Kolonisasai Awal di Amerika Utara
2.1
Kolonialisasi Awal di Amerika Utara
Awal 1600-an
menunjukkan permulaan gelombang besar emigrasi dari eropa ke Amerika Utara.
Dalam rentang lebih dari tiga abad, pergerakan ini berkembang dari hanya
beberapa ratus orang Inggris menjadi membanjirnya jutaan pendatang baru. Terdorong
motivasi yang kuat dan beragam, mereka membangun peradaban baru di bagian utara
benua.
Imigran Inggris pertama
yang datang ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Serikat
menyeberangi Atlantik lama setelah koloni Spanyol didirikan dengan sukses
di meksiko, hindia Barat, dan Amerika Selatan. Seperti
halnya semua pengembara awal yang datang ke Dunia Baru, mereka datang
menggunakan kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan yang memakan waktu
enam hingga dua belas minggu, mereka hidup dengan ransum yang amat sedikit.
Banyak yang mati akibat penyakit, sementara kapal sering kali dihantam badai
dan beberapa di antaranya hilang di laut.
Kebanyakan emigran eropa meninggalkan tanah air mereka untuk
menghindari penindasan politik, mencari kebebasan mempraktikkan ajaran agama
mereka, atau demi mendapat kesempatan yang mustahil diraih di tanah air mereka.
Antara 1620 dan 1635, kesulitan ekonomi melanda Inggris. Banyak orang tidak
punya pekerjaan. Bahkan pengrajin ahli hanya menghasilkan sedikit uang yang
cuma mencukupi kebutuhan sehari-hari. hasil panen yang buruk memperburuk
situasi tersebut. Selain itu, revolusi komersial menciptakan industri tekstil
yang berkembang pesat, yang terus menuntut kenaikan jumlah pasokan wol agar
mesin tenun mereka untuk terus dapat beropersi. tuan tanah menutup tanah pertanian dan mengusir
petani demi
menernakkan domba. ekspansi
kolonial menjadi jalan keluar bagi populasi petani yang tersingkirkan itu.
Pandangan pertama calon
penduduk koloni dunia baru ini adalah panorama hutan yang padat. Para pendatang
mungkin tidak dapat bertahan hidup andai mereka tidak ditolong oleh bangsa
Indian yang ramah, yang mengajarkan mereka cara menanam tanaman lokal—labu
kuning, gambas, kacang-kacangan, dan jagung. Selain itu, hutan perawan yang
luas dan terbentang hampir 2.100 kilometer di sepanjang daerah pesisir timur terbukti
menjadi sumber hewan buruan dan kayu api yang kaya. hutan juga menyediakan
bahan mentah yang melimpah untuk membangun rumah, perabotan, kapal, dan barang
yang menguntungkan untuk diekspor.
Walaupun alam benua
baru itu luar biasa kaya, perdagangan dengan
eropa merupakan hal vital bagi barang-barang yang tidak dapat dihasilkan
penduduk setempat. Pantai bisa berfungsi dengan baik bagi para imigran. Di
sepanjang pesisir terdapat banyak teluk kecil dan dermaga. hanya dua area—North
Carolina dan selatan New jersey—yang
tidak memiliki dermaga untuk kapal laut. Sungai-sungai besar—kennebec, hudson,
Delaware, Susquehanna, Potomac dan masih banyak lainnya—menghubungkan daratan
antar pantai, dan Pegunungan Appalachian dengan laut. Namun hanya satu sungai,
St. Lawrence—dikuasai Perancis di
kanada—yang memiliki jalur air menuju Great Lakes dan jantung benua baru
tersebut. hutan lebat, penolakan beberapa suku Indian, dan penghalang kokoh
berupa Pegunungan Appalachian, mengecilkan hati calon pemukim yang hendak
merambah ke wilayah selain pesisir. hanya pemburu bulu binatang dan pedagang
yang berani menerabas alam liar itu.
Selama seratus tahun pertama, penduduk koloni membangun pemukiman padat
mereka di sepanjang pantai.
Pertimbangan politik
mempengaruhi banyak orang untuk pindah ke Amerika. Pada 1630-an, aturan sewenang-wenang
yang dikeluarkan oleh raja Inggris Charles I merangsang gelombang migrasi.
