Media Sosial "Penyakit" bagi Manusia Modern
Pada hakikatnya, teknologi
diciptakan untuk mempermudah segala urusan manusia dalam semua hal dari hal
yang terkecil hingga hal yang terbesar. Abad ke-21 merupakan abad dimana
teknologi dengan media sosialnya telah berkecamuk untuk memaksa semua manusia
untuk menggunkanannya. Alasan efesiensi dan efektivitas bisa saja menjadi
alasan utama, karena dengan media social, semua usaha akan dipermudah, jarak
akan diperpendek, waktu akan dipersingkat, urusan dipermudah, dan lain-lain.
Penggunaan media social harus
dilakukan dengan sebijak mungkin agar tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri
dan menjadi bahaya bagi orang lain. sebenarnya media social sangat memiliki hal
yang positif, terutama bagi kalangan anak muda sekarang dan orang-orang yang
benar-benar serius ingin menggunakan media social untuk kepentingan orang lain secara
positif. Media social secara positif dapat digunakan untuk kepentingan edukasi
berupa penyimpanan data tentang ilmu pengetahuan di beberapa mesin pencari
seperti Google, Yahoo, Bing, dll, dapat juga digunakan untuk kepentingan
komunikasi, pengiriman file, system, dan lain-lain.
Manfaat berlimpah yang diberikan
kepada pengguna media social secara tidak sadar membawa individu yang
menggunakan media social tersebut kea lam khayalannya sendiri. Misalnya, jika
seseorang memiliki masalah religius, maka dia akan meng up date statusnya di
facebook atau di Twitter untuk menyampaikan keluhannya, atau bisa saja berdoa
di facebook seperti berikut “Ya Tuhan, Mohon Ampunilah dosa Hambamu, aminnn”,
ada juga yang mengetikkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh
manusia yang beradab sehingga semua orang akan membaca tulisan (status)
tersebut. Ada sesuatu yang berubah dalam diri manusia dengan adanya media
social, murahnya biaya media social telah mengalihkan nilai moral dan etika
kedalam sikap emosional yang sangat tinggi. Ibarat kata, “masih di tiup oleh
angin, sudah terhempas”.
Sebuah ketikan kata dimedia sosial
sangat berdampak pada psikologis seseorang yang membaca status tersebut.
Terutama kepada orang yang mudah tersinggung, pesan di media social tersebut
akan dibalas dengan kata-kata yang tidak benar juga, sehingga hanya sedikit
orang yang “menjilat ludahnya sebelum berkata”. Gejala seperti ini jelas
merupakan sebuah penyakit sosial yang sudah merajalela hingga ke berbagai
lapisan pengguna media social. Penyakit ini sebenarnya susah untuk diobati, yang
bisa dilakukan hanyalah melakukan peringatan dini kepada pengguna, dan
pencegahan kepada anak-anak muda yang masih baru menggunakan media social.
Peringatan dini bisa dilakukan dengan
penanaman moral dan nilai yang baik oleh orang-orang yang masih sadar akan
pentingnya moral dalam media social kepada orang lain. proses ini sangat
penting mengingat tingkat perkembangan media social sangat cepat dan tidak akan
bisa dikalahkan oleh apapun.
Kesadaran dari diri kita
masing-masing adalah senjata terkuat untuk mengantisipasi penyakit media social
tersebut. Cobalah untuk lebih aktif di dunia nyata dengan lebih mencintai
profesi dan kegiatan anda, jika masih ada waktu luang, manfaatkan waktu anda
untuk orang lain agar relasi anda terbangun dengan baik sebab relasi yang baik
tentu akan mendatangkan kesejahteraan yang baik dan tentu ikut menjauhkan kita
juga dari penyakit media social tersebut. Disiplin waktu dan sikap serta
memperkuat pedoman religius akan semakin menyembukan manusia dari penyakit yang
telah menjangkiti orang-orang di bumi ini.
Oleh:
Jhon Miduk Sitorus
0 Response to "Media Sosial "Penyakit" bagi Manusia Modern"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)