Sejarah Kuba dari Masalah Kolonisasi Hingga zaman Kemerdekaan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Republik Kuba terdiri atas Pulau Kuba (pulau
terbesar di Kepulauan Antilles Besar), Pulau Pemuda dan beberapa pulau kecil di
sekitarnya. Nama "Kuba" konon berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Taíno, cubanacán, yang berarti 'tempat yang sentral'.
Negara ini terletak di Karibia utara, pada
pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Di sebelah
timur laut Kuba - sekitar 144 km - terletak Negara Bagian Florida, AS, dan Bahama. Di sebelah timurnya terdapat Kepulauan Turks dan Caicos serta Haiti, sementara di sebelah barat terdapat
Meksiko. Kepulauan Cayman dan Jamaika terletak di
sebelah selatan dari ujung timur Kuba. Dibanding Indonesia, luas Kuba masih
lebih kecil dari Pulau Jawa.
Kuba merupakan penghasil gula terbesar di dunia setelah Brasil. Meskipun gula merupakan penghasil
utama dengan 85% dari ekspornya, namun yang tinggal di dalam negeri masih
merupakan negara pemakan gula terbanyak setelah Kosta Rika.
Sewaktu negara-negara
jajahan Spanyol dan Portugal di Amerka Latin berhasil telah merebut
kemerdekaannya yang sebagian besar melalui perjuangan berdarah, kuba masih
dicengkeram spanyol. Hal
ini mempengaruhi hasrat rakyat kuba untuk memiliki
pemerintahan sendiri.
B.
Masalah
Penelitian
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka kami menyimpulkan beberapa masalah diantaranya :
·
Sejarah Kuba
·
Proses pencapaian kemerdekaan Kuba
·
Masalah-masalah yang dihadapi Kupa dalam
Proses pencapaian kemerdekaan
·
Perkembangan lebih lanjut Negara Kuba
C.
Metode
Penulisan
Dalam penyusunan
makalah ini, kami menggunakan metode perbandingan berbagai sumber sehingga
dapat disimpulkan pernyataan umum. Selain itu, kami juga menggunakan sumber
yang berasal dari internet sebagai penyempunaan makalah ini.
BAB II
ISI
A.
Sejarah Kuba Sebelum Merdeka
Kuba pertama kali dikunjungi oleh
bangsa Eropa ketika Christopher Columbus pertama kali mendarat pada 28 Oktober 1492, di ujung timur Kuba, di Cazigazgo, daerah Baracoa. Diego Velázquez de Cuéllar memimpin
invasi Spanyol, menaklukkan penduduk pribumi, menjadi
gubernur Kuba untuk Spanyol pada 1511 dan membangun sebuah vila di
Baracoa, yang menjadi ibu kota pertama pulau itu. Pada tahun 1518 tempat ini pun menjadi pusat Keuskupan dari uskup
pertama Kuba.
Saat itu Kuba dihuni oleh
sekurang-kurangnya dua suku bangsa pribumi yang berbeda: suku Taíno dan Siboney. Kedua suku bangsa ini memiliki
kebudayaan neolitikum
pra-sejarah, dan barangkali juga budaya zaman perunggu. Sejumlah
pakar merasa perlu membedakan suku bangsa Taíno dengan suku bangsa Taíno baru dari Kuba, Lucaya dari Bahama, Jamaika, dan sampai
batas tertentu dari Haiti dan Quisqueya (kira-kira Republik Dominika sekarang),
karena suku bangsa Taíno baru mempunyai masukan budaya yang jauh lebih beragam
dan heterogenitas masyarakat dan etnis yang jauh lebih besar daripada Taíno
tinggi yang sejati dari Boriquen (Puerto Riko).
Kebanyakan penduduk Kuba dari masa pra-Columbus, termasuk suku bangsa Siboney,
pertama-tama dapat digolongkan dalam kelompok umum Taíno baru. Suku bangsa
Taíno adalah petani-petani yang cakap dan suku bangsa Siboney adalah masyarakat
pemburu-pengumpul dengan sedikit pertanian yang mendukungnya. Suku bangsa
Taínos dan Siboney mempunyai adat-istiadat dan kepercayaan yang serupa, yaitu
ritual suci yang dipraktikkan dengan menggunakan tembakau yang
disebut cohoba, atau "merokok".