Setelah itu, pemberontakan dan kemenangan lawan politik Charles dibawah
pimpinan Oliver Cromwell pada 1640-an menyebab-kan banyak ksatria—”anak buah raja”—mengadu
nasib di Virginia. Di wilayah yang berbahasa Jerman di Eropa, kebijakan
penindasan yang dilakukan oleh beberapa pangeran kejam—khususnya yang
berhubungan dengan agama—dan kehancuran yang disebabkan oleh serangkaian perang
berkepanjangan mendorong gerakan migrasi ke Amerika pada akhir abad ke-17 dan
18.
Perjalanan itu
memerlukan perencanaan dan pengaturan yang cermat, juga biaya dan risiko yang cukup
besar. Para pendatang harus pindah hampir 5.000 kilometer ke seberang
laut. mereka membutuhkan perkakas, pakaian,
biji-bijian, peralatan, bahan bangunan, ternak, senjata, dan amunisi. Bertolak
belakang dengan kebijakan kolonisasi negara dan periode lain, emigrasi dari Inggris
tidak disponsori secara langsung oleh pemerintah melainkan oleh sekelompok
individu yang motif utamanya adalah keuntungan.
2.2
Berdirinya Tiga Belas Koloni Awal
Perkembangan koloni
merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika. Mereka kehilangan negeri
mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal akibat variola, penyakit
yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika. Pada tahun 1733, terdapat tiga belas
koloni. Koloni-koloni ini biasanya dikelompokan menjadi New England (New
Hampshire, Massachusetts, Rhode Island and Connecticut), koloni-koloni Tengah
(New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware), dan Selatan (Maryland,
Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Georgia).
Virginia dan Maryland
Koloni Inggris yang pertama didirikan di Amerika Utara
adalah Jamestown. Koloni ini yang kemudian berkembang menjadi Viriginia.
Sepanjang pantai ini penanam modal Raleigh berniat untuk memulai upaya-upaya
kolonisasinya. Pada tahun 1606, saudagar yang berada di London-lah yang
mendapat sebuah piagam dari Raja James I untuk membangun koloni di antara garis
lintang ke-34 dan 38. Mereka bermaksud untuk membangun sebuah pos perdagangan.
Untuk itu maka berniat untuk mengirim hasil industri Inggris ditukar dengan Indian,
dengan cara seperti itu mereka berharap membawa kembali barang dagangan Amerika
atau memproduksi dengan buruh dari pekerja mereka sendiri.
Ekspedisi
pertama mereka dengan tiga kapal kecil yang membawa 120 orang berlayar menuju
Teluk Chesapeake dan naik ke atas Sungai James di musim semi pada tahun 1607.
Kelompok yang terdiri dari orang-orang kota dan para petualang ini lebih
tertarik untuk mencari emas, menumpuk kayu, aspal, ter, bijih besi daripada
harus berladang/bertani. Kelompok ini
tidak dilengkapi dengan temperamen dan kemampuan untuk menjalani hidup di alam
liar. Di antara mereka, Kapten John Smith, tampil sebagai sosok yang
dominan sekali pun ada pertengakaran demi pertengkaran, kelaparan, orang Turki,
dan bahkan orang-orang Indian.
Pada
tahun 1609, setelah John Smith kembali dari Inggris, dan sepeninggalnya, koloni
itu menjadi kacau. Selama musim dingin tahun 1609-1610, sebagian penduduk tewas
akibat kelaparan dan penyakit. Dari total penduduk Jamestown yang berjumlah 500
orang hanya tersisa 60 orang yang mampu bertahan hidup pda bulan Mei 1610. Namun tidak lama kemudian terjadilaah
perkembangan yang merombak Virginia. Pada tahun 1612, John Rolfe mulai menyilangkan benih tembakau dari India
Barat dengan perdu asli Amerika dan menghasilkan jenis baru yang cocok dengan
selera orang Eropa. Pengiriman tembakau ini pertama kali mancapai London pada
tahun 1614. Dalam tempo sepuluh tahun, tembakau menjadi sumber pernghasilan
terbesar Virginia.
