal 17 September 1787, dan
kemudian menghasilkan sebuah rancangan naskah konstitusi. Rancangan naskah
konstitusi tersebut diterima sebagai naskah resmi untuk dimintakan persetujuan dari pemerintah 13 negara bagian
agar dapat berlaku secara efektif sebagai Konstitusi Amerika Serikat. Pada
akhir tahun 1787, ada sembilan negara yang memberikan persetujuan, sehingga
secara formal konstitusi tersebut sudah dapat berlaku secara sah, karena sudah
mencapai kesepakatan mayoritas yakni 2/3 suara negara bagian. Keberadaan
konstitusi baru ini kemudian menggantikan The Articles of Confederation yang
dianggap memiliki banyak kelemahan dan ketidak jelasan dalam pendefinisian
federasi. Konstitusi ini mulai diberlakukan pada tahun 1789 dan
kemudian menjadi model konstitusi banyak
banyak negaradi
berbagai belahan dunia.
Dalam
pembentukan konstitusi tahap kedua ini, C.F Strong menganggap bahwa Amerika
Serikat telah mendirikan negara federasi yang sesungguhnya, karena telah
dibentuk badan eksekutif pusat yang memiliki kewenangan yang jelas. Selain itu
konstitusi ini juga menjadikan negara-negara bagian sefederal mungkin sebagai
suatu keseluruhan yang agak mirip dengan negara kesatuan. Dalam pertemuan
itu juga disepakati adanya tiga cabang kekuasaan pemerintahan yang baru. Ketiga
cabang kekuasaan tersebut adalah legislatif, yudikatif, dan eksekutif.
Masing–masing cabang mempunyai kekuasaan sendiri sehingga ketiganya akan
bersifat seimbang. Dalam pertemuan tersebut terjadi perbedaan pendapat
berkaitan dengan pembahasan pemilihan anggota legislatif. Negara-negara bagian
yang memiliki jumlah penduduk besar mengusulkan agar diterapkan sistem
pemilihan proporsional dalam pemilihan umum legislatif. Sementara Rhode Island,
sebagai negara bagian dengan jumlah penduduk yang sedikit, menentang hal
tersebut, karena jika sistem tersebut diterapkan, maka mereka sama sekali tidak
akan mempunyai perwakilan. Melihat alasan tersebut, melalui usulan Rhode
Island, maka disepakati adanya dua majelis dalam legislatif. Setiap negara
bagian akan mempunyai 2 wakil dalam Senat dan satu wakil sebagai hasil
pemilihan proporsional ditempatkan di majelis yang lain.
Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan pembentukan konstitusi baru tersebut
adalah dibentuknya suatu sistem pemerintahan yang terpusat. Namun demikian
dalam perjalanannya keputusan tersebut menuai berbagai persoalan. Hal tersebut
disebabkan karena latar belakang masyarakat Amerika yang pada umumnya mereka
datang dari Eropa dengan beragam motif dan tujuan seperti menghindari tekanan-tekanan
politik, agama, ekonomi dari pemerintahnya. Harapan mereka di Amerika adalah
kebebasan dalam menjalani pilihan hidup. Selain itu perlu diperhatikan juga
keragaman/ heterogenitas masyarakat Amerika, mulai dari perbedaan negara asal,
kepercayaan, dan juga tingkat ekonomi. Menyatukan berbagai perbedaan tersebut
bukanlah hal yang mudah. Maka agar konstitusi Amerika serikat dapat
mengakomodir persoalan-persoalan tersebut, disiapkanlah mekanisme untuk
mengadakan sebuah perubahan konstitusi agar dapat beradaptasi dengan kehendak
rakyat seiring perkembangan zaman. Berangkat dari ide tersebut, maka ditetapkan
sebuah mekanisme amandemen untuk mengakomodir berbagai kepentingan dan
kebutuhan yang terjadi di masa mendatang. Hampir mayoritas perubahan konstitus
Amerika Serikat bertujuan untuk mengembangkan dan memberikan jaminan dan
perlindungan terhadap hak-hak individu, dan sama sekali tidak ada yang
bertujuan untuk mengubah bentuk pemerintahan yang sudah menjadi harga mati.
Keberadaan
Konstitusi Amerikas Serikat sebagai pengganti Artikel Konfederasi disamping
mengikat seluruh negara bagian juga dianggap sebagai hukum tertinggi. Sehingga
dalam penerepannya, segala bentuk produk hukum yang dibuat oleh masing-masing
negara bagian tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Setiap ada produk
hukum yang dianggap bertentangan dengan konstitusi, dapat diajukan
proses judicial review di Mahkamah Agung. Konstitusi dan Deklarasi
Kemerdekaan menjadi dasar bagi pemerintahan masyarakat Amerika Serikat, keeduanya
sangat dijunjung tinggi oleh semua warga negara Amerika serikat.
