Mengenal Jepang : Prof. Teiichi Wada


            Jepang seperti yang telah banyak diceritakan, adalah salah satu negara Asia yang maju khususnya pada pasca Perang Dunia II yang telah memberi kesempatan kepada Jepang untuk melaksanakan pembaharuan-pembaharuan. Jepang bahkan menjadi pemimpin Asia. Langkah Jepang menuju modernisasi terbilang relatif dalam tempo yang singkat dibandingkan dengan negara-negara di Barat yang mengalami perubahan serupa dengan Jepang namun dengan jangka waktu yang relatif panjang. Namun, walaupun Jepang telah melakukan langkah menuju modernisasi, Jepang tidaklah dengan seketika meninggalkan tradisi-tradisi kunonya. Hal itu terjadi, mungkin karena modernisasi yang dialami Jepang begitu cepat.
            Modernisasi di Jepang diketahui memiliki banyak faktor, khususnya karena Jepang menyadari bahwa untuk memimpin Asia dan menjadikan Jepang menjadi kekuatan yang tangguh perlulah dilakukan pembaharuan-pembaharuan terutama di bidang militer dan pendidikan. Jepang sadar akan keterbelakangannya yang cukup jauh dengan negara-negara Barat yang telah maju. Maka dengan cepat, Jepang melakukan langkah besar itu yang berdampak signifikan terhadap masa depan Jepang.
            Revolusi Industri Jepang berlangsung pada awal zaman Meiji yang merupakan awal Jepang melakukan perubahan sejarahnya. Dahulu Jepang adalah negara yang bercirikan agraris (pertanian). Pada masa itu pula, sistim feodal yang sudah ada sejak lama di Jepang dihapuskan untuk melaksanakan modernisasi di berbagai bidang sesuai dengan cita-cita
Meiji. Kemudian, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, Perang Dunia kedua memberikan kesempatan pada Jepang untuk melaksanakan pembaharuan-pembaharuan secara meluas berdasarkan demokrasi dan perdamaian. Hal tersebut mengarahkan kepada kesadaran nasional Jepang ke pertumbuhan ekonomi yang melaju tinggi dan berkembang dengan sangat luar biasa. Kesadaran masyarakat Jepang untuk bersatu sudah tertanam sejak dulu yang dapat dilihat pada kerjasama, solidaritas, dan jiwa keharmonisan mereka untuk melaksanakan pertanian ketika Jepang masih berada pada zaman Yayoi (zaman pertanian setelah zaman Jomon/zaman berdasar pada alat-alat sehari-hari yang terbuat dari tanah dan batu). Kesadaran bersama itu tumbuh dan terus tumbuh hingga Jepang mulai beralih ke industri. Tak bisa dipungkiri bahwa faktor geografis negara Jepang juga memberikan dampak pada keberlangsungan Jepang.
            Sebelum modernisasi, Jepang pernah melakukan isolasi yakni menutup diri dari dunia luar pada tahun 1633 dan 1639 pada masa pemerintahan ke-Shogun-an Edo. Awalanya keadaan damai di Jepang terus berlanjut selama dua ssetengah abad namun karena ditutupnya kontak dengan negara-negara Barat, pertukaran Jepang dengan negara-negara lain pada dasarnya menjadi terhenti. Seiring waktu, suatu sistim produksi kapitalis muncul dan industri serta perniagaan turut berkembang hingga pesat dan sedikit demi sedikit merubuhkan sistem ke-Shogun-an yang feodal. Muncul pula kekuatan-kekuatan anti pemerintah di Jepang yang kemudian mencetuskan Restorasi Meiji. Yang juga difaktori dengan tibanya Komodor Matthew Perry, duta Amerika Serikat di Uraga pada tahun 1853.
            Restorasi Meiji melakukan berbagai perubahan di Jepang seperti menghapuskan daerah-daerah otonom pada tahun 1869 dan menggantinya dengan propinsi-propinsi pada tahun 1871 yang semata-mata untuk menyatukan negara dan mengkonsolidasikan dasar suatu negara modern yang didasarkan pada pemerintahan yang terpusat.
            Pada masa itu pula, sistem sekolah dibentuk karena Jepang menyadari pentingnya pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat berguna untuk kemajuan modernisasi Jepang. Industri-industri pemerintah juga diorganisir. Penggalakan dilakukan juga pada sektor pertanian dan peternakan juga pemintalan kapas. Jepang juga membubarkan Zaitbatsu melalui demokratisasi ekonomi pasca perang yang mendorong persaingan di antara bisnis-bisnis dan merangsang investasi pabrik serta pembaharuan teknologi.
