MAKALAH LANDASAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN
A. LATAR BELAKANG
Demokratisasi pendidikan
merupakan salah satu isu yang sampai kini masih menjadi persoalan baik pada
tataran konseptual maupun implementasinya. Persoalan demokratisasi ini menjadi
semakin kompleks seiring dengan bergulirnya isu-isu yang terkait dengan
demokratisasi itu sendiri. Sehari-hari dapat diikuti dan diamati beberapa isu
penting, seperti: kondisi transisional ke arah masyarakat yang demokratis,
tuntutan pemerintahan yang demokratis, pembangunan ekonomi yang berorientasi
kerakyatan, kebijakan yang berpihak dan yang berorientasi pada kepentingan
rakyat, kebijakan demokratisasi pendidikan, dan demokratisasi di bidang
politik. Isu dan gejala-gejala tersebut menunjukkan bahwa di masyarakat
Indonesia telah terjadi suatu proses demokratisasi dalam seluruh aspek
kehidupan.
Demokratisasi pendidikan yang
tengah bergulir di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari persoalan pendidikan
yang sedang kita hadapi. Pertama memang telah dilaksanakan program wajib
belajar sembilan tahun. Namun belum menunjukkan capaian yang memuaskan, ini menunjukan rendahnya tingkat
pendidikan, dan tentunya hal ini akan berimplikasi pada penyediaan sumber
daya manusia yang berkualitas. Krisis multidimensi
yang dialami, upaya pemulihan ekonomi yang nampaknya masih berjalan lamban, dan
biaya pendidikan yang semakin meningkat baik SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi
tampaknya akan lebih memperlemah kemampuan orang tua dan masyarakat dalam
menyekolahkan anak-anaknya. Tingginya angka tidak melanjutkan sekolah, dapat
menjadi indikator lemahnya kemampuan ekonomi orang tua dalam melanjutkan
pendidikan anak-anaknya. Ini menunjukkan bahwa ada persoalan mendasar, yaitu
sebagian besar dari penduduk Indonesia belum menikmati pendidikan yang
sesungguhnya adalah hak dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara.
Permasalahan kedua adalah
pengembangan sistem pendidikan dengan pendekatan hirarkhis struktural yang
imperatif sifatnya. Pendekatan atas bawah seperti ini mempunyai implikasi yang
sangat penting, terutama dapat menghambat proses demokratisasi itu sendiri.
Kemandirian, kebebasan, dan kreativitas dihambat oleh mekanisme birokrasi yang
dibangun secara seragam.
Ketiga, pergeseran paradigma
pembangunan termasuk pembangunan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi
ternyata memberikan beberapa implikasi penting. Sekalipun pergeseran itu
memperkuat proses demokratisasi, tetapi teramati beberapa kecenderungan dan
gejala berikut ini, yaitu: (1) munculnya gejala “pertarungan” antara semangat independensi
versus interdependensi. Dalam pertarungan itu, daerah memiliki
semangat kedaerahan yang sangat tinggi sehingga cenderung ingin memiliki
semuanya, mengabaikan rasa ketergantungan satu terhadap yang lain. Di pihak
lain kondisi obyektif terutama sosial ekonomi daerah pada daerah-daerah
tertentu belum cukup kuat untuk menjadi kekuatan yang menopang implementasi
otonomi terutama dalam mewujudkan demokrasi pendidikan. (2) kecenderungan
terjadinya disparitas antar daerah terutama terkait dengan hak setiap
warganegara untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Kesenjangan antar
daerah baik karena faktor ekonomi maupun geografis dapat menimbulkan
ketidakpastian standar mutu yang dapat dicapai. Kasus
terakhir adalah masalah konversi nilai Ujian Akhir Nasional, menunjukkan adanya
persoalan uncertainty about
standards of achievement.
Keempat masalah ketersediaan sumber daya manusia khususnya
tenaga kependidikan. Masalah tenaga kependidikan terutama terkait dengan
profesionalisme dalam arti kemampuan dan kesiapan dalam melaksanakan
fungsi-fungsi pendidikan, dan masalah ketersediaan tenaga kependidikan untuk
jabatan dan fungsi-fungsi pendidikan yang harus dilaksanakan baik guru maupun
fungsi manajemen pendidikan lainnya seperti ahli perpustakaan, ahli analisis
pendidikan, ahli ekonomi pendidikan, ahli politik pendidikan, pengembang
kurikulum, konselor, psikolog, laboran, teknisi, dan lain sebagainya.