Massachussetts
Selama pergolakan agama pada abad
ke-16, sebuah kelompok yang terdiri dari lelaki dan wanita yang menyebut diri
mereka kaum Puritan mencoba mengubah
Gereja Negara Inggris dari dalam. Pada hakikatnya mereka menuntut agar tata
cara ibadah dan susunan gereja yang mengacu pada Katolik Roma diganti dengan
bentuk kepercayaan dan ibadah Protestan yang lebih sederhana. Ide reformis
mereka yang berupa penghancuran kesatuan negara gereja telah mengancam memecah
belah masyarakat dan merongrong kekuasaan kerajaan.
Di tahun 1607, sekelompok kecil kaum
separatis – sekte Puritan radikal yang tidak percaya Gereja Negara dapat
direformasi- memisahkan diri ke Leiden, Belanda, tempat mereka mendapatkan
suaka dari penguasa di sana. Namun kaum Calvinis Belanda memanfaatkan mereka
untuk menjadi pekerja kasar dengan bayaran murah. Beberapa anggota perhimpunan
agama ini menjadi tidak puas dengan perlakuan diskriminatif ini dan memutuskan
untuk bermigrasi ke Dunia Baru.
Di tahun 1620, sekelompok kaum Puritan Laiden mendapat
sebuah hak paten dari Virginia Co. Maka, sebuah kelompok berjumlah 101 orang
yang terdiri dari laki-laki, wanita, dan anak-anak berlayar ke Virginia dengan
kapal Mayflower. Badai mengirim kapal itu jauh ke utara hingga mereka mendarat di Cape Cod, New England. Yakin
bahwa mereka di luar kekuasaan mana pun, mereka menyusun perjanjian resmi untuk
berpegang kepada ‘hukum yang adil dan setara’ yangdi buat oleh para pimpinan
yang mereka pilih sendiri. Perjanjian ini adalah Mayflower Compact (Kesepakatan Mayflower).
Gambaran
tentang Kaum Pilgrim diberikan oleh Edward Winslow dalam surat yang Ia tulis sesaat setelah Ia mendarat. Ketika
musim dingin yang pertama di New England, istri Winslow meninggal. Dua bulan
kemudian, Ia kemudian menikah dengan Susannah
White, yang juga telah menjanda pada periode yang sama. White adalah
wanita pertama yang melahirkan di New England, dan pernikahan Winslow dan White
adalah pernikahan pertama di wilayah tersebut. Winslow terpilih menjadi
gubernur beberapa kali karena Ia sangat ahli dalah bernegosiasi dengan pemimpin
suku Indian Masassoit. Pada awalnya hanya terdapat tujuh rumah dan empat
diantaranya digunakan untuk perkebunan. Pada musim semi terakhir seluas 20 acre
dipakai untuk ditanami jagung Indian, untuk menyemai gandum dan kacang polong
seluas 6 acre, dan menurut cara orang Indian, tanaman diberi pupuk ikan hering
atau shad (semacam ikan laut). Kehidupan kaum pilgrim waktu itu sangat
berlimpah kesenangan.
Di bulan Desember, kapal Mayflower
mencapai pelabuhan Plymouth. Di tempat inilah kaum Pilgrim sepanjang musim
dingin membangu pemukima mereka. Nyaris
separuh dari mereka tewas karena udara dingin dan penyakit. Gelombang baru
imigran segera berdatangan di Pantai Teluk Massachussetts pada tahun 1630.
Bekal mereka adalah mandat dari Raja Charles I untuk membentuk sebuah koloni.
Banyak dari mereka adalah kaum Puritan yang praktek keagamaannya semakin
dilarang di Inggris. Pemimpin mereka, John Winthrop, secara terbuka menyatakan
ingin mendirikan “sebuah kota di atas bukit” di Dunia Baru. Dengan
pernyataannya, ia memaksudkan sebuah tempat kaum Puritan akan hidup dengan
peraturan ketat yang sesuai dengan kepercayaan mereka.
Koloni
Teluk Massachussetts memegang peranan penting dalam perkembangan di seluruh
kawasan New England. Keberhasilannya adalah karena Winthrop dan rekannya sesama
kaum Puritan berhasil menerapkan anggaran dasar mereka di san. Dengan demikian,
kekuasaan atas pemerintahan di koloni ini berada di Massachussetts, bukan di
Inggris.