Suku bangsa Taínos (Arawak Pulau)
adalah bagian kelompok budaya yang umumnya disebut suku Arawak, yang menyebar
jauh hingga ke Amerika Selatan. Sisa-sisa puisi, nyanyian, ukiran, dan seni
Taíno hingga kini masih ditemukan di seluruh Kepulauan Antilen besar. Suku
bangsa Arawak dan kelompok-kelompok budaya serupa lainnya berjasa atas
perkembangan sekitar 60% dari tanaman yang umum digunakan sekarang dan
bahan-bahan industri utama seperti karet. Bangsa-bangsa Eropa belajar dari
penduduk asli Kuba bagaimana membudi-dayakan tembakau dan mengisapnya dalam
berbagai cara.
Sekitar 16.000 hingga 60.000, atau
barangkali lebih, penduduk asli dari suku bangsa Taíno dan Siboney menghuni
Kuba sebelum kolonisasi. Penduduk asli Kuba, termasuk suku bangsa Siboney dan
Taíno, dipaksa masuk ke dalam encomiendas (semacam daerah perlindungan) pada
masa pendudukan pulau Kuba oleh Spanyol. Salah satu daerah perlindungan yang
terkenal adalah Guanabacoa, yang kini merupakan daerah suburban Havana. Banyak penduduk pribumi
Kuba yang menjadi korban kebrutalan para conquistador Spanyol
(seperti yang dipersaksikan dan diratapi oleh banyak orang seperti Bartolomé de Las Casas) dan
penyakit-penyakit yang mereka bawa, yang sebelumnya tak pernah mereka kenal.
Kebanyakan conquistador mengambil kaum perempuan Taína sebagai istri mereka,
atau sebagai istri tidak resmi mereka, atau seperti yang lebih sering terjadi,
sekadar sebagai pemuas kebutuhan seksual mereka karena sedikit sekali perempuan
Spanyol yang menyeberangi Samudra Atlantik pada masa itu. Anak-anak mereka
disebut mestizo, namun
penduduk menyebut mereka Guajiro, yang artinya "orang kita".
Kini keturunan suku bangsa Taíno mempertahankan warisan leluhur mereka di dekat
Baracoa.
Kuba pertama-tama dijadikan basis
untuk penaklukan Spanyol ke benua Amerika, namun pulau itu hampir musnah
penduduknya dalam upaya ini. Setelah penaklukan benua Amerika harta kekayaan
yang dihasilkan, emas dan perak yang ditambang, batu-batu berharga, cokelat dan
produk-produk tumbuhan yang penting saat itu seperti zat pewarna dan
obat-obatan, dikirim dengan armada harta karun Spanyol dari benua
Amerika dan belakangan juga dari Filipina ke Spanyol, dengan menggunakan
pelabuhan-pelabuhan Kuba sebagai pelabuhan yang aman dalam perjalanannya. Pada
masa ini terjadi berbagai pemberontakan penduduk pribumi, khususnya
pemberontakan yang dipimpin oleh Guamá, salah satu pemimpin Taíno terakhir
yang mengadakan perlawanan terhadap kekuasaan Spanyol.
Namun setelah pemberontakan Taíno/
Siboney tidak lagi mengancam, muncul ancaman-ancaman lain dari para bajak laut
dan kapal-kapal tentara sewaan oleh pemerintah asing (mis. Jacques de Sores), Alexander Exquemelin dan Henry Morgan) serta penyerbuan oleh
negara-negara lain (mis. oleh Teluk Guantánamo di bawah Britania Raya) berusaha merebut harta milik
yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Spanyol, serta keturunan kolonial
mereka yang dipandang sebagai milik mereka sendiri. Serangan-serangan terhadap
kapal-kapal dan kota-kota mengharuskan Spanyol menjawabnya dengan mengadakan
konvoi-konvoi untuk melindungi kapal-kapal dan membangun benteng-benteng untuk
melindungi kota-kota. Namun demikian, pertahanan Kuba yang paling efektif
adalah demam kuning yang
membunuh pasukan-pasukan penyerbu.
Merkantilisme Spanyol
membuat negara itu mempertahankan Kuba dalam keadaan yang relatif terisolasi
dari pengaruh-pengaruh luar. Namun sejak pendudukan Havana selama satu tahun
oleh Inggris pada 1762 pada akhir Perang Tujuh Tahun, Kuba menjadi lebih terbuka secara ekonomi terhadap
impor budak dan kemajuan-kemajuan dalam penanaman dan pemrosesan gula. Benteng La Cabaña yang kukuh, yang tak pernah bisa
direbut melalui penyerangan, yang sepenuhnya mendominasi Teluk Havana, dibangun
tak lama setelah Havana dikembalikan kepada Spanyol, ditukar dengan Florida.
