21 Tahun
21
tahun aku sudah menapaki jalan hidup yang berliku dan tiada berakhir. 21 tahun
yang lalu 10 Mei 1994, aku lahir dari seorang perempuan berparas cantik “ibuku”
sayang, ayahku saat itu tidak mendampinginya saat itu karena urusan pekerjaan. Saat
itu, nenekku yang menjagaku bersama ibuku, kata mereka aku adalah anak harapan
mereka. Aku tak tahu mengapa harus aku yang dilahirkan kedunia dan harus
merasakan dingin yang menusuk ketika keluar dari kandungan ibu.
Saat aku lahir,
aku merasakan hangatnya pelukan ibu yang penuh dengan kasih sayang, aku
dimandikan, dibelai lembut, disuapin makanan, diberikan air susu, semuanya
diberikan dengan tulus. Hanya tangis yang bisa aku ungkapkan karena aku
kedinginan, lapar, ingin buang air, atau sekedar merasa tidak nyaman karena
suatu hal. Tapi, disaat tangisan itu mendekam, ibuku selalu ada dan tersenyum
hingga aku juga ikut tersenyum.
Umurku
makin bertambah, umurku sudah mulai menuntut tanggunjawab dariku. Dia menuntut
bukan hanya sekedar menjadi seorang manusia, tetapi manusia yang manusia. Perjalanan
separuh kebelakang tidak lagi menjadi acuan, tapi dituntut untuk melihat jauh
kedepan, dengan bercermin dari masa lalu. Tanggung jawab sebagai seorang
lelaki, sebagai anak yang paling besar, tangungjawab terhadap adik-adik kelas,
dan yang terutama tanggungjawab kepada sang Pencipta.
Di usia
yang ke-21, aku bersyukur kepadaMu ya Tuhan atas segala rahmatmu yang tidak
terbalaskan oleh apapun yang ada padaku. Aku mendapatkan segala sesuatu yang Engkau
berikan sesuai dengan kemampuanku. Segala berkat selama ini aku sadari itu
adalah anugerah yang tak ternilai. Menempuh kuliah hingga saat ini sudah semester
akhir, memiliki banyak teman, anak-anak didik yang lucu-lucu dan ngangenin,
teman kostan yang super jahil, teman yang berasal dari beraneka ragam suku,
agama, ras, dan lain-lain dan yang pasti hidup bersama menapaki kuliah bersama
pujaan hati.
Tanggung
jawab menjadi seorang lelaki adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa dihindarkan
begitu saja. Aku belajar banyak hal dari mereka yang sudah mampu berkarya
banyak bagi bangsa ini, atau setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga. Selama ini,
aku belum mampu membuat sesuatu yang berbeda dan membuat perubahan bagi orang
sekitar, mungkin jikapun ada, hanya beberapa saja, namun tidak signifikan bagi
orang lain.
Target
yang semakin melimpah dan ide-ide yang semakin cemerlang ingin segera
dituntaskan dan diwujudkan agar tidak membeku dan dihilangkan oleh waktu suatu
saat nanti. Menjadi manusia yang lebih dewasa dalam segala hal adalah target
utamaku untuk usia 21 ini karena selama ini aku belum layak dikatakan sebagai
manusia dewasa. Terkadang, rasa stress menghampiri begitu saja saat banyak
pekerjaan yang harus dikerjakan, padahal sebenarnya bisa dibawa santai.
Meski
memiliki banyak solusi dari teman, rasa kesempian yang mendalam itu tetapi
masih menghampiriku. Keluarga yang jauh disana selalu datang kebayangan benak,
apa kabar mama dirumah? Apakabar adekku?
Aissshh,…. Tapi, aku menyadari inilah yang namanya sebuah proses, dan
ini harus saya jalani karena ini adalah jalan dan pentunjuk-Nya bagi saya. Di Usia
21, semoga Tuhan memberkati impianku. Happy Birthday.
0 Response to "21 Tahun"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)