Pengantar Ilmu Ekonomi

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan diberi gelar  sebagai the oldest art, and the newest science yaitu seni yang tertua dan ilmu pengetahuan yang termuda. Masalah-masalah ekonomi lahir serentak dengan terbitnya matahari kemanusiaan puluhan ribu tahun silam. Tidak ada satu cabang ilmu pun yang lebih tua ataui lebih dahulu lahir daripadanya. Kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, pakaian dan tempat tinggal telah memaksa manusia, penghuni-penghuni pertama bumi ini, untuk bergumul dan bergaul dengan masalah-masalah ekonomi. Pada saat-saat awal 
kehidupan manusia, istilah ekonomi sendiri belum ada.
Istilah ekonomi lahir di Yunani (Greek) dan dengan sendirinya istilah ekonomi berasal dari kata-kata bahasa Yunani. Asal katanya Oikos Nomos yang artinya management of household or estate (tata laksana rumah tangga dan kepemilikan).
Definisi paling terkenal ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mecapai kemakmuran. Definisi tersbut sebuah definisi ringan dan sebuah definisi yang disediakan untuk orang-orang awam, sedangkan  yang kita perlukan adalah sebuah definisi yang memadai.
Dalam hal ini Paul Anthony Wamuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology, telah mengumpulkan  enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi tersebut adalah :
1.             Ilmu ekonomi atau ekonomi politik (political economy), adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang, dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia;
2.             Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langkah dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai-bagai barang (misalnya daging, mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan (membagikannya) kepada pelbagai anggota masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi;
3.             Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari, (untuk) mendapat dan menikmati kehidupan;
4.             Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya;
5.             Ilmu ekonomi adalah  suatu studi tentang kekayaan;
6.             Ilmu ekonomi adalah studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.
Profesor Paul Anthony Samuelson menyatakan bahwa setiap sarjana ekonomi  bisa saja memperluasnya menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Namun demikian, Profesor Paul Anthony Samuelson akhirnya memberikan pernyataan sebagai kesimpulan. Tulisnya: Para ahli ekonomi sekarang lebih sepakat untuk menerima kebenaran sebuah definisi umum  sebagai berikut :
Economic is the study of how man and society end up choosing, with or without the use of money, to employ scare productive resources that could have alternative uses, to produce various commodities and distributive them for consumption, now or in the future, among various people and groups in society. It analizes the cost and benefits of improving pattern of resoursces allocation.

Ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara manusia dan masyarakat menentukan/menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan uang untuk menggunakan sumber-sumber produktif yang langkah yang dapat mempunyai penggunaan-penggunaan alternatif, untuk memprodusir pelbagai barang serta membagikannya untuk dikonsumsi, baik untuk waktu sekarang maupun yang akan datang, kepada pelbagai golongan dan kelompok di dalam masyarakat. Ilmu ekonomi itu menganalisis besarnya biaya-biaya serta keuntungan-keuntungan yang terjadi karena adanya perbaikan di dalam pola alokasi sumber-sumber.
Melihat definisi diatas terlihat beberapa hal yang menjadi pokok pikiran. Pertama. bahwa masalah utama (main or central problem) setiap tingkah laku ekonomis atau masalah utama di dalam ilmu ekonomi, adalah masalah pemilihan (problem of choice). Yang dimkasud “pemilihan” disini adalah pemilihan cara-cara penggunaan sumber-sumber produktif yang dapat mempunyai penggunaan alternatif. Artinya bahwa setiap barang mempunyai tidak hanya satu saja penggunaan. Misalnya, dari sebidang tanah harus dilakukan pilihan, untuk ditanami, dijual atau untuk didirikan diatasnya bangunan, tidak mungkin untuk menggunakan  sebidang tanah bagi ketiga  kepentingan tadi sekaligus.  Dalam hal  pemecahan problem of choice, ilmu ekonomi turun tangan sehingga pemilihan dapat dijatuhkan kepada  penggunaan yang paling menguntungkan.
Kedua,  adalah kenyataan bahwa sumber-sumber produktif itu merupakan barang yang langka  atau jarang. Langkanya sumber-sumber produktif itu memberi arti bahwa penggunaannya harus cermat dan tepat. Dan masalahpun kembali kepada problem of choice.
Ketiga, tentang penggunaan uang. Dinyatakan dalam definisi diatas bahwa keharusan penggunaan uang didalam proses perekonomian hanyalah merupakan soal kedua saja. Soal utamanya adalah menentukanpilihan penggunaan seperti yang sudah disebutkan diatas, untuk kemudian berdasarkan  pilihan itu dilakukan produksi. Bagaimanapun pentingnya uang dalam proses perekonomian, tetapi tidak boleh dikatakan bahwa proses perekonomian harus terhenti karena tiadanya uang.
Kempat, adalah mengenai  produksi serta pembagian hasilnya kepada anggota masyarakat untuk dikonsumsi. Didalam setiap masyarakat apakah itu masyarakat komunis yang kolektif atau suatu kabilah penghuni South Sea Island, atau suatu bangsa yang kapitalis, kedua hal ini, yaitu produksi dan konsumsi sebenarnyalah harus selalu ada bersama-sama.
Harus selalu ada sekelompok dari anggota masyarakat yang membuat barang-barang dan jasa-jasa guna dipakai atau dinikmati hasilnya oleh sekelompok anggota masyarakat yang lain. Bahkan, apa yang disebut sebagai The Three Fundamental and Interdependent Economic Problem seperti di bawah ini, dengan jelas mencakup masalah ini
1.             What commodities shall be produced and in what quantities ? Barang-barang apa yang akan dibuat dan seberapa banyak ? artinya, berapa banyak serta yang manakah diantara barang-barang dan jasa-jasa yang sekian banyaknya itu yang dipilih untuk dibuat dan dihasilkan ?
2.             How shall good be produced? – Dengan cara bagaimanakah barang-barang itu akan dihasilkan? Artinya, siapa yang akan mengerjakan dan dengan sumber-sumber apa serta dengan system teknologi yang bagaimanakah barang-barang itu dihasilkan.
3.             From whom shall goods be produced- Untuk siapakah barang-barang yang dihasilakn itu nantinya? – artinya, siapakah yang harus menikmati serta memperoleh manfaat daripada yang  dihasilkannnya barag-barang tersebut ? atau dengan perkata lain bagaimanakah seluruh produk (hasil produksi) nasional dibagikan kepada anggota masyarakat?
Ketiga masalah di atas, yaitu What, How dan For whom, bersifat fundamental sekali, serta dihadapi oleh setiap perekonomian-perekonomian yang sedang berkembang maupun yang sudah maju, perekonomian komunis ataupun kapitalis, perekonomia kuno maupun modern, perekonomian desa maupun kota tetapi tidak semua perekonomian itu memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama.
Ketiga masalah di atas, yaitu What, How dan For whom erat sekali bersangkut paut dengan masalah keempat yang terdapat di dalam definisi ilmu ekonomi yang telah tersebutkan diatas.
Kelima, adalah tentang bagian terakhir definisi diatas yaitu. Bunyinya adalah “Ilmu ekonomi itu menganalisis besarnya biaya-biaya serta keuntungan-keuntungan yang terjadi karena adanya perbaikan di dalam pola alokasi sumber-sumber”.