New England
New England adalah nama yang
diberikan oleh Kapten John Smith, yang telah menjelajahi pantai tersebut dan
menerbitkan sebuah laporan, termasuk mengambarkan petanya. Hak untuk menguasai
wilayah tersebut telah berlalu bagi kelompok pedagang Plymouth pada waktu yang
bersamaan (1606) kelompok London mendapatkan keuntungan dari kolonisasi di
Selatan. Setelah usaha bertanam di muara
Sungai Kennebec gagal, perusahaan Plymouth mereorganisasi sebagai Dewan atas
New England, suatu badan hukum dalam real estate daripada sekedar memajukan
perdagangan. Dewan tersebut memindahkan tanah-tanahnya menjadi milik individual
dan perusahaan-perusahaandalam serangkaian dana bantuan yang tumpangtindih dan
membingungkan. Hal ini, tetap atau berubah tergantung dana bantuan langsung
dari Raja, asal saja dasar untuk semua koloni yang muncul di New England –
Massachussetts (termasuk Plymouth dan Maine), Connecticut, Rhode Island, serta
New Hampshire.
Sebagian besar dari penduduk koloni
New England dan hampir seluruh koloni adalah kaum Puritan, yang mempunyai motif
keagamaan kuat yang sama kuatnya dengan motif ekonomi waktu meninggalkan
inggris untuk bermukim di seberang lautan.
Georgia
Georgia adalah koloni terakhir yang kemunculannya sangat
unik. Koloni ini dibangun bukan atas badan hukum,bukan atas kepemilikan, bukan
dituntutn untuk tujuan mencari keuntungan, dan juga bukan dimaksudkan sebagai
tempat pembuangan orang-orang picik. Tujuan utamanya adalah sebagai tempat
untuk memenjarakan orang-orang Inggris yang berhutang, dan untuk membangun
benteng pertahanan guna melawan orang-orang Spanyol yang berada di selatan
daerah perbatasan Inggris Amerika.
Piagam dari George III (1732)
memindahkan tanah di antara Savannah dan Sungai Altamaha kepada pemerintahan
Jenderal James Oglethrope dan wakilnya untuk periode 21 tahun.. Kebijakan di koloni ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
akan keamanan militer. Dan koloni ini
dijaga agar kondisinya tetap. Maka, orang-orang Negro dan budak dilarang masuk
ke koloni ini, dan juga orang-orng Katolik Roma, guna mencegah bahaya yang ditimbulkan oleh situasi pada
masa-masa perang, dan persekongkolan
dengan musuh. Perdagangan
dengan orang Indian pun diatur secara ketat, rum dilarang, untuk mengurangi
masalah dengan Indian.
Sebelum
dua puluh satu tahun dari masa perwalian berakhir, aturan melawan perkebunan
besar, budak, dan rum dihapuskan, dan setelah 1750 Georgia telah berdiri di
sepanjang garis yang sejajar dengan Carolina Selatan.
2.3
Hubungan Koloni Inggris dengan Indian
Pada 1640 Inggris
memiliki koloni yang kokoh di sepanjang pantai New england dan teluk
Chesapeake. Di tengahnya terdapat koloni Belanda dan komunitas kecil Swedia. ke
barat adalah wilayah orang Amerika asli, yang dulu disebut Indian. Terkadang
berteman, terkadang bermusuhan, suku-suku di wilayah timur tidak lagi asing
bagi orang eropa. Walaupun Pribumi Amerika mendapat keuntungan dari akses
terhadap teknologi baru dan perdagangan, penyakit dan keinginan besar untuk
memiliki lahan garapan yang juga dibawa pemukim awal membawa permasalahan
serius bagi gaya hidup yang sudah lama mereka anut.
Pada awalnya berdagang
dengan pendatang eropa membawa
keuntungan: pisau, kampak, senjata, perabot masak, kail pancing, dan sejumlah
besar barang lain. Suku Indian yang lebih awal berdagang memiliki keuntungan
yang lebih signifikan daripada saingan yang tidak melaku kannya.
