Salah Nalar dalam Karya Ilmiah
![]() |
Untuk mengurangi salah nalar, seseorang perlu belajar lebih banyak |
Salah nalar
adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik
kesimpulan. Kekeliruan ini terjadi karena faktor emosional., kecerobohan atau
ketidaktahuan.
1. Macam-macam salah nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya.
Oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu diperhatikan kalimat dalam berbahasa
Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalr dapat dimiimalisirkan. Salah nalar
dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi, dan
penggunaan otoritas yang berlebihan. Kesalahan yang diuraikan disini ialah
kesalahan yang berhubungan dengan proses bernalar/berpikir, yaitu kesalahan
dalam berbahasa atau kesalahan informal dan kesalahan penalaran atau kesalahan
formal.
1)
Kesalahan
informal
Kesalahan informal dikelompokkan dalam kesalahan relevasi karena
premisnya tidak mempunyai hubungan dengan kesimpulan, yang termasuk kesalahan
jenis ini adalah sebagai berikut:
a.
Argumentum
ad Hominem
Secara harafiah
kesalahan itu berarti “argumentasi ditujukan kepada diri orang”. Kesalahan itu
terjadi bila seseorang mengambil keputusan atau kesimpulan tidak berdasarkan
penalaran melainkan untuk kepentingan dirinya, dengan mengemukakan alasan yang
tidak logis sebenarnya.
Contoh :
seorang menolak pemerataan dengan alasan bahwa pemerataan itu merupakan yang
dituntut orang komunis, sedangkan komunisme adalah aliran yang dilarang di sini
(Alasan yang sebenarnya ialah karena pemerataan itu merugikan dirinya).
b.
Argumentum
ad Baculum
Baculum berarti
“tongkat” Yang dimaksud di sini ialah suatu kesalahan yang terjadi apabila
suatu keputusan diterima atau ditolak karena adanya ancaman hukuman atau tindak
kekerasan.
Contoh :
Misalnya jika seorang mengakui kesalahan yang dituduhkan kepadanya (yang
sebenarnya tidak dilakukan) karena ia diancam dengan kekerasan.
c.
Argumentum
ad Verucundiam atau Argumentum Adictoritatis
Kesalahan ini
terjadi bila seseorang menerima pendapat atau keputusan bukan dengan alasan
penalaran melainkan karena yang menyatukan pendapat atau keputusan itu adalah
yang memiliki kekuasaan.
d.
Argumentum
ad Populum
Arti
harafiahnya ialah “argumentasi ditujukan kepada rakyat”. Argumentasi yang
dikemukakan tidak mementingkan kelogisan yang penting agar orang banyak
tergugah. Hal ini sering dilakukan dalam propaganda.
e.
Argumentum
ad Misericordiam
Argumentasi
dikemukakan untuk membangkitkan belas kasihan. Biasanya argumentasi semacam ini
dikemukakan bila seseorang ingin agar kesalahannya dimaafkan.
Contoh : seorang
siswa yang mendapat nilai buruk mengatakan bahwa ia tidak mempunyai cukup waktu
untuk belajar karena membantu orang tua mencari nafkah.
f.
Kesalahan
Non-Causa Pro-Causa
Kesalahan ini
terjadi jika seseorang mengemukakan suatu sebab yang sebenarnya bukan merupakan
sebab atau bukan sebab yang lengkap.
Contoh :
seorang laki-laki dinyatakan meninggal akibat jatuh dari tangga. Akan tetapi,
pemeriksaan dokter menyatakan bahwa orang itu meninggal bukan karena jatuh. Ia
mendapat serangan jantung ketika sedang menuruni tangga.
g.
Kesalahan
Aksidensi
Kesalahan
aksidensi ialah kesalahan terjadi akibat penerapan prinsip umum terhadap
keadaan yang bersifat aksidental, yaitu suatu keadaan atau kondisi kebetulan,
yang tudak seharusnya, atau mutlak yang tidak cocok.
Contoh :susu
adalah minuman sehat. Tetapi, jika seorang ibu yang memberikan susu kepada
anaknya yang alergi terhadap lemak hewani karena ia menganggap bahwa susu
adalah minuman yang menyehatkan ia telah melakukan kesalahan aksidensi. Keadaan
umum bahwa susu itu sehat tidak cocok dengan kondisi aksidental bahwa anak
alergi terhadap lemak hewani.
h.
Petitio
Principii
Kesalahan ini
terjadi jika argumen yang diberikan telah tercantum di dalam premisnya.
Contoh : Ular
itu mengandung racun karena ia berbisa; kedua hal itu sama saja, karena tidak
berbeda”
i.
Kesalahan
Komposisi dan Divisi
Kesalahan
komposisi terjadi jika kita menerapkan predikat individu kepada kelompoknya.