Namun benteng itu belakangan terkenal sebagai tempat penghukuman mati dan
penjara, mirip dengan penjara Bastille di Paris.
Pasukan kolonial Kuba ikut serta dalam tentara Spanyol pada masa Perang
Revolusi Amerika, menolong Spanyol untuk merebut Florida Timur dan Florida Barat. Antara 1791 hingga 1804, banyak
orang Prancis yang melarikan diri ke Kuba dari revolusi Haiti, membawa
serta bersama mereka budak-budak dan keahlian dalam mengolah gula dan menanam kopi. Akibatnya, Kuba menjadi produsen
gula utama dunia, namun pada 1884, perbudakan
dihapuskan setelah praktiknya melemah pada masa perjuangan untuk memerdekakan
Kuba.
Perjuangan koloni ini untuk merebut
kemerdekaan berlangsung sepanjang paruhan kedua dari abad ke-19 dengan
perjuangan pertama yang menghasilkan Perang Sepuluh Tahun yang
dimulai pada 1868. Penulis
dan otak pemberontakan, José Martí mendarat di
Kuba bersama para buangan pemberontak pada 1895, namun lebih dari sebulan kemudian
terbunuh dalam pertempuran. Hingga kini Marti tetap merupakan pahlawan utama di
Kuba, dan warisannya diklaim oleh para pendukung maupun lawan pemerintahan yang
sekarang. Meskipun Marti menyukai Konstitusi AS dan populer di AS, ia prihatin
terhadap ekspansionisme negara itu.
B.
Masa
Perjuangan Kemerdekaan
Sewaktu
negara-negara jajahan Spanyol dan Portugal di Amerka Latin berhasil telah
merebut kemerdekaannya yang sebagian besar melalui perjuangan berdarah, kuba
masih dicengkeram spanyol. Hal ini mempengaruhi hasrat rakyat kuba untuk
memiliki pemerintahan sendiri. Usaha-usaha untuk menggulingkan pemerinthan
penjajahan timbul pada tahun 1826-1868 tetapi selalu gagal. Mula-mula gerakan
bawah tanah kemudian menjadi perlawanan terbuka. Pemimpin pemberontakan pada
waktu itu adalah Jenderal Narsico Ramos , Joaquin de Aquiro, dan Pamon Pinto.
Kemudian timbul perang sepuluh tahun
(1868-1878) di Kuba karena pemberontakan rakyat melawan penguasa Spanyol.
Pemimpin-pemimpin Kuba pada waktu itu antara lain: Carlos Manuel de Cespedes,
Fransisco de Aguilera, Maximo Gomez, dan jenderal Ramon Balanco. Akibat
pemberontakan ini membuat semangat revolusi rakyat makin meluap, banyaknya
rakyat yang melarikan diri ke Amerika Serikat, dan kebencian Amerika Serikat
terhadap Spanyol makin memuncak. Di pihak Spanyol timbul kesadaran untuk
memperbaiki kondisi politik dan ekonomi Kuba namun hal ini telah terlambat.
Pecahlah revolusi 1895 yang lebih terorganisir melawan Spanyol. Munculah tokoh
Jose Marti.
Revolusi ini mennyebabkan intervensi
langsung dari Amerika Serikat di Kuba yang juga menjadi korban. Akibat revolusi
ini Spanyol mengumumkan perang terhadap Amerika Serikat pada 24 April 1898.
Perang pecah resmi antara kedua negara. Spanyol kalah akibatnya Kuba dikuasai
oleh tentara pendudukan Amerika Serikat pada 1 Januari 1899. Pada waktu
kependudukan ini terdapat beberapa daerah yang disewagunakan oleh Amerika
Serikat seperti Guantanamo Bay, Bahia Honda, dll. Pada tanggal 20 Mei 1902,
Thomas Estrada Palma diangkat sebagai presiden pertama dari Republik Kuba dan
penguasa militer Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan pemerintah kepadanya.
C.
Perkembangan
Kuba Setelah Merdeka
·
Rezim
Batista
Fulgencio Batista memimpin
Revolusi Sersan 1933 yang menggulingkan pemerintahan transisi setelah
pemerintahan diktator Gerardo Machado runtuh, dan menjadi Kepala Staf
Angkatan Darat pertama, dan akhirnya orang yang bertanggung jawab di bawah
sejumlah presiden hingga 1940 ketika ia
mengangkat dirinya sebagai presiden. Ia mengajukan konstitusi baru yang
progresif dan pada 1944
meninggalkan jabatannya dan pensiun di Florida untuk sementara waktu. Namun,
pada 1952 Batista
merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta yang hampir tidak berdarah tiga
bulan sebelum pemilu yang telah direncanakan dan membangun sebuah pemerintahan
diktator yang menindas. Akibatnya, banyak kelompok sipil dan gerilya yang mulai
menentangnya.