Dalam rangka memenuhi tuntutan eropa,
suku-suku seperti Iroquois mulai mencurahkan perhatian lebih besar dalam mendapatkan
bulu binatang selama abad ke-17. Bulu dan kulit hewan menjadi cara bagi
suku-suku itu untuk membeli barang-barang kolonial sampai akhir abad ke-18.
Hubungan awal
antara koloni dan Pribumi Amerika
merupakan campuran kerjasama dan konflik yang mudah meletus. Di satu sisi, terdapat
relasi luar biasa yang bisa bertahan selama setengah abad pertama eksistensi
Pennsylvania. Di sisi lain, terdapat rangkaian panjang kemunduran, pertempuran,
serta peperangan dan hampir semuanya mengakibatkan kekalahan pihak Indian dan
semakin berkurangnya wilayah Indian. kebangkitan penting pertama oleh Pribumi
Amerika terjadi di Virginia pada 1622, ketika 347 orang kulit putih terbunuh,
termasuk sejumlah misionaris yang baru saja datang ke jamestown.
Pendudukan orang kulit
putih di wilayah Sungai Connecticut memicu Perang Pequot pada 1637. Pada 1675 raja
Philip, anak laki-laki kepala pribumi yang dulu mengadakan perdamaian dengan
kaum Pilgrim pada 1621, berusaha menyatukan suku-suku di selatan New england
untuk melawan pendudukan orang eropa
semakin jauh ke dalam wilayah mereka. Namun, dalam upayanya itu, Philip kehilangan nyawanya dan banyak Indian yang dijual
sebagai budak. Pendatang yang terus membanjiri wilayah hutan dari koloni timur mengacaukan
kehidupan Pribumi Amerika. Akibat makin banyaknya buruan yang dibunuh,
suku-suku dihadapkan pada pilihan sulit antara kelaparan, pergi berperang, atau
pindah dan menghadapi konflik lain dengan suku lain di barat.
Suku Iroquois, yang
mendiami wilayah di bawah danau Ontario dan erie di utara New York dan Pennsylvania,
lebih sukses dalam menahan gerak maju bangsa eropa. Pada 1570, lima suku
bergabung dan membentuk bangsa Pribumi Amerika paling kompleks pada waktu itu,
yaitu “Ho-De-No-Sau-Nee.” atau Liga Iroquois. Liga itu dikuasai oleh dewan yang
terdiri atas 50 perwakilan dari kelima suku. Dewan mengurusi masalah umum semua
suku, tapi tidak dapat mengatur urusan sehari-hari kelima suku yang bebas dan
sederajat itu. tidak ada suku yang diperbolehkan berperang sendirian. Dewan
mengeluarkan aturan untuk
menangani kejahatan seperti pembunuhan.
Liga Iroquois memiliki
kekuasaan yang besar di era 1600-an dan 1700-an. Liga itu berdagang bulu hewan
dengan Inggris dan memihak Inggris untuk melawan Perancis dalam perang
perebutan kekuasaan Amerika antara 1754 dan 1763. Inggris mungkin tidak bisa
memenangkan perang itu tanpa bantuan Liga. Liga Iroquois tetap kuat sampai revolusi Amerika. Lalu, untuk pertama
kalinya, dewan tidak dapat mencapai suara bulat dalam memutuskan siapa yang
akan mereka dukung. Setiap suku mengambil keputusan sendiri-sendiri, beberapa
bertempur bersama Inggris, beberapa memihak koloni, sementara beberapa tetap netral.
Sebagai akibatnya, semua orang berkelahi melawan Iroquois. kekalahan mereka
amat telak hingga liga itu tidak pernah pulih kembali.
2.4
Perang Perancis – Inggris selama tujuh tahun
Perancis dan Inggris
raya terlibat dalam serangkaian perang di eropa dan karibia sepanjang abad ke-18. Walaupun
Inggris raya memiliki beberapa
keuntungan—di pulau pulau kaya gula di karibia—secara umum pertempuran tersebut
tidak menghasilkan apa-apa dan Perancis tetap memiliki posisi kuat di Amerika
Utara. Pada 1754, Perancis masih berhubungan erat dengan beberapa suku Pribumi
Amerika di kanada dan sepanjang Great Lakes. Dengan mendirikan sejumlah benteng
dan pos perdagangan, Perancis mengendalikan Sungai mississippi dan membentuk
kerajaan berbentuk bulan sabit yang amat besar yang membentang dari Quebec
hingga New Orleans. Wilayah Inggris masih terbatas hingga sabuk sempit di timur
Pegunungan Appalachia. Dengan demikian, Perancis tidak hanya mengancam kerajaan
Inggris raya, tetapi juga koloni Amerika itu sendiri. Sebab, dengan menguasai Lembah
mississippi, Perancis dapat menghambat ekspansi koloni ke barat.