1.2         Ekonomi Sebagai Ilmu
Ilmu pengetahuan telah dan selalu akan mengembangkan alam dan seni dan bahkan ilmu pengetahuan itu sendiri, ke arah yang semakin baik dan maju, sehingga membuahkan hasil yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan. Maka, alangkah pentingnya ilmu itu. Namun lebih daripada itu, sungguh Maha Besar Penciptanya. Ibarat sebatang pohon yang maha besar, yang akan menghujam dalam ke pusat bumi, cabang rantingnya menutup sudut-sudut cakrawala serta tingginya menggapai awan bahkan langit. Tetapi sejak muncul dari tanah “pohon” itu telah terwujud dua batang pokok, sehingga semua cabang dan ranting “pohon” itu tumbuh dari kedua batang pokok itu. Kedua batang pokok itu adalah Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan namanya, menyelidiki keadaan alam dan isinya. Ilmu alam, ilmu bumi, ilmu pasti, ilmu kimia dsb adalah contoh Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial menjadikan manusia dan masyarakat sebagai pembicaraan. Didalam ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial ini, terdapatlah ilmu-ilmu Sosial, Hukum, Ekonomi, Agama, dsb.
Dari segi lain ilmu dibagi menjadi 2 yaitu:
1.       Ilmu murni (Pure Science)
Ilmu murni bertugas untui makin menyempurnakan dan menjaga kelangsungan hidup serta pengembangan ilmu itu sendiri.
2.       Ilmu terapan (Applied Science)
Ilmu terapan berguna untuk diterapkan di dalam hidup dan kehidupan manusia sehari-hari
Contoh dari kedua ilmu tersebut misalnya Sosiolologi sebagai ilmu murni dan Sosiatri sebagai ilmu terapan, Psikologi sebagai ilmu murni dan Psikiatri sebagai ilmu terapan. Dan beberapa cabang ilmu yang lain tidak mempunyai nama-nama khusus untuk ilmu murni dan ilmu terapannya sebagaimana yang dipunyai Sosiologi dan Psikologi. Ilmu Ekonomi, misalnya, bagian-bagiannya bernama Pure Economics (Ilmu Ekonomi Murni) atau Economic Theory dan Applied Economics (Ilmu Ekonomi Terapan).
Subyek Ilmu Ekonomi sebagai  bagian dari ilmu sosial yang pertama manusia dan kedua adalah badan-badan yang terlibat di dalam kegiatan perekonomian, misalnya toko, perusahaan, departemen keuangan, lembaga konsumen dsb. Adapun obyek ilmu ekonomi adalah cara-cara serta tindakan–tindakan yang ditempuh oleh manusia di dalam mengalokasikan sumber-sumber yang ada.
Ilmu Ekonomi sebgai bagian dari Ilmu Sosial mendapat julukan sebagai The Queen of the Sosicial Science (maharani ilmu-ilmu sosial) karena ilmu ekonomi satu dari antara ilmu-ilmu sosial yang menggunakan metode kuantitaif didalam analisis-analisisnya.
Dibalik metode kuantititif terdapatlah metode kualitatif. Sebagai contoh dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: Analisis yang bersifat kualitatif hanya dapat menyatakan : “ kalau harga naik jumlah sesuatu barang yang dibeli masyarakat akan berkurang”, sedangkan sebuah analisis ynag menggunakan metode kuantitatif dat menyatakan: “ kalau harga naik dengan sekian rupiah jumlah barang yang dibeli masyarakat berkurang sebanyak sekian”.
Dalam pada itu ilmu ekonomi memang mempunyai du macam alat utama untuk analisis-analisnya yaitu:
1.       Metode induksi dan deduksi
      Metode ini banyak dipakai dalam analisis-analisis  kualitatif, sekalipun analisis kuantitatif juga memerlukannya. Metode induksi adalah suatu metode penyelidikan, dimana hari hal-hal khusus disimpulkan hal-hal yang bersifat umum. Contoh pembagian masyarakat ke dalam sitem kasta yang ketatseperti terdapat dalam agama hindu di India menjadi sebab terhambatnya laju pertumbuhan perekonomian, begitu juga penguasaan atas hak tanah kepada golongan gereja Nasrani di Eropa sebelum revolusi kaum Protestan oleh Marthin Luther telah pula menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi
2.       Matematika dan statistika
Matematika : khususnya matematika ekonomi. Dengan Matematika orang bisa merumuskan fungsi-fungsi yang berlaku diantara peubah-peubah (variabel-variabel) ekonomi.
Contoh: Dlm teori Ekonomi : Permintaan terhadap suatu barang adalah wujud dari hubungan antara harga barang tsb (P) dengan jumlah barang tsb (Q) yang dibeli masyarakat pada berbagai tingkat harga. Matematika dapat merumuskan bentuk fungsi kedua variabel itu yakni harga(P) dan Jumlah barang (Q).
Tdk semua asas dalam matematika diterapkan dalam menelaah ilmu ekonomi.Dalam hal ini matematika mengabdi pada ilmu ekonomi bukan sebaliknya. Nilai-nilai negatif dalam matematika tidak dipakai dalam ilmu ekonomi.
Statistika merupakan kelanjutan dari metode induksi, metode deduksi dan  matematika. Statistika dilasanakan dengan mengumpulkan data-data yang terdpt dalam dunia nyata. Statistika erat hubungannya dengan dunia nyata
Kedua alat tersebut (matematika & Statistika) bagian dari ilmu pasti  telah dianggap sebagai alat utama untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi. Matematika & Statistika bersama-sama dengan teori ekonomi murni keduannya tergabung dalam suatu ilmu ekonomi yang disebut Ekonometrika (Econometrics).
Econometrics berasal dari kata Economics : (Ilmu Ekonomi) dan Metric: (pengukuran /measuremen). Econometrics artinya : Metode pengukuran di dalam ilmu ekonomi
Gejala-gejala ekonomis adalah : semua kejadian, kenyataan, peristiwa, serta tingkah laku manusia yang bernada atau mempunyai nilai dan arti ekonomis .
Contoh : Inflasi (gejala berlebihannya uang beredar dalam masyrakat)
              Kemiskinan (gejala merosotnya pendapatan nasional maupun pendapatan perkapita), dsb
Diantara gejala ekonomis terdapat saling hubungan. Hubungan antara gejala-gejala ekonomis dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
o   Hubungan sebab akibat (casual relationship) : gejala yang satu merupakan sebab sedang gejala yang lain merupakan akibat.
Contoh : bencana alam & hasil panen
                  Sebab                akibat
o   Hubungan Fungsional (Functional relationship): Gejala-gajala ekonomis yang terdapat pengaruh.
Contoh: P & Q yang dibeli
Jika P sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Q sebagai variabel terikat (dependent variabel) jika P naik maka Q akan turun.
Jika Q sebagai variabel bebas (independent variabel)  dan  P sebagai variabel terikat (dependent variabel) jika Q naik   maka P naik
                  Asumsi (asumption)/anggapan penting dalam hal melihat derajat kebenaran ilmu ekonomi.
                  Manfaat ilmu ekonomi :
1.      Individu
2.      Dunia usaha
3.      Pemerintah