Pada 1953, Fidel Castro menyerang barak Moncada, dibuang ke
Meksiko, namun kembali ke Kuba pada November 1956 dengan 82 orang pejuang yang
dilatih oleh Alberto Bayo (bekas kolonel dalam Tentara Republik Spanyol), dan
dengan bantuan ketidakpuasan rakyat berhasil menggulingkan Batista, yang
melarikan diri pada 1 Januari 1959. Castro membangun negara komunis dengan
sistem satu partai, yang pertama di belahan Barat dunia, meskipun Castro tidak
secara resmi mengungkapkan kecenderungan Marxis-Leninisnya hingga 1961.
Menurut Antonio Núñez Jiménez pada saat
Batista digulingkan, 75% dari tanah pertanian utama Kuba dimiliki oleh orang
asing atau perusahaan asing (kebanyakan AS). Hasil pangan utama Kuba adalah
gula, untuk pasar Amerika dan dalam jumlah yang lebih sedikit, Inggris.
Kebanyakan gula Kuba diekspor ke AS karena Kuba mendapatkan kuota yang besar, yang
dibayar di atas harga dunia, sebagian untuk menolong industri dalam negeri AS.
Pemerintahan revolusioner yang baru melakukan "reformasi tanah" yang berhasil dan akhirnya
menyita hampir semua harta pribadi. Mulanya, Castro enggan mendiskusikan
rencana-rencananya untuk masa depan, namun akhirnya ia menyatakan dirinya
seorang komunis, dan
menjelaskan bahwa ia berusaha membangun sosialisme di Kuba. Ia
memusatkan perhatian pada pemeliharaan kesehatan dan pendidikan gratis
untuk semua orang, dan memulai hubungan politik dan ekonomi yang erat dengan Uni Soviet
·
Di bawah Fidel Castro
Sejak Castro
berkuasa, AS secara progresif telah memberlakukan undang-undang yang
dimaksudkan untuk mengisolasi Kuba secara ekonomi lewat embargo AS dan langkah-langkah
lainnya, seperti menghukum warga AS yang berlibur di Kuba. Untuk masalah ini
lebih jauh lihat bagian Ekonomi di bawah.
Fidel Castro
Invasi Teluk Babi pada April 1961 oleh sejumlah pelarian Kuba yang
didukung AS gagal karena presiden AS John F. Kennedy
meninggalkan para penyerbu itu karena khawatir bahwa ia akan terlibat secara
resmi. Revolusi urban yang diharapkan gagal ketika menjadi jelas bahwa Brigade
2506 telah diabaikan, dan karena Uni Soviet telah memperingatkan Castro, yang
memerintahkan sejumlah hukuman mati serta penangkapan penangkalan besar-besaran
terhadap mereka yang diduga akan mendukung gerakan kontra-revolusi. [6],(Priestland, 2003). Sekolah-sekolah
gereja disita, para rohaniwan ditangkap, dan diusir secara besar-besaran. Di
provinsi-provinsi tengah yang bersifat pedesaan, Perang melawan para bandit (sekitar
1959-1965) ditindas oleh milisi Castro yang berjumlah besar. Banyak pendukung
pemberontak yang dihukum mati dan dideportasi secara internal.
Krisis Misil Kuba dimulai
ketika Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir di Kuba pada 1962. Sebagai jawabannya, AS melakukan
blokade di perairan internasional. Umumnya orang percaya bahwa ini adalah saat terdekat
dunia dengan bencana nuklir. Uni Soviet mundur, setuju untuk
menyingkirkan misil-misilnya dengan imbalan janji AS untuk menyingkirkan
misil-misil nuklir serupa di Turki dan untuk tidak pernah menyerang Kuba lagi.
Setelah ini,
AS tidak pernah lagi mengancam Kuba secara terbuka, namun dapat dibilang bahwa
AS terlibat dalam kegiatan-kegiatan rahasia yang sangat terinci dan absurd
untuk membunuh Castro, yaitu Proyek Kuba. Castro dan AS berduel dalam
aksi-aksi Perang Dingin. Dalam serangan teroris yang terkenal pada 1976
terhadap Cubana Penerbangan 455 di mana 73
orang meninggal konon direncanakan oleh lawan-lawan Castro yang didanai CIA dan
beroperasi dari Venezuela. AS juga mendukung kelompok-kelompok teroris
anti-Castro di Miami dalam serangan-serangan mereka terhadap Kuba.
