ANCAMAN ISIS, WAKTUNYA JOKOWI BIKIN RAME
Mungkin
anda masih mengingat kata-kata “mari kita bikin rame” ketika proses kampanye
pemilihan presiden tahun 2014 sedang berlangsung. Itu adalah ungkapan dari
Presiden terpilih yang menjadi sebuah jargon bagi para pendukung sejak dia
pertama kali mengucapkannya saat berdebat secara resmi dengan lawan politiknya
Prabowo Subianto. Sekilas orang melihat tidak mungkin semudah ucapan Joko
Widodo dan untuk apa perlu diramekan? Pernyataan “kita bikin rame” jika ada sengketa
dengan Indonesia dari pihak manapun seakan meminta tumbal tentang pembuktian
kata-kata dari Presiden asal kota Solo ini. Salah satu tumbal itu adalah
ancaman ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) oleh panglima perangnya lewat
video yang menyatakan akan datang ke Indonesia dan membangun kekalifahan sesuai
dengan keinginan mereka. Kita tahu selama ini ISIS begitu brutal dan terkenal
sangat tidak manusiawi yang mengatasnamakan Islam.
Pemimpin
ISIS tersebut bahkan mengajak TNI, Polisi, dan seluruh rakyat Indonesia yang
mengindahkan Pancasila untuk berperang. Tentu hal ini merupakan sebuah ujian
yang sangat serius mengingat Negara sekaliber Iraq saja belum bisa mengatasi
kekuasaan kelompok ini. Negara Iraq bahkan harus menyerah dibeberapa wilayah
Negara mereka sendiri termasuk menyerahkan ladang minyaknya kepada ISIS
sehingga ISIS mendapatkan pasokan sumber daya minyak yang melimpah, begitu juga
dengan persenjataan, ISIS bahkan telah memiliki senjata-senjata canggih dan
lebih canggih dari apa yang dimiliki Indonesia. Keteguhan rakyat Indonesia
terutama pihak keamanan Republik Indonesia akan benar-benar diuji oleh sebuah
organisasi yang brutal dan tidak berperikemanusiaan.
Sebagai
Negara Islam terbesar di Dunia, ISIS melihat sebuah investasi yang menggiurkan
dalam segi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya yang sangat mendukung
untuk dimanfaatkan bagi kelangsungan kekalifahan dan pasokan pemegang senjata
mengingat Indonesia adalah salah satu sarang Islam radikal terbesar di dunia
setelah timur tengah. Bukan hal yang sulit bagi mereka untuk mempengaruhi para
pemuda-pemudi di Indonesia agar mau bergabung dengan mereka. ISIS bahkan
sanggup membayar 2 kali lipat lebih dari pada apa yang didapatkan oleh rakyat
Indonesia dalam jangka waktu yang sama, apalagi rakyat Indonesia selama ini
cenderung suka mengatasnamakan aksi mereka berihad akan semakin memotivasi
sebagian kalangan untuk mengikuti aliran ini.
Indonesia
menghadapi sebuah penjajah baru yang mengerikan, yang mengatasnamakan diri
mereka kalifah Islamiyah yang sebenarnya. Siapa yang tidak mau mengikuti
kehendak ajaran mereka, niscaya akan dieksekusi dengan senapan yang dipanggul
oleh masing-masing anggota. Anda bisa saja dijadikan sebagai target untuk
latihan menembak bagi anggota ISIS yang baru atau mungkin jadi budak seks
mereka jika anda adalah seorang wanita yang masih belia. Tidak ada rasa ampun
kecuali kematian. Pilihan hanya ada dua, mau mengikuti ISIS atau mati. Jika
anda adalah orang yang dianggap penting, cara mati anda akan lebih sadis, anda
akan terlebih dahulu dikenalkan dan diabadikan dalam sebuah video, kemudian
leher anda akan digorok hingga kerongkongan anda benar-benar terpisah. Video
tersebut akan dikirimkan ke pihak yang bersangkutan dengan anda, termasuk
keluarga anda dan pemerintah anda.
Ujian
ini sungguh merupakan sebuah ujian emosional bagi pemerintahan baru Joko
Widodo-Jusuf Kalla. Baru berjalan 2 bulan, sudah menghadapi berbagai ancaman
dan ini adalah yang sangat serius karena mempertaruhkan seluruh jiwa dan
kepribadian bangsa kita. Janji Jokowi patut ditunggu soal penanganan masalah
internasional. kebijakannya sangat diperlukan dan sangat ditunggu secara tegas
seperti yang telah dilakukan pada kasus yang sebelumnya kepada masalah yang
lazimnya susah untuk ditoleransi. Kapal-kapal asing pencuri ikan dengan
tegas-tegas dibom begitu saja oleh Jokowi, mafia migas dan TKI benar-benar
diberantas, sekarang giliran ISIS yang harus gigit jari melihat keberingasan
Jokowi dalam masalah pertahanan keamanan dan kedaulatan bangsa serta konstitusi
kita.
Tidak
ada pilihan lain selain memerangi secara langsung dan terbuka. TNI dan
kepolisian serta lembaga kemasyarakatan harus bekerja sama. Terutama masyarakat
kita sendiri, karena logikanya masyarakat lebih banyak perbandingannya daripada
penegak keamanan dan hukum kita. Masyarakat adalah benteng yang paling kuat
dalam menghadapi segala masalah. TNI dan Polisi serta lembaga lainnya tidak
akan mampu berdiri tanpa masyarakat. Kita harus mendukung kebijakan
pemerintahan baru yang sedang aktif-aktifnya bekerja, kita lihat
menteri-menteri yang sudah bekerja banyak untuk rakyat walau baru masih seumur
balita. Kita harus bersuka cita melihat bagaimana kinerja mereka-mereka
dibanding dengan para pendahulunya, termasuk presiden dan wakil presidennya yang
tidak mau tinggal diam. Mudah-mudahan langkah awal ini memberikan hasil yang
baik bagi perkembangan bangsa kita.
Pertahanan
dan keamanan akan memberikan andil yang besar bagi ancaman yang mendebarkan
ini. keresahan rakyat jangan sampai menimbulkan kesengsaraan bagi para generasi
bangsa kita ini. Kabinet kerja yang dibentuk oleh Jokowi akan mampu “membikin
rame” kelompok yang ekstremis ini sampai ke akar-akarnya bila perlu. Ini juga
menjadi ajang pertunjukan seni berperang Indonesia bagi dunia, Indonesia mampu
memerangi ISIS dan akan menghacurkan kekalifahan yang mengatasnamakan Islam
murni tersebut. Semoga Indonesia mampu merajamkan segala sesuatu yang berusaha
menggoyahkan Pancasila. GAM sudah kita taklukkan, OPM sudah berlutut, APRA
sudah angkat tangan, PKI sudah terhempaskan, sekarang giliran ISIS yang akan
bertekuk lutut di bawah bendera merah putih dan Pancasila kita.
0 Response to "ANCAMAN ISIS, WAKTUNYA JOKOWI BIKIN RAME"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)