2.2 Masa awal pmerintahan nasional dari masa George
Washington s.d. madison (1789 – 1812)
Pada tahun 1781, koloni-koloni mempersiapkan sebuah
Uni melalui Articles of Confederation, akan tetapi hanya dapat berlangsung
selama enam tahun. Sebagian besar kekuasaan diserahkan kepada negaranegara
bagian, dan hanya sedikit kekuasaan yang dimiliki pemerintah pusat. Selain itu,
tidak terdapat presiden. Articles of Confederation juga tidak dapat
menghentikan penduduk asli Amerika atau orang Britania di perbatasan, dan juga
tak mampu menghentikan pemberontakan seperti Pemberontakan Shays'. Setelah
pemberontakan Shays', banyak orang merasa Articles of Confederation telah
gagal. Konstitusi Amerika Serikat ditulis pada tahun 1787. Tokoh-tokoh yang
membantu penulisan konstitusi, seperti Washington, James Madison, Alexander
Hamilton, dan Gouverneur Morris, merupakan pemikir-pemikir utama Amerika pada
masa itu. Beberapa tokoh akan memegang posisi penting dalam pemerintahan baru.
Konstitusi ini mendirikan pemerintahan nasional yang lebih kuat dan memiliki
tiga cabang: eksekutif (Presiden dan kabinetnya), legislatif (Dewan Perwakilan
Rayat dan Senat), dan yudikatif (pengadilan federal). Konstitusi ini
diratifikasi oleh negara-negara bagian
pada
tahun 1788. George Washington
Pada tahun 1789, Washington terpilih sebagai
presiden pertama. Pada masa jabatannya, Pemberontakan Whiskey meletus.
Petani-petani di pedesaan mencoba untuk menghentikan pengumpulan pajak terhadap
whiskey. Pada tahun 1795, Kongres menyetujui Traktat Jay, yang membuka
perdagangan dengan Britania. Traktat ini dibuat dengan tujuan memperbaiki
hubungan dengan Britania. Thomas Jefferson dan James Madison sangat menentang
traktat ini.
Dalam pemilu tahun 1796, John Adams berhasil
mengalahkan Thomas Jefferson. Pemilu ini merupakan pemilu antar dua partai
politik pertama di Amerika Serikat. Sebagai presiden, Adams membuat Angkatan
Darat dan Laut Amerika Serikat menjadi lebih besar, tetapi juga mengeluarkan
hukum untuk menutup koran yang menulis hal-hal jelek tentangnya. Jefferson
berhasil mengalahkan Adams pada pemilu tahun 1800.
Jefferson mengirim Lewis dan Clark untuk memetakan
Pembelian Louisiana. Presiden Jefferson juga berusaha menghentikan perdagangan
dengan Inggris dan Perancis, yang sedang terlibat dalam perang. Perang meletus
antara Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1812 ketika James Madison
menjabat sebagai presiden. Perang ini disebut Perang 1812.
2.3 Perang Amerika Serikat hingga Doktrin Monroe
(1812 – 1823)
Latar Belakang
Perang Amerika-Inggris 1812-1815
adalah perang pertama bahwa Amerika Serikat berpartisipasi dalam
setelah memperoleh kemerdekaan. Sejak 1789, Amerika telah menyimpan kebijakan
administrasi netralitas dan berturut-turut telah menyimpan sejalan dengan
kebijakan ini sampai 1812. Karena kombinasi dari banyak maritim, faktor ekonomi
dan politik, administrasi James Madison menemukan dirinya terjepit
pilihan dan ini menyebabkan deklarasi perang pada tahun 1812. Dalam menganalisis
tulisan ini, saya akan berusaha untuk menganalisa akar penyebab perang serta
alasan untuk polarisasi pendapat antara selatan dan New England kepentingan.
Jalannya
perang
Pemerintah sebelumnya langsung perang adalah
pemerintahan Jefferson. Pemerintahan ini telah memungkinkan militer Amerika
untuk tetap siaga dalam waktu konflik internasional yang juga mempengaruhi
kepentingan komersial kapal dagang Amerika. Karena ini kebijakan netralitas,
hal itu jelas terlihat pada saat Madison mengambil alih bahwa penggunaan hanya
saluran ekonomi untuk mencapai tujuan nasional tidak bekerja lagi
untuk Amerika Serikat. Perang tahun 1812 merupakan puncak dari panjang
perbedaan filosofis abadi antara Jefferson Alexander Hamilton dan
Thomas. Pendapat mereka berbeda melanjutkan sampai periode Perang 1812 yang
menyebabkan memenangkan oleh Amerika dan kekalahan berikutnya dari federalis.
Alexander Hamilton adalah sekretaris pertama sekretaris dari Amerika
Serikat.