Pada April 1980, lebih dari 10.000 orang Kuba
menyerbu kedutaan besar Peru di Havana untuk memperoleh perlindungan politik.
Sebagai jawaban, Castro mengizinkan siapapun yang ingin meninggalkan negara itu
untuk pergi melalui pelabuhan Mariel. Dalam penyelamatan Mariel dengan kapal, lebih dari 125.000
orang Kuba bermigrasi ke AS.
Akhirnya AS
menghentikan arus kapal-kapal itu dan Kuba menghentikan eksodus yang tidak
terkendali itu. Keruntuhan Uni Soviet pada 1991 merupakan pukulan ekonomi yang
dahsyat bagi Kuba. Ini menyebabkan exodus pencari perlindungan lainnya yang
juga tidak terkendali ke AS pada 1994, yang berhasil ditekan hingga hanya
beberapa ribu setahun di bawah perjanjian AS-Kuba. Kini arus ini tampaknya
meningkat lagi, meskipun jauh lebih lambat daripada sebelumnya
D.
Pemerintah dan Politik
Konstitusi Kuba menyatakan bahwa,
"Partai Komunis Kuba adalah kekuatan pembimbing utama
masyarakat dan negara". Para anggota Partai Komunis Kuba dipilih partai dalam proses yang
ketat yang mencakup wawancara dengan rekan kerja dan para tetangga. Mereka yang
terpilih dianggap sebagai warga negara teladan karena dipandang sebagai
pendukung kuat revolusi. Partai juga membuat rekomendasi mengenai pembangunan
masa depan revolusi, dan mengkritik kecenderungan-kecenderungan yang dianggap
kontra-revolusioner. Partai ini mempunyai pengaruh yang relatif luas di Kuba,
namun otoritasnya lebih bersifat moral, bukan legal. Partai Komunis Kuba adalah
satu-satunya partai politik yang legal; partai lain tidak diizinkan berdiri.
Pemilihan umum diadakan dengan surat
suara rahasia, dan rakyat berusia 16 tahun ke atas berhak memilih. Rakyat
mencalonkan dan memilih kandidat untuk dewan perwakilan munisipal.
Kandidat-kandidat untuk Dewan Nasional dicalonkan oleh dewan munisipal dan
dipilih dengan ya/tidak. Bila calon tidak mendapatkan lebih dari 51% suara,
pemilu akan diulang.
Kekuasaan legislatif secara nominal
berada di tangan Dewan Nasional Kekuasaan Rakyat. Namun,
kecuali untuk dua sesi dalam setahun, kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh 31
orang anggota dari Dewan Negara yang
dipilih oleh Majelis Nasional dari anggota-anggotanya. Kekuasaan eksekutif
resminya berada pada Dewan Menteri, sebuah kabinet besar yang terdiri
dari 8 anggota Dewan Negara, kepala-kepala departemen nasional, dan orang-orang
lainnya. Sebuah Komite Eksekutif yang lebih kecil, terdiri dari anggota-anggota
yang lebih penting dari Dewan Menteri, mengawasi urusan-urusan biasa.
Sejak 1959 Fidel Castro telah
menjadi kepala negara Kuba, pertama-tama sebagai perdana menteri dan,
setelah dihapuskannya jabatan itu dengan disahkannya Konstitusi 1976, sebagai
Presiden Dewan Negara, yang juga berfungsi sebagai kepala negara. Ia pun
menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba, dan sejak 1976,
anggota Majelis Nasional dari munisipalitas Santiago de Cuba.
