Makalah Kelompok dan Hubungan Interpersonal Karyawan

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Komunikasi antar pribadi sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem komunikasi serta hubungan antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara berbagai pihak dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan di lingkungan kerja. Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses kerjasama dan transformasi informasi dalam mendukung kemajuan organisasi. Komunikasi yang baik senantiasa menimbulkan iklim keterbukaan, demokratis, rasa tanggung jawab, kebersamaan dan rasa memiliki organisasi.

   
 
Kelompok  merupakan  bagian  dari  proses komunikasi dalam kehidupan  manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya. Setiap hari manusia akan terlibat dalam kelompok, baik di rumah, sekolah maupun tempat kerja. Bisanya untuk  mencari  keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu, dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang di lakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya  berjumpa, dan barang kali  adanya kesamaan kesenangan akan objek tertentu, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Di tempat kerja misalnya kelompok dapat berupa team work yang dibentuk oleh atasan maupun kelompok dalam divisi bekerja.
Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya mendorong perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia diantaranya dalam berkumpul dan hidup berkelompok. Sebagai suatu bentuk kumpulan manusia dengan ikatan-ikatan tertentu atau syarat-syarat tertentu, maka organisasi telah pula berkembang dalam berbagai aspek termasuk ukuran dan kompleksitas. Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas pendelegasian  wewenang dan sebagainya.
Kelompok yang ada di dunia bekerja erat kaitannya dengan hubungan interpersonal antar pribadi pada karyawan di kantor atau institusi lainnya. Hubungan interpersonal yang baik antar karyawan akan menciptakan kondisi dan suasana kerja yang kondusif. Kelompok dapat berdampak positif dan negatif, tergantung bagaimana sumber daya manusia mengelola perkumpulan tersebut. Dibutuhkan adanya leader untuk memimpin suatu kelompok dan agar kegiatan didalamnya dapat terorganisir dengan baik. Kelompok dapat memberikan manfaat positif untuk karyawan diantaranya pekerjaan menjadi cepat selesai, antar karyawan di kantor dapat mendiskusikan pekerjaan yang sulit, sharing masalah yang terjadi di kantor. Akan tetapi kelompok tidak hanya memberikan manfaat positif tapi dapat memicu dampak negative seperti terjadinya gangguan dan konflik di kantor.
Beberapa faktor yang dapat memicu gangguan atau konflik di dalam kelompok kerja yaitu :
-          Sikap statis dan tidak mau terbuka terhadap orang lain
-          Perbedaan kepentingan
-          Menyebarkan issu atau gosip di tempat kerja
-          Memaksakan pendapat dalam diskusi
-          Sikap egois dan memaksakan kehendak
-          Memilih-milih teman dalam membuat tim
            Konflik yang terjadi di tempat kerja akibat kurang terjaganya hubungan interpersonal antar karyawan dapat mengakibatkan  pekerjaan tidak dapat selesai dengan baik, lingkungan kerja tidak kondusif, terjadinya kesenjangan hubungan antar karyawan bahkan pemutusan hubungan kerja.
            Setiap individu memiliki cara berfikir yang berbeda, terutama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Ada yang bersikap santai, ada yang bersikap cuek seperti tidak memiliki masalah, bahkan ada yang mensikapi sesuatu dengan emosi. Hal ini di pengaruhi karena masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan terkadang semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam pembentukan kelompok dan hubungan antar pribadi pada karyawan. Dari beberapa penjelasan diatas Perbedaan kepentingan antar kelompok didalam dunia kerja menjadi faktor paling kuat yang dapat memicu adanya konflik di dalam hubungan interpersonal karyawan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kelompok ?
2.      Bagaimana model-model pengkalisifikasian kelompok?
3.      Apa sajakah yang termasuk dalam karakteristik kelompok?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi dasar-dasar daya tarik antar orang (interpersonal attraction)
5.      Mengapa manusia perlu melakukan pembentukan kelompok?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian dari kelompok
2.      Memahami karakteristik dan pembagian klasifikasi kelompok
3.      Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi daya tarik antar orang (interpersonal attraction)
4.      Mengetahui alasan-alasan pembentukan kelompok

