Skripsi Memaksa Belajar Kembali
Saat-saat
yang menjadi momok utama bagi seorang mahasiswa/i adalah tahap semester akhir
dimana mahasiswa/i tersebut harus membuat sebuah karya yang benar-benar berasal
dari olahan pikiran sendiri. Ya, nama karya itu adalah Skripsi dimana mahasiswa
harus berjuang sekeras mungkin dan sedetail mungkin untuk membuat karya ini
sesempurna mungkin. Skripsi bukan hanya sekedar bagaimana kita menemukan
masalah dan variabel serta berapa banyak jumlah variabel yang kita pakai.
Skripsi menuntuk mahasiswa agar benar-benar menjadi seorang peneliti yang
melakukan sebuah karya tulis berdasarkan karya tulis ilmiah.
Disamping
syarat yang harus sempurna tersebut, skripsi membuat mahasiswa menjadi
bertingkah aneh dan berbalik 180 derajat dari kebiasaan sebelumnya. Dari yang jarang membaca buku menjadi
mahasiswa dadakan yang menjadi kutu buku di perpustakaan dan sumber buku
lainnya untuk mencari sumber teori serta hasil penelitian yang lain.
Dari yang
sebelumnya tidak pernah menulis sebuah karya tulis dalam bentuk apapun, menjadi
harus bekerja ekstra keras agar mengetahui setidaknya mengetahui kalimat yang
baku, syarat penulisan, cara menulis daftar pustaka, kata pengantar, daftar
isi, dan lain-lain. Mahasiswa diingatkan kembali ke masa lalu disaat-saat
mereka sedang belajar pelajaran Bahasa Indonesia atau mata kuliah yang
bersangkutan. Bagi mahasiswa yang mengolah data secara kuantitatif, belajar
statistika kembali menjadi sebuah keharusan, terutama bagi mahasiswa yang
kemampuan matematikanya dibawah rata-rata, ini akan menjadi bumerang yang mau
tidak mau harus dihadapi.
Well,
derita itu belum sampai disitu, itu masih belum seberapa ketika mahasiswa
tersebut sedang sidang atau melakukan seminar Skripsi. Masih mending jika
Skripsi kita salahnya sedikit (semua
skripsi pasti ada salahnya dimata dosen penguji), bagaimana dengan
kesalahan penghitungan hasil penelitian, penulisan, tata bahasa, dan lain-lain?
Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa dalam ribuan kertas yang telah dicetak oleh
mesin print akan terbuang dengan sia-sia, itupun jika lulus (ingat, semua skripsi itu pasri lulus
bersyarat, ga ada yang lulus sempurna). Bagaimana jika dinyatakan tidak
lulus dan harus mengulang kembali? Nasib (semoga
tidak terjadi yang demikian kepada anda J) lulus atau
tidak itu bagai tim sepakbola yang sedang tos-tosan dalam adu penalty, hanya
ada dua pilihan, jika tidak sukses ya gagal.
Tetapi
percayalah, semua mahasiswa yang mengikuti skripsi akan lulus, atau setidaknya
mungkin diluluskan juga. Perjuangan untuk menulis, mengolah, menghitung,
mencetak, konsultasi dengan dosen pembimbing, hingga sidang skripsi, merupakan
perjuangan yang sangat membutuhkan sebuah komitmen yang kuat dan keras tidak
mungkin akan disia-siakan oleh dosen penguji skripsi begitu saja karena dosen
juga penah menjadi mahasiswa (ga mungkin
dong langsung jadi S2). Mahasiswa harus rela hingga larut malam untuk
berdiam bisu dengan computer pribadinya hanya untuk mengolah data-data menjadi
sebuah hasil yang absah. Dari yang tidak pernah begadang menjadi begadang
ulung, semua prosesi skripsi menghasilkan sebuah cerita menarik yang patut
untuk disimak.
Prosesi
skripsi membuat banyak mahasiswa menjadi bertobat dan kembali ke ajaran
agamanya masing-masing, mahasiswa akan lebih rajin berdoa, beribadah, sholat
malam, pokoknya lebih banyak ibadahnya dibandingkan dengan sebelum skripsi.
Sungguh cerita yang panjang dan agak lucu memang, skripsi bisa mengubah segala
sesuatu bahkan gaya hidup mahasiswa.
Meski
demikian, tetaplah yakin bahwa skripsi itu bukanlah neraka bagi anda. Itu
hanyalah sebuah proses yang harus dilalui. Toh, anak SD juga bisa melalui Ujian
Nasional kok, itu lebih berat malah untuk seukuran pemikiran mereka. Sedangkan
kita yang sudah berpikiran matang dan dewasa, yang namanya mahasiswa pasti akan
bisa berpikir dengan cerdas meski cerdas itu ukurannya relatif. Percaya diri
dan usaha yang maksimal akan menjadi penentu perjalanan skripsi yang
diperjuangkan oleh mahasiswa. Ingat, ketika lulus ujian skripsi, hanya ada satu
kata. “puass”, “Champioonn”, “horee”. Berapapun nilai hasil skripsi mahasiswa
tersebut, itu adalah sebuah prestasi yang menyenangkan karena telah keluar dari
sarang maut yang membelenggu selama ini.
Tetapi bagi anda, pastikan nilai skripsi anda itu harus A karena selain itu,
reputasi anda akan diragukan oleh instansi yang akan menjadi naungan anda
nanti. Sekian, semoga skripsi anda memuaskan.
*ditulis
berdasarkan persepsi mahasiswa pada umumnya
Artikel ini ditulis oleh Jhon Miduk
Sitorus seorang mahasiswa yang merupakan penulis untuk beberapa surat kabar, yang
juga merupakan seorang blogger aktif
@JhonMiduk
0 Response to "Skripsi Memaksa Belajar Kembali"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)