Dia sangat penting dalam tugas dan dalam tahun
pertamanya sebagai sekretaris bendahara, ia memperkenalkan beberapa laporan
yang sangat mengganggu yang mengarah ke revolusi keuangan di Amerika Serikat,
di antaranya adalah laporan pertama pada kredit publik dan laporan di
manufaktur. Laporan-laporan ini menarik kritik besar-besaran dari sekretaris
negara Thomas Jefferson dan pembicara, James Madison. Sementara
Hamilton mendukung federalisme, Jefferson yang gigih anti-federalis. Konflik
mereka terus antara mereka di Amerika Serikat membantu politik untuk memulai
apa beberapa sejarawan menyebut sistem partai pertama di Amerika. Hamilton
mendirikan Partai Federalist sementara Jefferson membantu membentuk Partai
Republik demokratis.
Selain itu, Hamilton membantu untuk membentuk RUU
hak melalui sepuluh amandemen yang dibuat untuk konstitusi Amerika Serikat.
Cabang-cabang eksekutif Amerika Serikat pemerintah serta seluruh peradilan
(melalui tindakan peradilan 1789) yang disusun terhadap kritik dari Jefferson
dan lain-lain. Perbedaan ideologis antara Hamilton dan Jefferson pergi bahkan ke
Presiden Adams administrasi. Mereka berbeda pada masalah krisis ~ Prancis 'yang
kadang-kadang disebut sebagai kuasi-~ perang'., Mereka juga sangat berbeda pada
masalah asing dan seditions bertindak serta tindakan naturalisasi yang
dimaksudkan untuk menargetkan Prancis -imigran Irlandia yang tampaknya
mendukung republiken yang demokratis-yang Thomas Jefferson adalah kuat
berafiliasi dengan. Sebagai pembalasan, Jefferson dan James Madison
mensponsori resolusi Kentucky dan Virginia, yang memungkinkan negara untuk
menempatkan dan dalam praktek meniadakan tindakan federal. Melalui pemerintahan
Washington dan Adams, pemerintah telah menjadi terlalu kuat pada bimbingan
federalis yang dipimpin oleh Alexander Hamilton. Melalui idealisme Jefferson
dan hubungan dekatnya dengan Amerika rata-rata, dan serangan yang semakin pada
apa yang disebut ~ federalis tirani ', Jefferson mampu mengubah lanskap politik
untuk memenangkan pemilihan umum 1800.
Pada 1808, James Madison berhasil mengalahkan
Jefferson sebagai presiden Amerika Serikat. Di belakang layar, yang disebut
'Jefferson dan federalis masih memiliki pengaruh mereka pada negara. Perbedaan
utama mereka muncul dari isu perang dengan Inggris yang dimulai pada tahun
1812. Perang ini sangat didukung oleh demokrasi republikan-(Jefferson) dan
sangat ditentang oleh kaum federalis (Hamiltonians). Setelah perang,
(kemenangan bagi Amerika) merupakan pukulan besar bagi federalis dan ini
menandai awal dari penurunan federalis sebagai kekuatan politik di Amerika
Serikat politik.
AKAR
PENYEBAB PERANG:
KELAUTAN
ISU:
SEHUBUNGAN
DENGAN Perang PRANCIS / INGGRIS
Perang Prancis Inggris yang pecah lagi pada tahun
1803 adalah salah satu penyebab dari deklarasi perang terhadap Amerika Inggris.
Karena takut dalam Inggris invasi Perancis di bawah Napoleon menyebabkan
Inggris untuk mengabaikan hak-hak negara-negara netral untuk mencegah mereka
dari memberikan setiap bantuan militer ke Prancis. Selain itu, pedagang
pengiriman Inggris skeptis terhadap fakta bahwa Amerika pengirim keuntungan
lebih dari perang Eropa yang sedang berlangsung. Keuntungan ini dianggap
ancaman bagi Inggris perdagangan, kekuatan angkatan laut serta menjadi ancaman
bagi keamanan nasional Inggris. Jadi ada kebutuhan untuk memberlakukan
pembatasan pada pengiriman praktek Amerika yang akan memiliki efek membatasi
Prancis juga.
Pendaftaran
paksa
Masalah impressments adalah salah satu yang paling
kritis. Hal ini karena meliputi dua bidang yang menjadi perhatian. Yang pertama
adalah pada hukum internasional dan yang lain adalah salah satu pelanggaran hak
asasi manusia. Impressments melibatkan pencarian desertir. Karena meningkatnya
aktivitas kapal dagang Amerika dikombinasikan dengan pengobatan masalah keras
pelaut Inggris, pelaut Inggris banyak yang mencari padang rumput hijau di Amerika
Serikat. Masalah apa yang merupakan kedaulatan dalam hal ini adalah sulit untuk
menentukan terutama dalam kasus di mana terlibat di laut lepas.