1.3.       Pembagian Ilmu Ekonomi
         Menurut Alfred W. Stoiner & Douglas C. Hagues dibagi menjadi 3 yaitu :
1.       Descriptive Economics (ilmu ekonomi diskriptif) : Mengumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan/topik yang tertentu.
       Contoh : Sistem pertanian dari Basutoland dan Industri katun di India
2.       Economics Theory (ilmu ekonomi teori/teori ekonomi/analisis ekonomi) : memberikan penjelasan-penjelasan yang disederhanakan ttg caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu.
3.       Aplied Economics (ilmu ekonomi terapan) : Mempergunakan rangka dasar umum dari analisis yang diberikan oleh teori ekonomi untuk menerangkan sebab-sebab dan arti penting kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
Teori ekonomi terbagi menjadi dua yaitu :
a.           Teori ekonomi Mikro (Microeconomic Theory) : merupakan bagian  Ilmu Ekonomi  yang mempelajari tingkah agen (pelaku) ekonomi secara individual
b.          Teori ekonomi Makro (Macroeconomic Theory) : merupakan bagian Ilmu Ekonomi  yang mempelajari perilaku agen (pelaku) ekonomi secara keseluruhan atau hubungan-hubungan variabel-variabel ekonomi yang bersifat aggregat.
Perbedaan antara teori ekonomi Mikro & teori ekonomi Makro :
§    Tentang luas sempit ruang lingkupnya masing-masing.
       Ibarat hutan , maka ekonomi mikro mempelajari pohon-pohon maka teori ekonomi makro mempelajari hutan
§    Tentang kesempatan kerja :
Teori ekonomi mikro berasumsi bahwa semua sumber-sumber produktif sdh bekerja dan dipergunakan sepenuhnya (full employment)
Teori ekonomi makro berasumsi bahwa perekonomian tdk selalu berada dalam keadaan  full employment
Teori Ekonomi Makro
                Ruang lingkup Ekonomi Makro
·         Analisis pendapatan nasional (GNP, GDP, NI), C, I, G, X, M, Ms, Md, tingkat bunga, inflasi, pengangguran, Perdagangan Internasional, Neraca Pembayaran (BoP), Sistem kurs devisa, APBN, utang pemerintahdan kebijakan ekonomi (terutama fiskal & moneter).
Model, Variabel serta hubungan antar variabel dalam ekonomi makro:
Model merupakan suatu perwujudan dari suatu abstraksi berbagai aspek realita/dunia nyatayang dibuat untuk satu atau beberapa tujuan tertentu. Dan juga bisa didefinisikan sebagai  suatu konstruksi teoritis (yang dideduksi dari teori) atau kerangka analisis ekonomi yang mencerminkan hubungan antara antar variabel.Adapun fungsi model sebagai alat untuk menjelaskan gejala-gejala/perilaku-perilaku yang ada maupun yang belum diketahui.
Asumsi : mendasai pembuatan model
Contoh : model tentang penentuan tingkat konsumsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi : pendapatan, kekayaan, jumlah anggota keluarga, tingkat bunga, selera, agama dll.
Untuk memudahkan analisa digunakan asumsi bahwa konsumsi hanya dipengaruhi oleh pendapatan, sementara faktor-faktor lain seperti kekayaan, jumlah anggota keluarga, dll dianggap tetap (Ceteris paribus)
Model terdiri atas :
1.             Seperangkat definisi yang secara jelas merumuskan variabel-variabel yang akan digunakan.
2.             Sejumlah asumsi yang menggambarkan berbagai kondisi dimana suatu teori berlaku.
3.             Satu atau lebih hipotesis tentang hubungan antar variabel –variabel yaitu tentang derajat keeratan dan arah hubungan antar variabel.
Variabel adalah besaran (konsep teori) yang dapat memuat kemungkinan ilai yang berbeda.Variabel merupakan elemen dasar dari sebuah model.
Variabel ada 2 :
1.             Variabel stock : konsep/besaran ekonomi yang tidak memiliki dimensi waktu.
         Contoh : Persedian barang atau material perusahaan
2.             Variabel flow : konsep/besaran ekonomi yang memiliki dimensi waktu
          Contoh : Jumlah penjulan perusahaan
Hubungan antar variabel dalam ilmu ekonomi terdiri dari 4 tipe:
1.             Hubungan perilaku : menggambarkan hubungan satu variabel dengan satu atau beberapa variabel.
Contoh :  Bentuk hubungan jumlah uang yang diminta dengan pendapatan dan suku bunga ®
         Md = a + bY + cR   ,a, b>0 ; c < 0
2.             Hubungan identitas :  merupakan hubungan defisional yang tepat sama antara satu  variabel dengan satu atau beberapa variabel lain.
          Contoh : reaksi TC karena perubahan jumlah output yang diproduksi.
3.             Hubungan teknologi : menggambarkan hubungan antar variabel yang disebabkan oleh sifat fisik variabel tersebut.
          Contoh : reaksi TC karena perubahan jumlah output yang diproduksi.
4.             Hubungan kelembagaan: yaitu hubungan yang terjadi karena pengaruh tindakan suatu lembaga