Ini menjadi suatu
persoalan yang sangat serius dalam mewujudkan demokratisasi pendidikan. Nampak
bahwa dalam kondisi seperti itu sangat sulit bagi anak-anak di daerah-daerah
tersebut untuk memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan yang bermutu.
Padahal salah satu aspek penting dari demokratisasi pendidikan ialah kesempatan
yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Kelima masalah lemahnya
dukungan finansial. Sekalipun secara konstitusional telah ditetapkan besaran
20% dana APBN dan APBD untuk pendidikan, tetapi hal ini masih sangat sulit
untuk dapat diwujudkan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Setiap
daerah otonom memiliki kemampuan keuangan daerah yang tidak sama.
Keenam masalah kondisi obyektif sosio-demografis dan
geografis wilayah dan kepulauan Indonesia. Kondisi demografis baik struktur
penduduk dengan jumlah penduduk usia muda yang sangat besar, jumlah
penduduk, mobilitas, dan persepsi budaya tentang pendidikan menjadi tantangan
dalam proses demokratisasi pendidikan. Demikian juga dengan faktor geografis.
Wilayah kepulauan yang terpisah dan terpencil, dan lemahnya infrastruktur
terutama sistem transportasi menyebabkan banyak warganegara yang tidak memperoleh
kesempatan pendidikan terlebih pendidikan yang bermutu.
Masalah lain yang juga penting adalah terjadinya krisis ekonomi diberbagai
negara, merumuskan berbagai kebijakan pembangunan, agar dapat bertahan dan
bangkit kembali termasuk pula di Indonesia dibarengi dengan maraknya
globalisasi ekonomi yang melanda dunia membawa bangsa Indonesia harus
menghadapi tantangan yang makin berat dalam krisis tersebut.
Dalam memasuki globalisasi
ekonomi ini bangsa Indonesia harus menghadapi dua kenyataan yang nampak
paradoksal yaitu tantangan kerjasama disatu pihak dan persaingan global dipihak
lain. Dengan demikian pengaruh globalisasi ekonomi ini menuntut kualitas dan
ketahanan diri dan makin sempitnya peluang kerjanya dalam menjual jasa dan
barang-barang produksi serta dalam memperoleh uang. Globalisasi ekonomi membawa
pergeseran paradigma organisasi yaitu organisasi yang makin cerdas, makin
lincah dalam berkompetensi. Organisasi yang semula memiliki mata rantai komando
panjang perlu berubah menjadi organisasi yang lebih mengutamakan kecepatan,
dimana dimungkinkan seseorang berkreasi lebih cepat, lebih efisien dan lebih
efektif.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan
gambaran latar belakang permasalahan di
atas, maka dirumuskan masalah sebagai berkut:
1.
Apa dan
bagaimana peranan ekonomi dalam pendidikan?
2.
Apa saja
fungsi produksi ekonomi dalam pendidikan?
3.
Bagaimana
Peran dan fungsi ekonomi pendidikan?
4.
Bagaimana efesiensi
dan efektivitas dana pendidikan?
C. PEMBAHASAN
Pada zaman pasca
modern atau globalisasi sekarang ini,yang sebagian manusianya cenderung
mengutamakan kesejahteraan materi dibandingkan kesejahteraan rohani, membuat
ekonomi menjadi perhatian yang sangat besar, tidak banyak orang yang
mementingkan peningkatan spiritual. Kecendrungan tersebut diatas sangat
dipengaruhi oleh perkembangan budaya terutama dalam bidang tekhnologi,
kesenian, dan pariwisata serta ekonomi, berbagai produk baru yang semakin
canggih ditawarkan, dan hal-hal yang lain yang berkenaan dengan perekonomian
sehingga situasi seperti ini membuat kebanyakan orang berusaha mengumpulkan
materi sebanyak-banyaknya. Dengan demikian pembahasan tentang ekonomi tidak saja menyangkut
orang-orang kaya, tetapi semua orang termasuk dunia pendidikan yang
ditekuninya.