            Jepang semakin mengalami kemajuan setelah kemenangan dalam perang Cina-Jepang (1894-1895) yang mengharuskan Cina membayar ganti rugi kepada Jepang. Perang lainnya yakni Perang Rusia-Jepang (1904-1905) yang memberi dorongan pada Jepang berkekonomi kapitalis denganmenunjukkan perkembangan yang menyolok pada industri berat.
            Mulai sekitar akhir zaman Meiji, ekonomi Jepang mulai mengalami penurunan yang kronis. Namun, hal ini dapat diatasi ketika Perang Dunia I yang memberikan kesempatan pada Jepang untuk menggantinkan kekuatan-kekuatan Eropa yang sedang menarik diri dari pasaran Asia akibat peperangan.
            Walaupun demikian, pulihnya Eropa dari kehancuran pasca perang, menyebabkan ekonomi Jepang kembali jatuh dan semakin diperburuk oleh Bencana Gempa Bumi Besar pada 1 September 1923, bangkrutnya bank-bank dalam bulan Maret 1927,dll. Situasi terus diperparah ketika Jepang terjun ke dalam Perang Dunia II.
            Pasca Perang Pasifik itu, Jepang harus melaksanakan pasal-pasal dalam Deklarasi Postdam di bawah Pasukan Pendudukan Sekutu. Dengan segala upaya, sekutu berusaha melumpuhkan Jepang agar Jepang tidak lagi berbahaya bagi dunia. Ekonomi Jepang pun mengalami kehancuran. Guna menanggulanginya, pemerintah pun melakukan berbagai kebijakan seperti The Doge Line, dll.
            Pada paruh kedua tahun 1950-an, Jepang melakukan teknologi dengan investasi pabrik secara besar-besarn dan difokuskan pada industri berat dan kimia karena Jepang menyadari keuntungan industri ini dan berencana untuk menggandakan pemasukan nasional dalam waktu sepuluh tahun dimulai sejak tahun 1960.
            Perkembangan industri-industri berat dan Kimia Jepang yang semakin melesat membawa Jepang setingkat dengan negara-negara maju. Hal in kemudian, membawa Jepang memasuki era konsumsi masa akibat pendapatan individu yang semakin besar.
            Dari sini dapat terlihat, selama perjalan hidup Jepang menuju modernisasi. Jepang merupakan negara yang cepat beradaptasi dan mengadopsi bahkan mengubah cara-cara Barat yang dapat diterapkan di negara Jepang untuk memajukan serta mensejahterakan rakyatnya. Intelektualitas masyarakat Jepang akibat pembentukan dan pembaharuan sistem pendidikan semakin membuat Jepang pandai dalam memproduksi barang-barang berkualitas unggul dan dengan menghemat sumber-sumber dan energi. Rasa nasionalisme yang tertanam kuat juga menjadikan bangsanya tidak lupa diri malah semakin maju karena kerjasamanya.
            Dalam periode modern akibat modernisasi yang telah berlangsung selama 100 tahun terakhir, populasi Jepang pun meningkat hampir tiga setengah kali lipat pada masa pemerintahan Meiji pada tahun 1868. Hal ini cukup menjadi masalah sehingga Jepang memberlakukan keluarga nuklir yang terdiri dari ibu, ayah dan maksimal dua anak.
            Pada masa modern, Jepang semakin menunjukkan identitasnya sebagai negara yang beralih ke sektor industri. Terutama pada industri berat dan kimia yang merupakan salah satu dari yang tertinggi di dunia saat ini yang memberikan kemakmuran hidup rakyatnya.
            Jepang juga semakin memajukan dan memperluas wajib pendidikan sembilan tahun. Masalah perburuhan yang dahulu digaji berdasarkan umur dan lamanya bekerja juga mulai diganti dengan sistim pembayaran gaji yang didasarkan pada kemampuan seseorang. Serta diberlakukannya Undang-undang Upah Minimum pada tahun 1959. Sistem keamanan sosial juga diutamakan yakni dengan menyediakan skema asuransi bagi penghasilan, pengobatan dan kehidupan sehari-hari khususnya melalui asuransi sosial.

            Begitulah bagaimana Jepang dapat maju karena sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. Jepang menyadari pentingnya partisipasi masyarakat terutama pada tingkat rakyat biasa, dan bukannya menyerahkan segala-galanya kepada pemerintah semata. Jepang dalam hal ini, perlu dijadikan sebagai contoh bagi negara-negara berkembang khususnya di Asia yang ingin melakukan langkah modernisasi dengan waktu yang relatif singkat.

0 Response to "Mengenal Jepang : Prof. Teiichi Wada"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)