1.4.         Permasalahan Perekonomian :
1.           Pertumbuhan ekonomi
Bagaimana perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.



2.           Ketidakstabilan kegiatan ekonomi
        Hal ini terjadi sebagai akibat dari ketidakstabilan siklus kegiatan perusahaan sehingga diperoleh sehingga diperoleh kondisi perekonomian yang bersifat konjuntur.
3.           Pengangguran dan inflasi
Pengangguran adalah bagian dari AK yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi tidak bisa terpenuhi.
Penyebab pengangguran antara lain:
1.     Kekurangan pengeluaran aggregate
2.     Mencari pekerjaan yang lebih baik
3.     Modernisasi teknik produksi
4.     Ketidaksesuaian keterampilan yang ada
Akibat pengangguran :
1.     Mengurangi Pendapatan (Y) dan kemakmuran masyarakat
2.     Mengurangi kesehatan keluarga
3.     Mengurangi kesejahteraan masyarakat
Inflasi adalah suatu gejala kenaikan harga yang berlaku pada umumnya dalam perekonomian
     Macam Inflasi
1.     Rendah : 4-6%
2.     Menengah       : 5-10%
3.     Tinggi bisa mencapai lebih 100% dalam setahun
Sebab-sebab inflasi
1.     G melebihi kemampuan perusahaan
2.     Pekerja menuntut upah
3.     Kenaikan harga barang impor
4.    Penawaran uang yang berlebih tanpa diikuti pertambahan produksi dan penawaran barang
5.     Kekacauan politik dan ekonomi
Akibat inflasi:
1.     Menurunkan tingkat kemakmuran masyarakat
      Karena kenaikan upah lambat mengikuti inflasi
2.     Prospek perekonomian semakin memburuk
      Karena I turun, X turun dan menaikkan M sehingga pertumbuhan ekonomi    menurun
Indikator kegiatan ekonomi:
1.     Pendapatan Nasional
Karena dapat menggambarkan hasil produksi setiaap tahun
2.     Penggunaan TK dan pengangguran
TK      : penduduk yang masuk usia kerja
AK     : penduduk yang mencari dan masuk usia kerja
Penganggur = AK - pekerja
3.     Perubahan harga
IH & IHK (indek harga & indek harga konsumen)
4.     Neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Karena dapat menunjukkan kondisi perekonomian
Neraca pembayaran adalah ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pemabyaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke DN dan dari DN ke negara lain.
Neraca perdagangan  : X dan M
Defisit Neraca perdagangan : M>X
Akibat defisit neraca pembayaran:
1.                Kegiatan ekonomi menurun karena konsumsi barang impor
2.                Harga valas meningkat
3.                Harga barang impor semakin mahal

