Belajar dari Prita Hapsari Ghozie

Prita Hapsari Ghozie
Prita Hapsari Ghozie, narasumber
acara Syariah Goes to campus UNJ

Saya sebenarnya tidak terlalu kenal dengan Prita Hapsari Ghozie atau akrab dipanggil dengan Prita Ghozie. Meski namanya agak sering saya dengar, tetapi saya cuek saja karena memang tidak terlalu eksis dan tidak ada kesan yang membenak dipikiran saya sebelumnya. Tetapi, hal itu berubah ketika saya mengikuti  seminar Syariah Goes To Campus dengan tema “Aku Cinta Keuangan Syariah” di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), gedung Sertifikasi Guru (Sergur) lantai 9, tepatnya hari senin tanggal 1 Juni 2015.

Datang ke seminar sendirian, duduk disebelah kiri tempat duduk yang disediakan bagi audience. Saya sebenarnya tidak terlalu berminat untuk mengikuti acara ini, tetapi untuk menambah jumlah sertifikat, akhirnya saya buru juga ini acara, lagian lumayan kan dapat snack, makanan, tas kecil, dan kipas-kipas.

Sampai disana ternyata apa yang saya dapatkan lebih dari apa yang terpikirkan sebelumnya. Bahkan setelah sampai diruangan seminar, saya sempat berpikiran ingin pulang ke kostan, tetapi kata hati saya memaksa “tunggu sebentar lagi, ada sesuatu yang perlu kamu lihat!”. Akhirnya tiba waktu acara seminarnya, dibuka oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari rektor UNJ,  Prof. DR. Djaali,  dan kemudian ada acara pemberian plakat dari kedua pihak.

Beberapa tokoh besar ternyata menghadiri acara itu seperti kepala departemen perbankan Syariah, praktisi perbankan syariah, praktisi Syariah untuk Jakarta Timur, dan yang jelas Prita Ghozie yang merupakan perencana keuangan independen. Sejenak, ternyata yang mengarahkan acaranya adalah David Nurbianto, pemenang Stand Up Comedy Season 4, 2014 yang sering tayang di Kompas TV. Waooow, acara ini ternyata menarik sekali dan sayang sekali untuk dilewatkan. Penat dipikiran menjadi hilang seketika karena udangan tawa yang dipancing oleh David.

David Nurbianto, Moderator acara
Syariah Goes to Campus UNJ
Prita Ghozie diminta untuk menjadi narasumber pertama dan langsung memberikan materi. Dalam benakku, “siapa sih wanita cantik ini?”. Mengenakan jilbab rapi, langsing dan tidak luput juga senyumnya yang menawan,  “perkenalkan nama saya Prita Hapsari Ghozie, atau Prita Ghozie, jangan lupa follow akun twitter saya @PritaGhozie, bagi yang follow tercepat akan saya berikan buku dengan hastag #syariahgoestocampus!.”. saya langsung membuka twitter di gadget saya, follow up, bikin status dengan hastang. Penasaran dan penasaran, saya mencoba browsing di google siapa sebenarnya Prita Ghozie ini? apakah Prita ini terkenal di Google.

Saat saya buka di Google, ternyata namanya ada di page one bahkan memiliki website sendiri di www.pritaghozie.com ,foto yang sama dengan orang yang berbicara di depan juga sama persis, cantik, langsing dan murah senyum. Wah, ini ternyata orang hebat nih hehe.

Oke, lupakan tentang identitasnya, satu hal yang membuat saya terkesima tentang paparan dari Prita Ghozie adalah bagaimana sebenarnya kita bisa menabung. Menabung itu ternyata bisa kita lakukan sejak usia dini, dan kita harus diwajibkan untuk memiliki ATM lebih dari 2 buah. Berarti minimal harus ada 3. Kebayang bagaimana memiliki banyak ATM sementara penghasilan kita masih sedikit gitu? Oopps, tenang kata Prita Ghozie, tidak ada dana minimum untuk melakukan tindakan menambung. Anda bahkan bisa menabung Rp.1000,00 perhari atau Rp.2.000,00 perhari, jadi taksasinya bisa minimal Rp 60.000,00 perbulannya.