Contoh : Oni
adalah mahasiswa, ia suka berdansa. Jadi mahasiswa suka berdansa. Sebaliknya
jika predikat yang benar bagi kelompok kemudian dikenakan kepada individu
anggotanya, maka akan terjadi kesalahan divisi. Misalnya saja pada mobil yang
besar, baut-baut yang digunakan besar-besar juga. Jika sebuah sekolah dinilai
baik maka setiap gurunya dinilai baik.
j.
Kesalahan
karena Pertanyaan yang Kompleks
Pertanyaan yang
kompleks di sini bukan hanya yang dinyatakan dengan kalimat kompleks saja,
melainkan juga yang dapat menimbulkan banyak jawaban.
Misalnya pertanyaan, “Apakah benda itu?” akan menghasilkan berbagai
jawaban tergantung pada visi yang menjawab.
k.
Non
Secuitur (kesalahan konsekuen)
Kesalahan ini
terjadi jika dalam suatu proposisi kondisional terjadi pertukaran antara
anteseden dan konsekuen.
Contoh : Jika
anda seorang pencuri, maka anda bekerja pada malam hari”, disamakan dengan
“Jika anda bekerja pada malam hari, anda seorang pencuri.
l.
Ignoratio
Elenchi
Kesalahan
karena tidak ada relevansi dalam isi argumentasi.
Contoh :
seorang ketua RT mengemukakan kepada warganya bahwa RT perlu memungut iuran
untuk petugas kebersihan. Untuk mendukung gagasan itu ia menjelaskan peranan
kebersihan dalam menciptakan kesehatan dan keindahan lingkungan; padahal yang
harus dibuktikan ialah bahwa iuran itu harus dibayarkan, bukan segala teori
tentang kebersihan.
2) Kesalahan Formal
a.
Generalisasi
yang terlalu luas, terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar
generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara
memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas.
·
Generalisasi
sepintas, kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan
data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: “Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.”
Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi
yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena
masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana
prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
·
Generalisasi
apriori, salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi
atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya.
Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu
anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara,
organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan,
maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama.
Contoh: Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak
moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya.
b.
Kerancuan
analogi
Kerancuan
analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat.
Contoh: “Negara
adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus
meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan
kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena
menghambat.”
c.
Kekeliruan
kasualitas (sebab – akibat)
Kekeliruan
kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab dari suatu peristiwa
atau hasil dari kejadian.Contoh:
·
Saya
tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
·
Saya
tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan
d.
Kesalahan
relevansi
Kesalahan
relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak
menunjang sebuah kesimpulan. Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga)
macam:
·
Pengabaian
persoalan (ignoring the question), disebabkan oeh pengaihan suatu isu atau
permasalahn dan menggantikannya dengan isu atau permasalahan lain yang tidak
berkaitan Contoh: “Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena
pemerintah tidak memiliki
undang-undang khusus tentang hal itu”.
·
Penyembunyian
persoalan, terjadi jika seseorang hanya memberikan satu pendapat atau alasan
ats sebuah permasalahan yang kompleks atau rumit. Contoh: “Tidak ada jalan lain
untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri”.
·
Kurang
memahami persoalan, salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan
pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat
yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara
benar atau persoalan yang terjadi.
e.
Penyandaran
terhadap prestise seseorang
Salah nalar
disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya
karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan
ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu
di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
·
Orang
itu diakui keahliannya oleh orang lain
·
Pernyataan
yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang
dibahas.
·
Hasil
pemikirannya dapat diuji kebenarannya
f.
Pemilihan
Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini
dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban
yang ada. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Orang
itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
·
Petani
harus bersekolah supaya terampil.
g.
Penyebab
yang Salah Nalar
Salah nalar ini
disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya
pergeseran maksud. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Hendra
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
·
Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
h.
Analogi
yang Salah
Salah nalar ini
dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan
anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi
yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Anto
walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·
Pada
hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana
kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti
mengendarai sepeda motor.
·
Rektor
harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
i.
Argumentasi
Bidik Orang
Salah nalar
jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang
diembannya. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Kusdi
kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi
bahasa Indonesia.
·
Deliana
tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.
j.
Meniru-niru
yang Sudah Ada
Salah nalar
jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan
kalau orang lain melakukan hal itu. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Kita
bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
·
Saat
Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada
mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.
k.
Penyamarataan
Para Ahli
Salah nalar ini
disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang
sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan. Contohnya
adalah sebagai berikut:
·
Dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
·
Sarifah
pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.
0 Response to "Salah Nalar dalam Karya Ilmiah"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)