1. PERAN EKONOMI
DALAM PENDIDIKAN
Kalau dulu ekonomi
memegang peranan penting bagi kehidupan rakyat Indonesia maka kini disamping
alasan seperti itu juga jangan sampai kita kalah bersaing dalam era globalisasi
ekonomi, Akan tetapi karena kebanyakan kebijaksanaan dan peraturan di buat maka
banyak sekali timbul ketidak harmonisan antar para pengusaha dalam menjalankan
roda ekonomi yang menimbulkan krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka di era
globalisasi sekarang ini keterpurukan ekonomi di Indonesia akan diterapkan
kebijaksanaan dan peraturan yang baru dan memperbaiki perekonomian bangsa
sehingga rakyat yang menderita dapat dengan segera menikmati hasil perekonomian
kita yang mapan di masa yang akan datang baik perekonomian yang bersifat makro
dan mikro.
a.
Dimensi Makro
Analisis kegiatan pendidikan
dilakukan oleh berbagai ilmuwan antara lain ilmuwan ekonomi. Dimyati (1988:65-66) dalam Satmoko (1999:106) menyatakan bahwa terdapat
hubungan tidak langsung antara kegiatan pendidikan dengan kegiatan ekonomi yang
diharapkan menjadi tenaga kerja. Terdapat dua pandangan yang satu sisi
menyatakan kegiatan pendidikan merupakan pemborosan dana masyarakat, dipihak
lain menyatakan kegiatan pendidikan merupakan pengelolaan sumber daya manusia
yang berpotensi produktif untuk masyarakat.
Analisis ilmu ekonomi
menunjukkan bahwa objek ilmu ekonomi adalah tindak ekonomis. Tindak ekonomis
adalah memilih secara bijaksana sehubungan dengan keadaan alam, modal, tenaga
kerja, organisasi dan waktu yang terbatas dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia yang terbatas. Analisis unsur-unsur tentang tindak ekonomi bermanfaat
untuk memahami hubungan antara sistem ekonomis dan sistem pendidikan.
Perbedaannya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Perbandingan Antara Tindak Ekonomis
Dan Tindak Pendidikan
KOMPONEN
|
TINDAK EKONOMIS
|
TINDAK PENDIDIKAN
|
a. Tujuan Tindakan
|
Memperoleh
keuntungan material atau saling menguntungkan
|
Menumbuhkan
kebangkitan individu sebagai pribadi yg self help.
|
b. Pelaku Tindakan
|
Orang
dewasa yang menanggung biaya hidup (sesuai aturan dalam masyarakat)
|
Orang
dewasa dan anak atau orang dewasa dan orang yg belum dewasa yg berfungsi
sebagai pendi dik atau anak didik.
|
c. Dasar Tindakan
|
Kaidah
ekonomi non susila (non etis)
|
Kesusilaan
sesuai martabat manusia
|
d. Orientasi
|
Untung
rugi ekonomis dan efisiensi
|
Terbentuknya
keutuhan martabat manusia sebagai pribadi
|
e. Waktu Kegiatan
|
Terbatas,
dalam rangka perhitungan keuntungan
ekonomis
|
Sepanjang hayat dengan perhitungan usia produktif
|
f.
Nilai-Nilai
|
Nilai
ekonomis dalam sistem ekonomi yg berlaku, umumnya dihitung dengan uang
|
Nilai
paedagogis dalam kaitan nilai sosial budaya
|
g. Hasil Tindakan
|
Barang
berupa jasa,atau uang
|
Berupa
orang terpelajar, tenaga terampil yg diharapkan menjadi tenaga kerja
|
h. Harga Satuan
|
Jumlah
penghasilan dibagi jumlah penduduk setiap tahun
|
Jumlah
biaya pendidikan dibagi lulusan setiap tahun.
|
Perkembangan
perekonomian makro berpengaruh sekali dalam bidang pendidikan, seperti sekarang
ini banyak sekali orang kaya yang mau menjadi bapak angkat bagi anak-anak yang
tidak mampu untuk menempuh pendidikan kejenjang yang lebih baik. Perkembangan
lain yang sangat mengembirakan adalah terlaksananya sistem ganda dalam dunia
pendidikan, hal ini berlangsung baik di lembaga pendidikan yaitu kerjasama
sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar. Kemajuan
pembangunan perekonomian secara makro dapat juga berdampak timbulnya
sekolah-sekolah unggul yang memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap karena
di biayai dan dipunyai oleh kebanyakan orang –orang kaya Walaupun kebijakan dan
program sekolah ini tidak sama dengan yang lain, diharapkan agar tidak terdapat
pilih-kasih dalam menerima para siswa artinya calon siswa dari manapun asalnya
hendaklah dapat diberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan di sekolah
unggulan tersebutdan yang paling penting juga adalah dapat menghasilkan lulusan
yang bermutu serta tidak menyimpang dengan tujuan nasional negara kita.