Nah, bagaimana dengan ATM yang lebih dari 2? Coba bayangkan anda hanya memiliki 1 kartu ATM, ini biasanya dimiliki oleh mahasiswa pada umumnya. Jadi, dengan 1 ATM, anda menabung di ATM yang sama, menarik uang di ATM yang sama, belanja menggunakan ATM yang sama, dan semua transaksi pokoknya menggunakan ATM yang sama. Contoh paling kecil, dengan 1 kartu ATM, anda mau membeli 1 buah pulpen seharga lima ribuan, tetapi di ATM tersebut anda harus menarik minimal pecahan Rp. 50.000,00-an untuk membeli pulpen tersebut. Resikonya, Rp.45.000,00 itu nanti bisa kemakan entah kemana menjadi tidak jelas, misalnya beli permen, beli tisu, beli pulsa, dan lain-lain hingga membuat saldo ATM anda akan berkurang begitu saja.

Menabung zaman sekarang sudah sebaiknya dicoba di bank Syariah karena dengan jumlah tabungan dibawah 1 juta, uang kita tidak akan berkurang sama sekali satu rupiah pun. Menabung rutin di bank Syariah dengan dana minim tetap akan mendapat bunga, beda dengan bank Konvensional harus memiliki minimum saldo Rp.1.000.000,00 baru memiliki bunga, dibawahnya justru tabungan kita yang dipotong sedikit-sedikit.

Tabungan Syariah juga bisa menawarkan bantuan kepada anda tanpa bunga sama sekali, jadi berapa yang anda pinjam sekarang, nilainya akan sama juga yang anda kembalikan nanti. Wahh, sungguh enak ya, bahkan tambahan dari praktisi perbankan Syariah itu sendiri, Bank Syariah akan memberikan bantuan modal usaha kepada para perintis usaha terutama Usaha Menengah Kebawah (UKM) dan juga usaha yang membutuhkan modal sampai nilai Milyaran.

Manajemen keuangan perlu dikelola sejak dini. Meski kita masih mahasiswa, pelajar, atau masih anak-anak, kita sudah harus membuat daftar pengeluaran sehari untuk mengontrol pengeluaran kita. Ingat, Prita Ghozie mengatakan dalam seminar ini “pendapatan tidak bisa kita kendalikan, tetapi pengeluaranlah yang bisa kita kendalikan. Sekecil apapun penerimaan kita, kita tetap bisa menabung untuk keperluan masa depan kita sendiri. Tetapi, sebesar apapun pendapatan kita, kita belum tentu bisa memanage uang tersbeut dengan baik. Manajemen keuangan dan menabung akan membuat anda menjadi disiplin, mampu memanage diri, keuangan, serta nafsu untuk beberapa kebutuhan yang sebenarnya tidak terlalu penting. Tetapi dengan tabungan, yang pasti  anda akan dihadapkan pada sesuatu yang penting nantinya.

Menabung di Bank Syariah bisa jadi alternatif, itu semuanya kembali ke komiten dan kesadaran anda akan masa depan anda. Terlepas dari namanya “Syariah”, tetapi saya rasa manfaatnya tidak salah untuk kita nikmati bersama. Bersama Syariah Goes To Campus, semoga niat mahasiswa untuk menabung dan berinvestasi jangka panjang akan semakin tumbuh dan sadar akan kebutuhan masa depannya yang semakin banyak. Syariah Goes To Campus adalah sebuah langkah yang tepat karena mahasiswa adalah penggerak perekonomian bangsa ini untuk 5-10 Tahun kedepannya.  



Sekilas tentang penulis :Jhon Miduk Sitorus, seorang mahasiswa Ekonomi UNJ yang sempat mencuri-curi ilmu jurnalistik di Metro TV, TV one dan terakhir SCTV. Suka menulis di Blog dan surat kabar.


@JhonMiduk 

0 Response to "Belajar dari Prita Hapsari Ghozie"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)