PMK UNJ, Membangun Karakter yang Sebenarnya

            
Tahun 2011 merupakan hari yang bersejarah bagi saya ketika baru diterima di perguruan tinggi Universitas Negeri Jakarta. Jujur, UNJ memang bukan pilihan kampus idaman saya karena terlalu jauh dari tempat tinggal orang tua saya. Saya kuliah di UNJ karena salah mengisi form SNMPTN on-line. Pertama kali menginjakkan kaki di Kampus UNJ, saya tidak tahu harus melakukan apa karena situasi di Medan berbeda dengan situasi di Jakarta, ditambah lagi dengan saya belum memiliki teman dekat di Jakarta ini.

            Beruntung, ketika saya memasuki tahap daftar ulang, saya dikenalkan oleh kakak kelas dengan satu-satunya organisasi Kristen di kampus UNJ ini. namanya PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) UNJ, disana saya bertemu dengan teman-teman seiman, bahkan teman- teman satu suku, satu daerah, sehingga rasa persaudaraan dalam diri saya tumbuh kembali. Bagai menghilangkan dahaga di pusaran gurun pasir Afrika. Orang pertama yang saya kenal dulu adalah bang “Paska”, orang tidak terlalu familiar di kampus, tetapi ketika saya mencoba akrab dengan dia, kakak kelas Jurusan Manajemen ini langsung menimbun saya dengan berbagai motivasi dan ruang lingkup kampus serta PMK UNJ.
            Beberapa waktu kemudian, saya memasuki tahap MPA (Masa Pengenalan Akademik), saya semakin diajarkan bagaimana untuk menyesuaikan diri dengan kampus. Saya pernah disuruh ke gedung G ruang 201 oleh kakak kelas, saking butanya tentang UNJ saya harus bolak-balik 3 kali hingga ketemu dengan markas PMK tersebut. Disana saya disambut hangat oleh kakak-kakak kelas, dan diminta untuk memperkenalkan diri.
            Semester 1 saya hampir tiap hari jumat mengikuti PJ (Persekutuan Jemaat) yang diadakan di FIP, atau FIS dan Sergur. Itu adalah tempat-tempat yang disediakan oleh pihak kampus untuk melaksanakan kegiatan Ibadan PMK tahun 2011. Tahun itu juga, saya dimasukkan dalam kelompok APIPA FE yang dibimbing oleh Bang Richard, kakak kelas saya Pendidikan Administrasi Perkantoran juga. Kami dalam satu kelompok ada 7 orang, ada Sony, Hartono, Wanangel, Yosenta,  dan lain-lain (lain-lain karena lupa, tidak pernah kelihatan lagi hehe).
            Semester berikutnya, saya ikut dalam sebuah kelompok sharing namanya Kelompok kecil (KK) yang dibimbing oleh bang Richard juga. Teman-teman KK saya adalah Hartono, Wanangel, Yosenta, Sony, dan Nelson. Di KK ini, saya menemukan berbagai hikmah meski akhir-akhir ini sudah jarang bertemu bahkan bersapa kembali. Saya diajarkan untuk membangun karakter diri saya sebagai seorang mahasiswa, hidup dalam Kristus, hidup baru, pacara yang sebenarnya, pergaulan yang seharusnya,  dan lain-lain. Satu lagi yang menjadi awal yang baru dalam hidupku, saya baru mengenal saat teduh “ sate” saat itu juga. Mulai saat itu, saya sudah melaksanakan saat teduh setiap pagi subuh meski kadang-kadang bolong juga.
            Semester berikutnya saya ikut berpartisipasi dalam kegiatan PMK meski tidak ikut di kepengurusan, tetapi saya selalu ikut dalam beberapa kepanitiaan seperti Natal, Happy day, TMP, PA fakultas, dan lain-lain. semuanya itu saya jalani dengan seadanya dan penuh ucapan syukur. Akhir-akhir ini saya baru menyadari, semua proses itu adalah sebuah jalan untuk membangun karakter saya di kampus negeri Ibu Kota ini. Tuhan selalu merancang yang terbaik buat hambanya yang mau melaksanakan tuntunan-Nya, meski tidak secara langsung kita sadari apa sebenarnya maksud Tuhan dibalik rancangan itu, jika kita menjalaninya sesuai dengan yang seharusnya, maka kelak nanti kita akan tahu dan menikmati hasilnya betapa sungguh Indah rencana Tuhan terhadap kita.
            Jalani mandat yang diberikan oleh Tuhan kepadamu, mungkin di kampus idaman anda, Tuhan tidak memberikan kesempatan kepada anda untuk kuliah disana, Tuhan mau anda disini. Karena itu adalah proses bagi anda untuk menjadi orang-orang hebat nantinya. Maju terus PMK UNJ. We always need you.

0 Response to "PMK UNJ, Membangun Karakter yang Sebenarnya"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)