1.5.Kebijaksanaan Ekonomi Makro
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang dilakukan suatu negara dalam rangka menghadapi permasalahan ekonomi secara makro
Tujuan kebijakan makro :
1.         Untuk mencapai kesempatan kerja
       Dalam rangka mengurangi pengangguran
2.         Meningkatkan produksi nasional
       Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi
3.         Meningkatkan pendapatan nasional
       Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional menunjukkan adanya kemajuan dalam bidang ekonomi.
4.         Mengingingkan perekonomian stabil
5.         Mencapai neraca pembayaran yang seimbang
6.         Distribusi pendapatan yang lebih merata
Diusahakan adanya distribusi pendapatan untuk mencapaui ketenangan hidup.
      Selain itu ada yang berpendapat tujuan kebijaksanaan ekonomi makro :
1.         Menstabilkan kegiatan ekonomi
2.         Mencapai TK penuh tanpa inflasi
3.         Menciptakan pertumuhan Ekonomi
4.         Menghindari inflasi
Kebijaksanaan pemerintah dapat berupa :
1.         Kebijakan fiskal (T dan G)
Berhubungan dengan langkah-langkah untuk membuat perubahan mengenai fiskal dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran aggregate
2.         Kebijakan Moneter (mengatur Ms dan i)
Kebijaksanaan pemerintah melalui Bank Sentral untuk merubah penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat  bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengelauran aggregate
3.         Kebijakan dalam segi penawaran
1 dan 2 merupakan kebijakan dari segi permintaan
3 dari segi penawaran : upaya mempertinggi effisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang yang lebih murah atau dengan mutu yang tinggi.


BAB II
KONSEP-KONSEP DASAR

2.1.      Para pelaku Ekonomi
Para pelaku atau aktor banyak sekali jumlahnya dalam seluruh kegiatan ekonomi ini. Namun, sekalipun jumlah subyek-subyek  ekonomi itu banyak sehingga tidak mungkin terhitung lagi, pada hakekatnya mereka itu hanya terbagi menjadi 2 kelompok saja dengan dua cara pembagian pula.
1.             Pembagian yang pertama, bahwa para pelaku di dalam kegiatan ekonomi dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Kaum produsen yaitu mereka yang di dalam suatu proses perekonomian berfungsi sebagai pihak yang menyediakan barang dan jasa.
b.       Kaum konsumen yaitu para pemakai barang dan jasa yamg dihasilkan oleh kaum produsen.
Kedua pihak ini adalah dua pihak yang serentak harus ada dalam setiap perekonomian. Dalam suatu perekonomian akan timbul suatu jabatan rangkap artinya mungkin saja atau bahkan mungkin sekali seseorang menjadi produsen dan konsumen sekaligus. Misalkan seseorang pembuat sepatu adalah seorang produsen tetapi ia pun juga seorang konsumen sebab ia perlu makan, pakaian dan sebagainya.
         Satu-satunya pihak yang tidak dapat melakukan konsumsi adalah business. Setiap business apapun bentuknya dapat dan pasti melakukan produksi, tetapi tidak dapat melakukan konsumsi, yang dapat dilakukan disamping produksi adalah melakukan investasi (investmen). Direktur business, manajer dan karyawan dapat mengkonsumsi untuk keperluan hidupnya sehari-hari, tetapi yang mengkonsumsi adalah individu-individu, dan bukan businessnya.
2.             Pembagian yang kedua adalah pembagian pelaku-pelaku kegiatan ekonomi ke dalam dua pihak yang lain yaitu :
a.             Pemerintah.
          Pemerintah
 merupakan penguasa (authority) di dalam perekonomian. Bentuk-bentuk kekuasaan pemerintah di lapangan perokonomian , seperti yang dikemukakan Meade adalah sebagai berikut :
1.             Banking System (Sistem Perbankan) atau Monetary Authority  (Penguasa Moneter). Adalah lembaga-lembaga yang bertugas untuk menetapkan dan mengendalikan banyaknya uang yang beredar di dalam masyarakat.
2.             Fiscal Authority (Penguasa Fiskal). adalah bentuk kekuasaan pemerintah yang berhubungan dengan masalah perpajakan. Yang dimaksud dengan istilah penguasa fiskal adalah semua lembaga pusat maupun daerah yang bertugas untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran dana-dana pemerintah.
3.             Comercial Authority (penguasa Perdagangan)., yaitu suatu bentuk kekuasaaan pemerintah mengatur lalu lintas perdagangan , misalnya pengatur ekspor, impor, jenis barang dagangan, pengaturan para pedagang dan lain-lainnya.
4.             Exchange Controll (Pengendali Devisa), adalah kekuasaan pemerintah yang bertanggung jawab atau yang mengatur pelembagaan serta bekerjanya setiap kontrol atau pengendalian pemerintah atas pembayaran-pembayaran yang dilakukan oleh suatu daerah.
b.             Swasta
Pihak swasta diperkenankan untuk melakukan apapun, untuk memenuhi kebutuhan serta untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya (laba maksimum atau maximum profit), dalam usaha sekedar tidak menyalahi kekuasaan pemerintah dan menggangu kepentingan umum. 