(Konstitusi 1976 dan revisinya pada 1992 menyatakan bahwa Presiden Dewan Negara
adalah anggota Majelis Nasional)
E. HAM. Hak Asasi
Manusia
Di masa lampau pemerintah Kuba telah
dituduh melakukan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan, penahanan
sewenang-wenang, pengadilan yang tidak adil, dan hukuman mati yang dijatuhkan
tanpa proses peradilan. Banyak yang berpendapat bahwa itu hanyalah beberapa
ribu saja dari kematian yang tidak dapat dibenarkan yang telah terjadi di bawah
kepimpinan CAstro. Namun, laporan-laporan lain dari 1959-1987 mengatakan bahwa
telah 35.000-141.000 (table is in thousands) orang dihukum mati. Pembangkang
saat ini mengeluh mengalami pelecehan; yang lainnya mengaku telah disiksa. Pada
2001, pemerintah Kuba mengadakan "moratorium" terhadap hukuman mati,
kecuali untuk para pelaku pembajakan pesawat dengan bersenjata dua tahun
kemudina. Namun, karena Castro, yang sudah berkuasa selama 47 tahun terakhir,
tidak memberikan akses kepada banyak organisasi kemanusiaan, orang sulit
menentukan angka yang pasti. Orang percaya bahwa kematian yang disebabkan
"kecelakaan" yang biasa terjadi atas lawan-lawan Castro, bahkan
mereka yang remaja, terus berlangsung. Satuan-satuan Militer untuk
Menunjang Produksi (atau UMAP) adalah kamp-kamp kerja yang dibangun pada
1965, menurut Castro, untuk "orang-orang yang telah melakukan kejahatan
terhadap moral revolusioner" untuk menghapuskan pengaruh-pengaruh
kontra-revolusioner dari bagian-bagian tertentu dari masyarakat.
Kelompok-kelompok seperti Amnesti Internasional dan Human Rights Watch juga mengkritik apa yang dituduh sebagai sensor,
tidak adanya kebebasan pers di Kuba, kurangnya hak-hak sipil, pelarangan
terhadap kelompok-kelompok oposisi politik dan serikat buruh, dan tidak adanya
apa yang mereka sebut sebagai pemilu yang bebas dan demokratis. Pemerintah
hanya mengakui satu serikat buruh, Sentral Buruh Kuba (Central de Trabajadores
de Cuba, CTC). Serikat-serikat buruh independen tidak diberikan status resmi
dan anggota-anggotanya dilecehkan. Keamanan negara yang sangat efektif dengan
jaringan informan dan mata-matanya terus memegang kendali yang efektif. Tak
satupun kelompok hak asasi manusia yang memiliki status legal. Kuba merupakan
salah satu dari sedikit negara di dunia, dan satu-satunya di belahan bumi
barat, yang tidak memberikan akses kepada Komisi Palang Merah Internasional ke
penjara-penjaranya.
Para pendukung pemerintah Kuba
mengatakan bahwa catatan hak-hak asasi manusia, tingkat kehidupan dan
pemeliharaan kesehatan di Kuba sekarang lebih baik daripada di waktu Fulgencio
Batista, dan keadaan ini tentu akan semakin baik apabila tidak ada sanksi AS.
Mereka juga mengatakan bahwa system pemilihan umum di Kuba masa kini lebih
demokratis daripada pada saat Kuba menjadi sebuah negara satelit Amerika Serikat. Lawan-lawannya
mengatakan bahwa banyak ukuran tingkat kehidupan telah merosot sejak revolusi,
bahwa pemeliharaan kesehatan telah bertambah banyak di banyak negara American
Latin lainnya, dan bahwa Kuba adalah satu-satunya negara Amerika Latin yang
belum didemokratiskan pada masa sesudah Perang Dingin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Kuba pertama kali dikunjungi
oleh bangsa Eropa ketika Christopher Columbus pertama kali mendarat pada 28
Oktober 1492
·
Diego Velázquez de Cuéllar
memimpin invasi Spanyol, menaklukkan penduduk pribumi, menjadi gubernur Kuba
untuk Spanyol pada 1511 dan membangun sebuah vila di Baracoa, yang menjadi ibu
kota pertama pulau itu
·
Kemerdekaan bangsa lain mempengaruhi hasrat rakyat
kuba untuk memiliki pemerintahan sendiri
·
Usaha-usaha untuk menggulingkan pemerintahan penjajahan timbul pada
tahun 1826-1868 tetapi selalu gagal
·
Pada tanggal 20 Mei 1902,
Thomas Estrada Palma diangkat sebagai presiden pertama dari Republik Kuba dan
penguasa militer Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan pemerintah kepadanya
·
Setelahnya banyak aksi-aksi penggulingan
B.
Saran
Perjuangan suatu negara untuk merdeka sangat
sulit, maka itu janganlah menyia-nyiakan hasil kemerdekaan itu.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Mukmin, hidayat. 1981. Pergolakan di
Amerika Latin dalam dasawarsa ini. Jakarta: Ghalia Indonesia.
·
www.wikipedia.co.id
0 Response to "Sejarah Kuba dari Masalah Kolonisasi Hingga zaman Kemerdekaan"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)