Kenaikan BBM Perlu di Sikapi dengan Bijaksana

            Kenaikan harga  bahan Bakar Minyak (BBM) pada hari selasa 18 November 2014 membuat banyak warga yang berkeluh kesah dengan kebijakan presiden baru Indonesia, Joko Widodo. Kebijakan tersebut memang sudah lama tercium sejak akhir pemerintahan SBY tahun 2014 tepatnya pada saat Pilpres berlangsung. Banyak pihak yang tidak menerima kenaikan harga BBM karena memang secara biasanya akan berpengaruh positif terhadap semua sektor, baik perekonomian, sandang, pangan, papan, dan segala yang berhubungan dengan kehidupan orang banyak.  

Sebagian besar dari mereka menyikapi kebijaka kenaikan harga BBM ini dengan tindakan yang tidak terpuji seperti melakukan aksi anarkisme di jalanan, merusak fasilitas umum, serta memaki-maki presiden lewat media sosial. Masyarakat pedesaan pada umumnya langsung bereaski negatif atas kebijakan ini karena yang mereka harapkan selama ini adalah harga-harga faktor produksi yang murah, bukan semakin mahal. Mereka langsung mengatakan “ saya menyesal memilih Jokowi di Pilpres kemarin,”, “jokowi membunuh rakyat miskin”, “Jokowi menghianati Janjinya”, kira-kira seperti itulah reaksi spontan yang dikeluarkan oleh masyarakat daerah pinggiran terutama yang kurang memahami mengapa BBM harus dinaikkan harganya.
Sebagian pihak, terutama dikalangan pemerintahan juga banyak yang langsung mengkritik kebijakan Joko Widodo, seperti anggota koalisi Merah Putih, misalnya Fadli Zon. Mereka langsung mengatakan bahwa Jokowi tidak cermat dalam mengambil keputusan dan telah membuat rakyat makin sengsara.
Meski demikian, ada juga beberapa pihak yang mampu berpikir kritis dan bijaksana dalam menghadapi kenyataan ini. seperti penjelasan yang telah diberikan oleh Joko Widodo hari selasa, Subsidi BBM dialihkan ke sektor yang lebih produktif agar mampu membangun infrastruktur. Infrastruktur yang dibangun tentu akan secara langsung berpengaruh kepada masyarakat untuk peningkatan kegiatan perekonomian serta aspek lain yang mempengaruhinya.
Jika kita kembali ke masa pemerintahan akhir SBY, SBY pernah menyatakan sebelum tahun 2015, harga BBM harus segera naik, jika tidak maka akan meningkatkan tingkat inflasi yang sangat tinggi bagi Negara kita. Dari pernyataan ini jelas kita harusnya menyikapi, siapapun presidennya pasti akan menaikkan harga BBM dalam 2 bulan pertama kerjanya termasuk Prabowo Subianto jika seandainya terpilih. Itu juga, Prabowo belum tentu mampu menaikkan BBM dengan harga Rp.2.000,00 perliternya karena target yang seharusnya adalah Rp.3.000,00 per liternya.
Indonesia memang masih di dominasi oleh rakyat menengah ke bawah, tetapi dalam menyikapi kenaikan BBM, perlu pikiran yang logis dan bijaksana. Presiden Joko Widodo juga tahu jika kenaikan harga BBM sepeserpun akan sangat merugikan masyarakat. Tetapi ada suatu project yang harus dilakukan yaitu “naikkan harga BBM untuk menyelamatkan Negara dari bahaya inflasi dan defisit”.
Dengan pengurangan subsidi dari pemerintah, maka sesuai dengan program yang ditetapkan oleh Jokowi, subsidi yang telah dikurangi akan dialihkan kepada hal-hal yang lebih riil, seperti pembangunan dermaga, jembatan, jalan tol, jalan raya, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. kita bisa mempertimbangkan, jikapun seandainya harga BBM tetap dan tidak mengalami kenaikan, maka sektor riil tidak akan ada yang bertambah, jikapun bertambah tetapi akan lambat dan sudah lebih dahulu mengalami defisit.  Untuk mengembalikan keadaan yang defisit itu dalam keadaan yang surplus atau setidaknya normal, maka diperlukan anggaran yang lebih besar, termasuk kenaikan harga BBM senilai lebih dari Rp. 3.000,00. Efeknya tentu akan lebih besar dan sangat memberatkan masyarakat Indonesia.
Kenaikan BBM sekarang ini adalah sebuah langkah yang tepat dalam mengatasi defisit dan tingkat inflasi yang tinggi serta mengatasi kekurangan anggaran pada tahun yang akan datang. Sikap yang bijak dan arif dalam melihat suatu kebijakan pemerintah adalah salah satu partisipasi dalam keikutsertaan membangun bangsa dan Negara. Semua keputusan tentu telah dipertimbangkan dengan matang dan melalui kelayakan hukum serta ekonomi. Langkah yang perlu kita lakukan adalah dukungan penuh terhadap upaya pemerintah dalam membangun Indonesia, ingat ada pepata mengatakan “berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.

Oleh : Jhon Miduk Sitorus

0 Response to "Kenaikan BBM Perlu di Sikapi dengan Bijaksana"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)