2.2.      Barang dan Jasa
         Barang adalah setiap benda yang dibutuhkan manusia karena berguna atau bermanfaat (useful).
         Barang berguna bagi manusia karena beberapa sebab, yaitu :
1.      Form Utilty (berguna karena bentuknya). Maksudnya adalah bahwa sesuatu barang itu menjadi berguna bagi manusia sebab bentuknya memenuhi syarat,atau sesuatu benda menjadi berguna bagi manusia setelah bentuknya diubah untuk disesuaikan dengan keadaan.
2.      Time Utility (berguna karena waktu) bahwa sesuatu barang manjadi bermanfaat bagi manusia karena segera digunakan atau karena dsimpan terlebih dahulu untuk nanti digunakan pada saat yang tepat .
3.      Place Utility (berguna karena tempatnya) artinya sesuatu barang mejadi bermanfaat bagi manusia karena tempatnya atau karena sudah dipindahkan tempatnya.
4.      Own Utility  (berguna karena kepemilikannya) artinya  sesuatu barang mejadi bermanfaat bagi manusia karena barang tersebut dimiliki dan tidak lagi (atau : kurang ) berguna jika tidak dimiliki
5.      Element Utilty (Berguna karena unsurnya). Misalnya, tanah di Kalimantan Barat yang amat besar kadar humusnya, tanah di Saudi Arabia yang mengandung emas hitam atau emas cair atau minyak tanah.
Barang dibagi menjadi tiga yaitu :
1.         Pembagian barang menurut penyediannya.
Dalam hal ini barang dibagi menadi dua yaitu :
a.              Barang-barang bebas (Free Goods) yaitu barang-barang yang tersedia berlimpah-limpah, dan setiap orang dapat memperolehnya dengan bebas dengan cara yang terlampau mudah.
b.             Barang-barang ekonomi (Economic Goods) yaitu barang-barang yang penyediaanya relatif jarang atau langka (scarce)
2.         Pembagian barang menurut daya tahannya di bagi menjadi :
a.              Barang-barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang yang bisa dipakai lebih dari sekali.
b.             Barang-barang tidak tahan lama (perishable goods atau non durable goods) adalah barang-barang yang akan segera lenyap atau habis dengan sekali pakai saja.
3.         Pembagian barang menurut penggunanya di bagi menjadi dua pula yaitu :
a.            Barang-barang konsumsi (consumption goods) adalah barang-barang yang langsung dapat dipakai atau dinikmati.
b.           Barang-barang investasi (Investment goods) adalah barang-barang yang hanya dapat dinikmati hasilnya; jadi bukan barang itu sendirilah yang dinikmati, melainkan hasilnya.
Barang (goods) dan jasa (service).  Jasa (service) adalah tidakan-tindakan ekonomis, yang dilakukan oleh individu-individu maupun oleh bisnis serta mampu memenuhi kebutuhan manusia. Untuk selanjutnya dan pada umumnya di beberapa literatur menyebutkan good berarti di dalamnya termasuk barang jasa Perbedaan baran dan jasa adalah :
1.       Perbedaan Teknis
Barang berwujud dan jasa tidak berwujud
2.       Perbedaan ekonomi
   Barang terdapat tenggang waktu antara produksi dan konsumsi sedangkan jasa tida ada tenggang waktu antara produksi dan konsumsi.

2.3.      Kebutuhan Manusia
         Kebutuhan manusia bertingkat-tingkat adanya.
1.       Pada tingkat pertama –primary needs atau kebutuhan primer.
2.       Pada tingkat kedua –secondaryy needs atau kebutuhan sekunder.
3.       Pada tingkat ketiga –Tertiary needs atau kebutuhan tersier.
4.       Pada tingkat keempat –quqrtiqry needs

2.4.     Produksi
Produksi adalah setiap proses  yang menciptakan nilai atau memperbesar nilai sesuatu barang. Atau juga bisa diartikan setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna barang. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut factor-faktor  produksi (factors of productions). Jadi,  semua  unsur itu yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai factor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri atas :
a.              Tanah  (land) atau sumber daya alam (natural resources) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang bisa menjadi factor produksi dan berasal dari atau disediakan oleh alam, yang antara lain meliputi :
1.             Tenaga penumbuh daripada tanah, baik untuk pertanian, perikanan, maupun pertambangan;
2.             Tenaga air, baik untuk pengairan, penggaraman, maupun pelayaran. Termasuk juga di sini adalah misalnya air yang dipakai sebagai bahan pokok oleh perusahaan air minum;
3.             Ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat(sunga, danau, tambak, kuala,dsb.) maupun ikan dan mineral laut.
4.             Tanah yang diatas didirikan bangunan
5.             Living stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang bukan ternak;
6.             Iklim, cuaca, curah hujna, arus angin dan sebangsanya;
7.             dan lain-lainnya, seperti bebatuan dan kayu-kayuan.
b.             Tenaga Kerja (labor) dan sumber daya manusia (human resources)
Di dalam human resources tercakup tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi juga kemampuan mental atau kemampuan non fisiknya, tenaga terdidik, tanaga tidak terdidik, tenaga terampil dan tenaga yang tidak terampil. Human resources bisa diartikan  semua kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya produksi barang-barang dan jasa-jasa.
c.              Modal (capital) atau Barang-barang modal riil (real capital goods), yang  meliputi semua jenis barang dan jasa yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Misalnya mesin-mesin, pabrik-pabrik, jalan-jalan raya, pembangkit tenaga listrik, gudang serta peralatan-peralatannya. Pengertian capital (modal) sebagaimana yang dimaksud tersebut merupakan salah daripada pegertian modal seluruhnya, sebagimana yang sering dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab, modal jug mencakup arti uang yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta factor produksi lainnya. Maka, pentinglah untuk membedakan dengan tegas perbedaan antara barang modal riil (capital real goods) dan modal uang (money capital). Modal uang (money capital) yakni dana yang yang digunakan untuk membeli barang-barang modal dan factor produksi lainnya. Yang  dimaksud dengan modal dalam factor-faktor produksi adalah barang-barang modal bukan modal uang. Produksi meliputi produksi barang-barang konsumsi dan produksi yang menghasilkan barang-barang modal. Oleh karena itu adalah istilah produksi tidak langsung (indirect production) yaitu pembuatan suatu alat, sebuah mesin ataupun setiap jenis barang modal, yang pada dasarnya akan membantu dalam hal pembuatan barang-barang yang dipakai langsung (atau barang-barang konsumsi), untuk memenuhi kebutuhan manusia.
d.             Kecakapan tata laksana (entrepreneurship) merupakan factor produksi yang intangible (tak dapat diraba) tetapi sekalipun demikian peranannya justru amat menentukan.
Keempat faktor produksi yang telah disebutkan diatas, adalah unsur-unsur yang harus bekaerja demi terlaksananya  proses produksi yang akan menuntut balas jasa atas hasil kerjanya. Balas jasa untuk factor-faktor adalah sebagai berikut :
1.             Tanah atau sumber daya alam adalah sewa (rent).
2.             Tenaga kerja (labor) atau sumber daya manusia (human resources) adalah upah (wage), gaji (salary) dan royalty.
3.             Modal (capital) atau capital resources adalah bunga (interest)
4.             Kecakapan tata laksana (entrepreneurship) adalah laba (profit)
BAB III   
PENDAPATAN NASIONAL