Jadi inti tujuan pendidikan adalah membentuk
mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan ahsil kerja
sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang
beruntung dan mampu hidupa dalam keaadaan apapun.
Sesudah membicarakan peran ekonomi secara makro
ada baiknya dibicarakan peran ekonomi secara makro.
b.
Dimensi
Mikro
Menurut Satmoko (1999: 109) Peran ekonomi
secara mikro dapat dibuktikan bahwa orang memandang kehidupan seseorang dapat
meningkat atau menurun karena terkait erat dengan perekonomian. Jarang
orang mengaitkan naik turunnya tarf
kehidupan sesorang itu dengan tingkat kedamiaan hati, kebahagiaan keluarga,
kejujuran dan kesucian hidup seseorang.
Pada umumnya tingkat perekonomian keluarga
mempengaruhi perencanaan pendidikan yang dibuat orang tua tentang arah
pendidikan anaknya. Secara sadar atau tidak orang tua dalam menerncanakan
pendidikan bagi anak-anaknya menggunakan pendekatan nilai imbalan. Pendekatan
ini digunakan untuk mencari keseimbangan antara keuntungan dan kerugian.
Prinsip untung rigi dipakai oleh mereka yang rasional dalam memutuskan
bagaimana sebaiknya membelanjakan uangnya agar keinginanannya tercapai.
Dari penjelasan
diatas dapat dipahami bahwa ekonomi itu memegang peranan penting dalam
kehidupan seseorang, walaupun orang tersebut menyadari bahwa kehidupan gemerlap
tidak menjamin kebahagiaan, yang penting bagi mereka bagaimana dapat meraih
tingkat perekonomian yang lebih tinggi lagi. Banyak sekali keluarga miskin yang dalam
perekonomian mereka hanya dapat untuk makan saja, dan tidak dapat membiayai
sekolah bagi anak-anaknya, kata miskin diatas diukur dari tingkat perekonomian
bukan tingkat rohani dan kualitas mental.
2.
FUNGSI PRODUKSI DALAM PENDIDIKAN
Fungsi produksi
dalam pendidikan, adalah hubungan antara output dan input, di mana ada tiga bagian yaitu:
1. Fungsi Produksi
Administator; yang dipandang
input adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses dalam pendidikan,
input pendidikan meliputi:
a) Prasarana dan
sarana belajar, termasuk ruangan kelas dapat diuangkan, artinya bahwa perhitungan luas dan kualitas bangunan
b) Perlengkapan
belajar di sekolah seperti media, alat peraga juga dihitung harganya
c) Buku-buku
pelajaran, dan bentuk material
lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
d) Barang-barang yang
habis dipakai seperti zat kimia dilaboratorium dan sebagainya.
e) Waktu guru
bekerja, dan perangkat pegawai administrasi dalam memproses peserta didik harus
dibeli dan dibayar.
Kelima jenis
input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan.
Sementara itu yang dipandang sebagai output adalah berbagai bentuk
layanan dalam memproses peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya
peserta didik dalam belajar.
2. Fungsi Produksi
Dalam Psikologi; adalah sama dengan input fungsi produksi administrator
akan tetapi outputnya berbeda. Hasil output yang ada pada fungsi ini adalah
hasil belajar siswa yang mencakup; peningkatan
kepribadian, pengarahan dan pembentukan
sikap, penguatan kemauan, penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi, penajaman
pikiran, dan peningkatan
estetika
(keindahan) serta keterampilan.
Suatu lembaga
pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga
inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya. Indikator harga hanya
dapat dicari dalam bentuk manfaatnya lulusan dimasyarakat serta kecocokannya
dengan norma dan kondisi masyarakat.