D.    Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep mata kuliah Interpersonal Employee Relation khususnya materi “Kelompok dan Hubungan Interpersonal Karyawan dan secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.        Penulis, sebagai wahana meningkatkan pengetahuan dan konsep keilmuan, khususnya tentang materi Kelompok dan Hubungan Interpersonal Karyawan.
2.        Pembaca,  sebagai  media  informasi  mata kuliah Interpersonal Relation khususnya mengenai Kelompok dan Hubungan Interpersonal Karyawan.

E.     Metode Penulisan
          Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis menguraikan permasalahan yang dibahas secara explanation atau penjelasan yang komperhensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui media pustaka dalam penyusunan makalah ini dan ditambah referensi dari media internet. Penulis mencantumkan berbagai sumber untuk penulisan makalah ini, selain itu juga penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan data yang mendukung penyusunan makalah.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kelompok
        Beberapa ahli menjelaskan pengertian dari kelompok diantaranya, Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung. Selanjutnya Merton berpendapat, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran. Menurut DeVito (1998) kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
    6
 
Menurut Hernert Smith bahwa “kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi
Menurut Joseph S. Roucek Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggot8anya atau orang lain secara keseluruhan. Cartwright dan Zender (1968) berpendapat kelompok merupakan sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang lain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.
Menurut Mills (1967) kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk mencapai satu tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama diantara kelompok sebagai satu yang berarti.
Baron & Byrne (1979) menyatakan kelompok memiliki 2 tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of belonging ; kedua, nasib anggota kelompok tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap anggota terkait dengan anggota yang lain.
         Sedangkan Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
       Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, serta meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi.
B. Klasifikasi Kelompok
Kelompok dibagi menjadi tiga klasifikasi utama menurut para ahli sosiologi, diantaranya : kelompok primer-sekunder, kelompok keanggotaan dan rujukan, dan kelompok deskriptif-perskriptif.
1.      Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
a)      Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
b)      Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
c)      Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
d)     Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
e)      Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal
2.      Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
3.      Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah salah satu contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