3.1         Kegiatan Ekonomi
1.             Perusahaan (Business)
2.             Rumah tansgga (Household)
3.             Pemerintah (Government)
4.             Luar Negeri



 














Diagram 1 : Kegiatan Ekonomi tanpa Pemerintah

Pada diagram tersebut, lingkaran luar merupakan aliran uang yang berputar sesuai jarum jam, sedangkan lingkaran dalam merupakan perputaran barang atau aliran barang.

Aliran uang diperoleh dari kegiatan :
Perusahaan mengeluarkan uang untuk menyewa faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga; rumah tangga mengkonsumsi barang dan jasa terhadap hasil produksi yang diperoleh perusahaan.

Aliran barang diperoleh dari kegiatan :
Perusahaan menyewa barang-barang dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga; perusahaan menyerahkan barang dan jasa terhadap rumahtangga untuk dikonsumsi.

Adanya kegiatan ekonomi tersebut dari faktor produksi dapat menghasilkan :
1.             Tanah dapat menghasilkan sewa tanah (rent)
2.             Modal dapat menghasilkan bunga modal (interest)
3.             Tenaga kerja dapat menghasilkan upah (wages) atau gaji (salaries)
4.             Pimpinan pengusaha dapat menghasilkan surplus usaha atau laba


 


















Penyerahan Barang dan Jasa
Pembelian Barang dan Jasa

Diagram 2 : Kegiatan Ekonomi Campur Tangan Pemerintah

Selanjutnya apabila kegiatan ekonomi semakin komplek yaitu terdapat adanya campur tangan pemerintah maka bentuk bagannya akan bertambah subyeknya yaitu pemerintah, seperti pada diagram 2.

Dari tiga pelaku ekonomi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.             Rumah Tangga
Pendapatannya diperoleh dari pemilik faktor produksi seperti upah atau gaji, sewa, bunga, modal dan laba.
Pengeluaran yaitu dalam bentuk uang untuk pembelian barang dan jasa dari perusahaan dan pembayaran pajak kepada pemerintah.

2.             Perusahaan
Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga dan pemerintah.
Pengeluaran yaitu atas uang untuk membeli atau menyewa faktor-faktor produksi yang digunakan perusahaan dan pembayaran pajak kepada pemerintah

3.             Pemerintah
Pendapatan merupakan hasil pungutan pajak dari perusahaan dan rumah tangga.

Pengeluaran :
ð   Pembayaran untuk membeli barang-barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
ð   Pembayaran untuk upah atau gaji dari household karena karyawan atau pegawai berasal dari rumah tangga konsumsi.

Ketiga subyek ekonomi tersebut saling mengadakan interaksi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Apabila kegiatan ekonomi lebih komplek lagi yaitu dengan perekonomian terbuka untuk negara lain, maka akan terdapat 4 (empat) subyek ekonomi dalam kegiatan ekonomi, subyek tersebut yaitu :
1.             Household
2.             Business
3.             Government
4.             Luar Negeri

Dari keempat pelaku ekonomi tersebut akan membentuk 16 interaksi antara satu subyek dengan subyek lainnya, interaksi tersebut adalah sebagai berikut :
1.             Aliran barang dan jasa dari Business ke Household.
2.             Aliran uang dari Household ke Business.
3.             Aliran faktor produksi dari Household ke Business.
4.             Aliran income uang bagi pemilik faktor produksi dari business.
5.             Aliran pajak dari Business ke pemerintah, pajak langsung dan pajak tidak langsung
6.             Aliran barang dan jasa dari Business ke pemerintah.
7.             Aliran barang dan jasa dari Business ke luar negeri.
8.             Aliran devisa dari luar negeri ke Business dalam negeri.
9.             Business dalam negeri impor barang dan jasa dari luar negeri dengan devisa
10.         Business membayar impor barang dan jasa dengan devisa.
11.         Luar negeri mengirim barang dan jasa yang dibutuhkan pemerintah.
12.         Pemerintah menarik pajak impor dari luar negeri.
13.         Luar negeri berhubungan langsung dengan Household dalam negeri.
14.         Household menyalurkan devisa ke luar negeri dari harga pembelian barang impor tersebut.
15.         Household menerima income dari pemerintah (upah atau gaji)
16.         Pemerintah menerima uang dari Household bentuk pajak, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.

Dari aspek kegiatan ekonomi tersebut dari pelaku rumah tangga muncul kegiatan yang namanya permintaan suatu barang dan jasa sebagai akibat perilaku rumah tangga untuk konsumsi.


3.2.       Pendapatan Nasional
Adalah total daripada barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian tertentu dan dihitung menurut harga pasar.