Pada 1745 terjadi
pertikaian bersenjata di Benteng Duquesne, tempat Pittsburgh, Pennsylvania sekarang
berada, antara sekelompok patroli Perancis dan tentara Virginia di bawah
komando George Washington yang berusia 22 tahun, pemilik perkebunan dan juru ukur
dari Virginia. Pemerintah Inggris mencoba mengatasi konflik itu dengan
mengadakan pertemuan antara perwakilan dari koloni New York, Pennsylvania, maryland dan New england. mulai 19 juni sam pai
10 juli 1745, kongres Albany, demikianlah sebutannya di
kemudian hari, bertemu dengan suku Iroquois di Albany, New York, dalam rangka
mempererat hubungan dengan mereka dan memastikan kesetiaan mereka kepada
Inggris.
Tetapi para delegasi
juga menyatakan persatuan koloni Amerika “sangat diperlukan bagi kelestarian
mereka” lalu menerima usulan yang dirancang oleh Benjamin Franklin. The Albany
Plan of Union (rencana Persatuan Albany) menyediakan posisi presiden yang
ditunjuk oleh raja dan dewan utama delegasi yang dipilih oleh majelis dan
jumlah perwakilan setiap koloni proporsional dengan kontribusi finansialnya terhadap
kas negara. Badan ini akan mengurus masalah pertahanan, hubungan dengan Pribumi
Amerika, dan perniagaan serta kolonisasi daerah barat. Yang paling penting,
badan ini memiliki otoritas independen untuk memungut pajak. tetapi tidak satu pun koloni menerima rancangan
tersebut, karena mereka tidak siap menyerahkan baik kekuasaan atas pajak
ataupun kendali atas perkembangan daerah barat kepada otoritas pusat.
Keunggulan posisi
strategis Inggris dan kompetensi kepemimpinannya pada akhirnya menghasilkan
kemenangan dalam konflik dengan Perancis, yang dikenal sebagai Perang Perancis
dan Indian di Amerika dan Perang tujuh tahun di eropa. hanya sebagian kecil
perang tersebut yang benar-benar berlangsung di daerah barat. Dalam Perdamaian
Paris (1763), Perancis melepaskan seluruh kanada, Great Lakes dan
wilayah timur mississippi kepada Inggris. mimpi akan
kerajaan Perancis di Amerika Utara musnah sudah.
Setelah menang atas
Perancis, Inggris raya dipaksa
menghadapi masalah yang sebelumya diabaikan; pemerintahan kerajaannya sendiri.
London berpikir penting untuk mengatur dan membantu pertahanan daerah kekuasaan
yang sekarang begitu luas, menyatukan beragam
kepentingan dari berbagai wilayah dan
masyarakat, serta mendistribusikan biaya administrasi kerajaan secara lebih
merata.
Di Amerika Utara
sendiri, luas daerah kekuasaan Inggris berlipat ganda. masyarakat yang tadinya didominasi kaum
Protestan dan orang Inggris sekarang mencakup orang katolik berbahasa Perancis dari Quebec dan
sejumlah besar penduduk Pribumi Amerika yang sebagian sudah menganut agama kristiani. Pertahanan dan administrasi daerah
kekuasaan baru ini, seperti halnya daerah kekuasaan yang lama, memerlukan
sejumlah besar uang dan peningkatan jumlah personil. Sistem kolonial lama jelas
tidak mencukupi. Namun tindakan
untuk membentuk sistem baru akan mengusik
kecurigaan laten warga kolonial yang akan menganggap Inggris raya tidak lagi
sebagai pelindung hak mereka, melainkan sebagai ancaman bagi mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Luar Negeri AS. 2005. Garis Besar Sejarah Amerika
0 Response to "Kolonisasai Awal di Amerika Utara"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)