3. Fungsi Produksi
Ekonomi; sebagai inputnya adalah semus
biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi admnistrator, semua uang yang
dikeluarkan untuk keperluan pendidikan yaitu uang saku, membeli buku dan
sebagainya selama masa belajar dan
uang yang mungkin diperoleh lewat
bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut
dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang mrenjadi outputnya adalah
tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum
belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum
pernah bekerja yang menjadi outputnya adalah gaji yang diterima setelah tamat
dan bekerja.
Dalam menghitung harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan yang menghadang yaitu:
a)
Jika peserta didik tamat, belum tentu ia segera
bekerja,
b) Selama menunggu
untuk mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk bekerja seadanya dengan penhasilan yang tidak tetap.
c) Kalaupun lulusan membuat usaha sendiri dengan modal seadanya,
penghasilan tiap bulan tidak mungkin tertatur.
d) Kalaupun lulusan bisa bekerja dengan penghasilan
tetap tiap bulan sangat mungkin dia mencari tambahan penhasilan diluar untuk meningkatkan
nafkahnya.
e) Bila bekerja disektor swasta, pengasilannya
sulit dihitung sebab upah atau gaji
perusahaan bervariasi.
f) Kalaupun lulusan
ini bisa bekerja dengan penghasilan tiap bulan maka dia mencari tambahan diluar
untuk meningkatkan nafkahnya.
Dengan demikian fungsi produksi ekonomi akan
bisa diaplikasikan dengan baik jika ada jaminan bahwa peserta didik segera
bekerja setelah lulus sebagai Pegawai dengan gaji yang cukup sehingga tidak
mencari tambahan pekerjaan diluar. Fungsi
produksi ekonomi bertalian erat dengan
marketing didunia pendidikan. Dalam hal ini Keuntungan marketing adalah a). Meningkatnya misi pendidikan secara sukses dan
terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik, b). Kepuasan masyarakat ditingkatkan, c). Meningkatkan daya
tarik terhadap petugas, peserta didik, dana donatur, d). Meningkatkan keefesiensi dan
kegiatan pemasaran. Akan tetapi dalam marketing juga terdapat kelemahan adalah a). Ada kecederungan lembaga pendidikan
selalu dijadikan usaha dagang
untuk mendapatkan
keuntungan, b). idealisme
pendidikan cenderung diabaikan.
Menurut Mutrofin (1996)
dalam Pidarta (2007:254), menyatakan bahwa negara-negara maju hubungannya
antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi sangatlah jelas, dimana sistem
pendidikan diorientasikan kepada kebutuhan ekonomi yang didasari pada teknologi
tinggi, fleksibelitas dan mobilitas angkatan kerja. Dalam masa pembangunan
dinegara kita sekarang ini pengembangan ekonomi mendapat tempat strategis,
dengan munculnya Link and Match, kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan
menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu,
dan jumlah serta jenisnya.
3.
PERAN DAN FUNGSI EKONOMI PENDIDIKAN
Peranan ekonomi
dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang peranan penting sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup
matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan
ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian dan ketrrampilan pengelola
guru-gurunya. Inilah yang merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau
perguruan tinggi. Artinya apabila pengelola dan guru-guru/dosen-dosen memiliki
dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya dan memiliki ketrampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya, memberi
kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya walaupun dengan
ekonomi yang tidak memadai.
Fungsi ekonomi
dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran proses pendidikan bukan merupakan
modal yang dikembangkan dan juga mendapatkan keuntungan yang berlimpah, disini
peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber pendidikan
yang membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor untuk
menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakn lapangan kerja sendiri,
memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai penunjang proses
pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi pelajaran
dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian kegunaan ekonomi
dalam pendidikan terbatas pada
hal-hal:
a). Untuk membeli keperluan pendidikan yang tak dapat
dibuat sendiri seperti prasarana dan
sarana, media, alat peraga dan
sebagainya. b). Membiayai semua
perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon. c). Membayar jasa dari segala kegiatan pendidikan, d). Mengembangkan individu yang berperilaku
ekonomi, seperti; belajar hidup hemat, e). Memenuhi kebutuhan dasar para personalia pendidikan, f). Meningkatkan motivasi kerja, dan g). meningkatkan gairah kerja para personalia
pendidikan.
Dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas,
oleh karena itu ada kewajiaban lembaga pendidikan untuk memperbanyak Sumber-sumber dana
pendidikan yang mungkin bisa
diperoleh di antaranya: a). Dari pemerintah dalam bentuk proyek pembangunan, penelitian dan sebagainya; b). Kerjasama dengan
instansi lain, baik pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Kerja samanya dalam bidang penelitian, pengabdian pada
masyarakat; c). Memebentuk pajak
pendidikan. Program ini bisa dirancang bersama antara lembaga pemerintah
setempat dan masyarakat, dengan cara ini bukan saja orang tua siswa yang
membayar dana pendidikan tetapi semua masyarakat; f). Usaha-usaha lainya.
Menurut jenisnya pembiayaan pendidikan dibagi atas :
a). Dana
rutin adalah dana yang dipakai untuk membiayai kegiatan rutin seperti gaji
pendidikan pengabdian masyarakat,
penelitian dan sebagainya; b). Dana pembangunan,
adalah dana yang dipakai untuk membiayai pembangunan fisik diberbagai bidang, seperti; membangun prasarana dan
sarana, alat belajar, media, dan kurikulum baru; c). Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP yang digunakan untuk membiayai
hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan; d). Dana usaha lembaga sendiri yang penggunaanya untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai
oleh dana rutin dan dana pembangunan.
Di dalam mengelola
dan merencanakan sumber dana, maka ada tiga
macam perencanaan biaya pendidikan yaitu: a). Perencanaan sacara tradisional, yaitu merencanakan masing-masing
pendidikan maka masing masing pendidikan tersebut ditentukan biayanya; b). SP4 (Sistem Perencanaan
Penyusunan Program Dan Penganggaran): Pengaturan jenis-jenis kegiatan dalam pendidikan
diatur dalam system, alokasi dana disusun berdasarkan realita, dan semua
kegiatan ditujukan pada pencapaian target pendidikan; c). ZBB (Zero Base Budgeting), hanya diatur untuk satu
tahun anggaran
Dengan demikian dana pendidikan perlu dikelola
secara profesional dengan SP4 dan dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti
pembelian yang sah.
4. EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS
DANA PENDIDIKAN
Penggunaan dana
pendidikan disebut efisien apabila dana yang digunakan sesuai atau lebih kecil
daripada yang telah direncanakan dan menghasilkan layanan layanan serta produksi
pendidikan yang sama atau melebihi rencana semula. Adapaun faktor utama dalam menentukan tingkat keefesienannya
adalah penggunaan uang, proses kegiatan dalam pendidikan, dan hasil kegiatan
yang telah dilakukan. Sedangkan penggunaan dana disebut efektif apabila
dengan
dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan semula dapat dicapai dengan kuantitas dan kualitas yang sama atau melebihi dari yang direncanakan.
5.
PENUTUP
1) Dalam dunia
pendidikan faktor ekonomi bukan
sebagai pemegang peran yang utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan sebab
dengan ekonomi yang memadai dapat memenuhi semua fasilitas dan aktivitas dunia
pendidikan.
2) Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan
pendidikan adalah dedikasi,
keahlian, keterampilan pengelola dan guru serta dosen dalam setiap
lembaga pendidikan.
3) Fungsi ekonomi
pendidikan menunjang kelancaran proses pendidikan dan sebagai bahan pengajaran
ekonomi untuk membentuk manusia
ekonomi yaitu manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya memilki kemampuan dan
kebiasaan, seperti: memiliki etos
kerja, tidak bekerja setengah- setengah, produktif, dan bisa hidup efesien/hemat.
4) Tiap lembaga
pendidikan diupayakan mampu menghidupi diri sendir, dengan cara mencari sumber-
sumber dana tambahan sebanyak mungkin guna memajukan dunia pendidikan dan dalam Penggunaan dana pendidikan
haruslah secara professional dan efesien serta efektiv selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan.
5) Dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang
produktif, maka sistem pendidikan, struktur kurikulum, serta jenis pendidikan
diatur kembali selanjutnya biaya
pendidikan ditingkatkan.
REFERENSI:
Balitbang Depdiknas: http://ww.depdiknas.go.id
Biro Pusat
Statistik: http://www. bps.go.id
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan (Stimulus
Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). Jakarta: PT. Rineka Cipta
Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Landasan
Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP
Semarang Press.
Ani Noer H – KTP UNNES 2009
http://dwijakarya.blogspot.com/2009/01/01/landasan-ekonomi-dalam-pendidikan.html/accesed 03/10/2009.
0 Response to "MAKALAH LANDASAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)