C.  Interpersonal Attarction ( Daya Tarik Antar Orang )
        Menurut (Brehm & Kassin, 1993) Interpersonal Attarction adalah keinginan seseorang untuk mendekati orang lain. Sedangkan (brigham, 1991) berpendapat daya tarik antar orang ialah kecenderungan untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif, untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku secara positif padanya.
Ketertarikan kepada orang lain (Interpersonal Attraction) tentunya dalam menjalin hubungan dengan orang lain sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam berkomunikasi. Perhatian (attention) adalah kunci dari ketertarikan antar orang. Sebagai peserta komunikasi (komunikan) seringkali kita merasakan adanya persamaan dan perbedaan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Persamaan dan perbedaan itulah yang disebut sebagai derajat perbandingan komunikan. Beberapa jenis derajat itu diantaranya;
  1. Homophily, yaitu derajat interaksi interpersonal yang memiliki kesamaan dalam atribut (sikap, pengalaman, bahasa, intelektual, dsb). Sering berkomunikasi akan mempertinggi homophily. Contoh, orang yang memiliki hobi yang sama akan mempunyai derajat homophily yang tinggi (Rogers).
  2. Heterophily, yaitu derajat interaksi interpersonal yang atributnya berbeda. Derajat ini kurang efektif untuk mencapai tujuan komunikasi kecuali keduanya memiliki empati (Rogers & Bhowmik).
Ketertarikan terhadap orang lain ini bisa terjadi pada pra, saat, atau setelah dilakukannya komunikasi interpersonal. Seseorang bisa tertarik kepada orang lain dalam berkomunikasi karena adanya penghargaan (reward) yang berupa umpan balik (feedback) positif. Inilah yang disebut sebagai proses penguatan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan ketertarikan terhadap orang lain yaitu:
1.         Faktor karakteristik orang lain; orang tertarik kepada orang lain lebih disebabkan oleh fisik (physical attraction). Selain itu, orang tertarik dan lebih merasa tertantang jika mengalami kesulitan dalam meraih perhatian dari orang lain (hard to get effect).
2.         Faktor situasional; orang tertarik kepada orang lain karena biasa bertemu dalam tempat yang dekat (proximity) dan orang tertarik kepada orang lain karena ikatan emosional (familiarity).
Dalam berkomunikasi dengan orang lain maka seringkali ada suatu permasalahan meskipun komunikasi tersebut didasari dengan ketertarikan. Menurut Brehm & Kassin (1996), masalah komunikasi tersebut diantaranya;
1.         Negative affect reciprocity, yaitu proses komunikasi yang bermasalah karena salah satu komunikan membangkitkan kesalahan lawan bicaranya pada masa yang harmonis. Misalnya, suami membangkitkan kesalahan istrinya yang dulu pernah berselingkuh. Permasalahan itu dibangkitkan pada masa yang sedang harmonis.
2.      Demand/ withdraw interaction, yaitu proses komunikasi yang bertepuk sebelah tangan atau tidak ada kesepakatan dalam proses berkomunikasi.
D. Karakteristik Kelompok
     Karakteristik kelompok adalah hal atau ciri yang melekat pada suatu kelompok.
Beberapa karakteristik kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik  secara verbal maupun non verbal.
2.   Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3.   Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.    Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5.   Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu  sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
6. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
7. Adanya struktur sosial dan diferensiasi peran.
Tahap-tahap Pembentukan Kelompok 
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
 Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

E. Alasan Pembentukan Kelompok
Ada beberapa alasan mengapa manusia atau setiap individu memerlukan kelompok atau membentuk kelompok, yaitu:
a. Untuk pemuasan kebutuhan
Keinginan untuk memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam pembentukan kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan kelompok.
b. Adanya kedekatan dan daya tarik
Setiap individu memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau kesamaan motivasi.
c. Adanya tujuan kelompok
Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala setiap keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok
d. Alasan ekonomi
Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai nilai lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok
Dasar-dasar yang membuat terjadinya hubungan antar kelompok dalam buku prilaku organisasi karya miftah thoha yaitu: 
a. Kesempatan untuk berinteraksi
Interaksi antar individu akan menimbulkan adanya daya tarik, dan karena adanya daya tarik antar individu itu akan menimbulkan hubungan kelompok. 
b. Kesamaan latar belakang
Kesamaan latar belakang seperti misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, ras kebangsaan, dan lainnya akan memudahkan dan cenderung membuat individu mau untuk berinteraksi satu sama lain. Kesamaan latar belakang juga merupakan daya tarik mengapa seseorang melakukan hubungan dan interaksi sesamanya. Sebagai contoh mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia akan cenderung berhubungan dengan sesamanya
c. Kesamaan sikap
Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan oleh kesamaan sikap dapat diliahat dalam pergaulan-pergaulan: antara mahasiswa, orang bertetangga, teman sejawat, pasangan yang sudah menikah, tentara, buruh, dan lain-lain. Kesamaan yang mereka miliki didasarkan dari pengalaman yang melatarbelakangi itu membawa orang-orang kearah kesamaan sikap. Dan karena kesamaan sikap itu membuat mereka cenderung bergaul sesamanya. 


BAB III
PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
- Konflik antara Kelompok Buruh dengan Pihak PT. Megarimas Sentosa
       Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT. Megariamas Sentosa, Selasa (23/9) siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).
        Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit, Penjaringan, Jakut, datang sekitar pukuk 12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994.

