Pengertian Kepribadian
KEPRIBADIAN
A.
Pendahuluan
Sebagian
besar Psikolog mempunyai pandangan yang berbeda mengartikan kepribadian. Ada
yang setuju bahwa “kepribadian” (Personality) berasal dari bahasa latin
Persona, yang mengacu pada topeng yang digunakan oleh actor Romawi dalam pertunjukan
drama Yunani untuk memainkan peran atau penampilan palsu. Namun sebagian besar
Psikolog menggunakan istilah “kepribadian”, lebih mengacu pada sesuatu yang
lebih dari sekedar peran yang dimainkan seseorang.
Walaupun
sudah berhubungan dengan apa yang disebut dengan kepribadian melalui berbagai
cara, masing-masing dari mereka mempuyai sudut pandang tersendiri untuk
melakukan pendekatan pada konsep global ini. Beberapa psikolog mencoba untuk
menyusun teori yang lebih konprehencif, yang lainnya menyusun teori yang
beberapa aspek dari kepribadian, yang lainnya hanya menyusun teori yang
mengenai beberapa aspek dari kepribadian. Beberapa teoritikus sudah
mendefenisikan kepribadian secara formal tetapi dalam defenisi tersebut masih
terdapat pandangan dari mereka sendiri.
Meski
tidak ada defenisi tunggal yang bisa diterima oleh semua teoritikus,
kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu yang relative permanen
dan memberikan, baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseoran.
Sifat (trait) merupakan factor penyebab adanya perbedaan antar individual dalam
perilaku, konsisten perilaku dari waktu ke waktu dan stabilitas perilaku dalam
berbagai situasi. Sifat bisa saja unik, sama pada beberapa kelompok manusia
atau dimiliki oleh semua manusia, tetapi pola sifat berbeda untuk masing-masing
individu, jadi masing-masing orang mempunyai kepribadian yang berbeda, walaupun
memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan orang lain. Karakteristik merupakan
kualitas tertentu yang dimiliki oleh seseorang termasuk didalamnya beberapa
karakter seperti tempramen, fisik, dan kecerdasan.
B. DIMENSI
KONSEP KEMANUSIAAN
1.
Determinism
dengan Free Choice
Dimensi
Determinism lebih cenderung terhadap perilaku seseorang yang memandang
keberlangsungan hidupnya ditentukan oleh nasih itu sendiri. Sedangkan dimensi
Free Choice lebih cenderung terhadap perilaku manusia yang bersifat free
(bebas) memilih hidup/perilaku yang
seperti apa yang akan dijalani.
2.
Pessimism
dengan Optimism
Pandangan
kedua adalah pesimisme dengan Optimisme. Pandangan manusia yang pesimisme
cenderung bersifat apa adanya dan kurang bergairah dalam menjalani hidup.
Sedangkan dimensi optimism memandang
manusia mampu menjalani hidup sesuai dengan apa yang direncanakan yang
dikelompokkan kedalam target-target tertentu.
3.
Causality
dengan Teleology
Dimensi
causality memandang manusia melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman masa lalu.
Dimensi ini biasanya berada pada orang yang lebih dewasa, karena berbagai
pengalaman hidup yang telah mereka alami, pada suatu saat akan mengalami hal
yang sama atau mirip juga, sehingga memerlukan pemikiran yang benar-benar
matang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan dimensi Teleology memandang manusia
melakukan sesuatu tanpa melihat pengalaman masa lalu, melainkan langsung melakukan
sesuatu kedepannya tanpa pertimbangan apapun.
4.
Conscious
dengan Conscious determinant of behavior
Dimensi
conscious memandang seseorang melakukan sesuatu dengan kesadaran penuh.
Artinya, manusia dalam bertindak hampir erat kaitannya denagn causality, sehingga
target yang ingin dicapai bias dituju dengan tepat sasaran dan tepat guna.
Sedangkan dimensi Conscious determinant
of behavior memandang manusia melakukan sesuatu tanpa disadari (alam bawah
sadar). Misalnya memaki orang seketika ketika ada kesalahan yang sangat sepele.
5.
Biological
dengan Social Influences on Personality
Dimensi
Boilogical memandang kepribadian manusia dibentuk oleh pengaruh biologis
(keturunan). Sedangkan Social Influences on Personality memandang kepribadian
manusia dibentuk karena pengaruh factor lingkungan social dan lingkungan
sekitar.
6.
Uniqueness
dengan Similarity
Dimensi
Uniqueness memandang kepribadian manusia itu ada yang bersifat unik dan berbeda
dari orang lain secara dominan sedangkan Similarity memandang kepribadian
manusia lebih didominasi oleh kepribadian yang sama dengan orang lain.
C. GAMBARAN
UMUM TEORI PSIKOANALISIS
Sigmund
Freud adalah teoritis psikologis yang sangat terkenal dengan teori yang
menarik, yang pertama, dua batu pijakan psikoanalisis yaitu seks dan agresi merupakan
dua hal yang terus popular. Kedua oleh pengikutnya yang begitu setia, dimana
mereka menganggap Freud sebagai tokoh pahlawan yang kesepian seperti dalam
mitos.
Meski
Freud memandang dirinya sebagai seorang ilmuwan, defenisi tentang sains berbeda
dengan kebanyakan psikolog saat ini. Freud lebih mengandalkan penalaran
deduktif ketimbang metode penelitian
yang ketat dan obsevasi yang ia lakukan secara subjektif terhadap sampel pasien
yang jumlahnya terbatas yang kebanyakn berasal dari kelas menengah atas dan
juga kelas atas. Ia tidak menghitung data yang diperolehnya ataupun melakukan
observasi dalam kondisi tertentu. Ia hampir selalu menggunakan pendekatan studi
kasus serta kerap merumuskan hipotesis setelah seluruh fakta terkumpul.
D. TINGKAT
KEHIDUPAN MENTAL
Sumbangan
terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya kedalam dunia tidak
sadar dan keyakinan bahwa manusia termotivasi oleh dorongan utama yang belum
atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua
tingkat, yaitu alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi
menjadi dua tingkat yaitu alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Dalam
psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai
proses maupun lokas. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut
bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh.
Alam Tidak Sadar
Alam
tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun
insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan
tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, seringkali
kita tidak menyadari proses mental yang ada di balik perilaku tersebut.
Contohnya seorang pria bisa saja mengatakan jatuh cinta kepada seorang wanita,
tetapi pria tersebut tidak mengetahui alasan mengapa dia bisa cinta terhadap
wanita tersebut. Pria tersebut bisa saja mengungkapkan berbagai alasan yang
tidak rasional untuk meyakinkan wanita tersebut.
0 Response to "Pengertian Kepribadian"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)