GANGGUAN
DENGAN PERDAGANGAN AMERIKA
Salah satu alasan yang menyebabkan deklarasi perang
melawan Inggris campur tangan dengan perdagangan Amerika. Karena persaingan
terus antara Inggris dan Perancis, ada datang suatu waktu bahwa semua kapal
menuju ke Prancis seharusnya ke dermaga pertama di pelabuhan Inggris membayar
sejumlah uang dan kemudian lanjutkan. Tindakan ini membuat marah para pedagang
Amerika sejak mereka melihat ini sebagai bentuk baru dari ketergantungan pada
Inggris, yang mereka tidak siap untuk menanggung.
Selain
itu, urusan Chesapeake dan perintah-dalam dewan juga dipengaruhi keputusan ini.
ISU
EKONOMI
Alasan ekonomi juga memainkan peran dalam masalah
berikutnya. Setelah pengenalan tindakan embargo, pedagang Amerika banyak
kehilangan sumber kehidupan mereka. Ini hilangnya mata pencaharian sebagian
besar terpengaruh New England. Karena kerugian ini banyak pelaut menentang
perang karena mereka berpegang pada pendapat bahwa jika perang ini berlangsung
mereka kehilangan banyak lagi. Di sisi lain meja, selatan yang terutama, petani
mendukung perang. Hal ini karena mereka juga sadar bahwa pijakan terakhir
Inggris di benua itu di Kanada. Jadi, mereka ingin pemerintah untuk menyatakan
perang terhadap Inggris sehingga mereka bisa memiliki kesempatan untuk
menyerang tanah subur Kanada serta menggusur India bersimpati kepada Spanyol.
2.4 Pembentukan negara-negara bagian baru
Amerika
membagi wilayahnya menjadi 13 negara bagian yang termasuk dalam kedaulatan
negara amerika serikat. Diantaranya ialah Connecticut, Delaware, Georgia,
Marryland, Massachusetts, Hew Hamsphire, New Jersey, New York, North Carolina,
Pennsylvania, Rhode Island, South Carolina. Dan Virginia. Masing –masing negara
bagian memiliki undang-undang yang berlaku di daerah masing-masing.
Setiap wilayah bgian melakukan perkembangan di sektor industri dan memperkuat
ekonominya dibawah konstitusi amerika yang baru. Dengan begitu kemajuan di
berbagai bidang juga mengalami kemajuan. Begitu pula keadaan politik di setiap
negara bagian memiliki kesetaran yang sama dimata konstitusi.
KESIMPULAN
Ketika Amerika mendapatkan kemerdekaan
dari Inggris, dengan bantuan Prancis sebagai penengahnya. Kebebasan yang di
impikan tetap saja tidak dapat terwujud, karena masih ada campur tangan dari
pihak Inggris maupun Prancis dalam berbagai kebijakan luar negeri Amerika.
Sebagai contohnya dalam kebijakan perdagangan, dan masalah piutang. Sehingga
akan menimbulkan perkejolakan didalam Negara.
Dibentuknya The
Article of Confederation yang pada awalnya dianggap sebagai solusi dari
berbagai masalah yang dihadapai Amerika tidak mampu bertahan lama. Karena The
Article of Confederation hanya mampu bertahan selama enam tahun. Hal ini
dikarenakan ketidak mampuan The Article of Confederation untuk mengatasi
berbagai masalah yang ada. Terutama saat terjadi pemberontakan Shays, selain
itu The Article of Confederation juga tidak mampu untuk mengatur segala
urusan peradilan, anggaran belanja, dan perdagangan pada tiap-tiap negara
bagian.
Hal
inilah yang menjadi latar belakang utama terbentuknya Konstitusi baru yang
dapat mengikat setiap negara bagian dalam kontrol pusat. Sehingga memunculkan
adanya lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Luar Negeri
AS, Tentang Amerika: Konstitusi Amerika Serikat dengan Catatan Sejarah,
Departemen Luar Negeri A.S, World Book Inc, 2004
Richard C. Schroeder, Garis
Besar Pemerintah Amerika Serikat. terj. United States Information Agency,
1992.
Artikel dari Dedi Mukhlas yang berjudul Sejarah
Berdirinya Negara Amerika Serikat
Berton, Pierre. Pada tahun
1981. Api di Perbatasan. Boston: Little Brown and Company.
Perkins, Bradford. Pada
tahun 1961. Prolog ke Perang. Berkeley: University of California Press.
Taylor, George Rogers.1963.
Perang 1812: pembenaran Dulu dan Sekarang Interpretasi. Massachusetts:
Lexington.
Wiltse, Charles M. Pada
tahun 1961. Bangsa Baru 18OO-1845. New York: Hill
Dan Wang.
0 Response to "Makalah Revolusi Amerika Serikat"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)