   17
 
 


B. Analisis Kasus
       Berdasarkan kasus diatas dapat kita simpulkan kasus tersebut merupakan konflik antar kelompok yaitu antara buruh dan pihak perushaan PT. Megarimas Sentosa. Pokok permasalahan yang terjadi adalah PT. Megarimas Sentosa tidak memenuhi kewajibannya membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada buruh pabriknya. Padahal, kita dapat mengetahui bahwa menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 THR wajib dibayarkan perusahaan, dikarenakan kebutuhan dana untuk merayakan hari raya sangat banyak.
       Konflik ini terjadi akibat kurang harmonisnya hubungan interpersonal antara kelompok buruh dan pihak perusahaan, faktor lainnya yaitu tidak terjalin komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Kelompok buruh menggunakan aksi demonstrasi untuk mengatasi mangkirnya PT. Megarimas Sentosa. Hal ini sesuai dengan karakteristik kelompok, dimana mereka adalah individu-individu yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan sama yaitu memperjuangkan hak pekerja.
       Sebaiknya untuk menyelesaikan masalah ini pertama dengan adanya mediasi antara kedua belah pihak yaitu kaum buruh dan PT. Megarimas Sentosa dalam hal ini harus ada yang berperan menjadi mediator, Misalnya dengan  mengundang kepala sudin tenaga kerja Jakarta Utara sebagai pihak menengah. Apabila sudah dilakukan mediasi dan belum ditemukan solusinya, kasus ini biasa dibawa ke ranah hokum sesuai peraturan tenaga kerja yang berlaku di Indonesia.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
·       Kelompok merupakan sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, serta meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi
·      Kelompok terbagi menjadi tiga klasifikasi yaitu kelompok primer-sekunder, kelompok keanggotaan-rujukan dan kelompok deskriptif-perskriptif.
·      Interpersonal Attarction adalah keinginan ialah kecenderungan untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif, untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku secara positif padanya.
·     
  19
 
Ada beberapa karakteristik atau ciri yang melekat pada kelompok diantaranya: 1)Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik  secara verbal maupun non verbal. 2) Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok. 3) Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit. 4) Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama. 5)Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu    sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya. 6) Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya. 7) Adanya struktur sosial dan diferensiasi peran.

B. Saran-Saran
       Kelompok dan hubungan interpersonal antar karyawan merupkan bagian dari komunikasi. Konsep dari kedua item tersebut psangat berkaitan dan penting untuk di pelajari agar kita dapat terhindar dari konflik. Diharapkan didalam kehidupan sehari-hari kita bisa menjadi bagaian dari anggota kelompok yang dapat menjalin komunikasi yang baik antar teman, sahabat, orang tua, rekan kerja, dan lain halnya.
       Dengan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu maupun pengetahuan penyusun yang masih minim kemungkinan ditemukan kekurangan-kekurangan pada penulisan makalah ini. Oleh karena itu dengan penyusun mengharapkan kesediaan kritik dan saran dari teman-teman, yang membangun dan untuk menambah wawasan penyusun.



DAFTAR PUSTAKA

Toha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada. 2011

Wahjono, Imam.  Perilaku Organisas. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010

Devito, Joseph. The Interpersonal Communication Book, Herper Collins College, New York, 1998

Ghojali, M. Bagus. Buku Ajar Psikologi Komunikasi-Fakultas Psikologi. Surabaya: Universitas Airlangga. 2010

(diakses tanggal 23 Febuari 2015)

Stephen, Robbin. Perilaku Organisasi . Jakarta : Salemba Empat. 2008

Kurniawati, Nia Kania. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013


Morissan. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. 2014


Prabu, Anwar. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT.Refika Aditama. 2008


    21
 
Somad, Rismi. dkk. Manajemen Komunikasi (Mengembangkan Bisnis Berbasis Pelanggan). Bandung: Alfabeta: 2014

0 Response to "Makalah Kelompok dan Hubungan Interpersonal Karyawan"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)