3.3.       Perbedaan antara GNP dengan GDP
GNP (Gross National Product)
Seluruh produk meliputi barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga negara dalam suatu negara, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

GDP (Gross Domestic Product)
Seluruh produk meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam wilayah tersebut, baik oleh perusahaan negara maupun perusahaan asing.

Berarti yang menyebabkan perbedaan antara GNP dengan GDP adalah net factors income from aboard yaitu pendapatan netto terhadap luar negeri dari faktor produksi.

GDP = GNP – Pendapatan Netto LN dari Faktor Produksi

3.4.       Manfaat Pendapatan Nasional
1.             Dapat mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun.
2.             Untuk mengukur tinggi rendahnya taraf hidup dan kemakmuran suatu bangsa.
3.             Dapat mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
4.             Membandingkan antara neraca pendapatan nasional dengan neraca pembayaran internasional, sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan luar negeri terhadap perekonomian nasional.

3.5.       Jenis-Jenis Pendapatan Nasional
1.             GNP
Adalah nilai total daripada barang dan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu (biasanya satu tahun) yang dihitung berdasarkan harga pasar.

Dalam menghitung GNP agar tidak terjadi double account maka dipergunakan penilaian menurut value added.

Contoh :
Tepung (intermediate goods) harganya                  Rp.   3.000
Roti (final goods) harganya                                    Rp.   5.000
Value Added (nilai tambah)                                   Rp.   2.000

2.             Net National Product (NNP)
Nilai total barang dan jasa akhir menurut harga pasar yang diproduksi dalam perekonomian dalam periode tertentu, termasuk didalamnya penyusutan capital (depreciation).

3.             National Income (NI)
Adalah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor.
NI = NNI – Indirect Business Taxes

4.             Personal Income (PI)
Adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga.

5.             Disposible Income (DI)
Adalah pendapatan tetap setelah dikurangi pajak perorangan atau pendapatan yang siap dibelanjakan (Yd)
Yd = Y – Pt

3.6.       Masalah yang Berhubungan dengan GNP
1.             Luas dan besarnya GNP
Berhubungan dengan kekayaan alam dan SDM
2.             Susunan GNP
Apakah agraris atau non agraris
3.             Stabilitas GNP
Berhubungan dengan Business Cycles (konjungtur)
4.             Distribution of Income
Berapa jumlah yang harus diterima oleh pemilik faktor
5.             Sebagian yang harus diterima oleh Pemerintah (T)
Taxes dapat digunakan untuk membayar :
1)            Subsidi
2)            Gaji karyawan
3)            Belanja barang

3.7.       Sumber-sumber GNP
1.             Upah + Tunjangan (W)
2.             Penghasilan perusahaan perorangan
3.             Persewaan (R)
4.             Bunga (i)
5.             Devident (di)
6.             Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan (undistributed payment) atau UP
7.             Pajak perusahaan/corporate taxes (CT)/T langsung
8.             Pajak tidak langsung/Indirect Business Taxes (IBT)
9.             Penyusutan (D)

GNP   = 1 – 9
NNP   = GNP – Penyusutan = 1 – 8
NI       = NNP – Pajak tidak langsung = 1 – 7
PI        = NI – 6 – 7 – 8 – 9 + Transfer = 1 – 5
DI       = PI – Pajak perorangan

Contoh :
1.             GNP                                                                         1.000
Depreciation (Capital allowance)                                50   -
2.             NNP                                                                            950
Indirect Business Taxes (IBT)                                   100   -
3.             NI                                                                               850
Deviden                                                                        15
Social Insurance Contribution                                      25
Corporate Net Saving                                                   10
                                                                                      50
                                                                                    800
Interest Payment                                                           45
Transfer Payment                                                          55
                                                                                    100
4.             PI                                                                                900
Personal Taxes                                                              50
5.             DI                                                                               850
Consumption                                                              700
Personal Saving                                                          150

3.8.       Metode Menghitung Pendapatan Nasional
1.             Production Approach
Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat pada masa tertentu menurut harga pasar.

Y = Q1P1 + Q2P2 + … + QnPn

Contoh pendapatan nasional menurut Value Added :

Hasil
Nilai Akhir
Nilai Tambah
Produsen I
Kapas
2.000
2.000
Produsen II
Benang
5.000
3.000
Produsen III
Kain
9.000
4.000
Produsen IV
Baju
15.000
6.000
Jumlah Nilai Tambah
15.000





Contoh Penghitungan PDB menurut 11 Lapangan Usaha
Sektor
Hasil
1.             Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2.             Pertambangan dan penggalian
3.             Industri Pengolahan
4.             Listrik, Gas dan Air Minum
5.             Bangunan
6.             Perdagangan
7.             Pengangkutan dan Komunikasi
8.             Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
9.             Sewa Rumah
10.         Pemerintah dan Pertahanan
11.         Jasa-jasa
Jumlah GDP

2.             Income Approach
Yaitu dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diperoleh oleh pelaku ekonomi dalam masyarakat yang berupa sewa, gaji pegawai, laba dan bunga.

Contoh :
Penghasilan Dari
Nilai
1.             Koperasi kepada Pegawai
9.000
2.             Bunga
5.000
3.             Sewa
3.000
4.             Laba Perusahaan
2.000
5.             Pendapatan dan Kekayaan
1.000
Pendapatan Nasional (NI)
20.000

GNP = NI + Indirect Taxes + Depreciation


3.             Expenditure Approach
Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi meliputi RT, sektor Pemerintah, sektor Perusahaan dan sektor Luar Negeri.

Y = C + I + G + (X – M)




Contoh :
Jenis Pengeluaran
Nilai
1.             Konsumsi
5.000
2.             Investasi
3.000
3.             Pemerintah
2.000
4.             Ekspor Netto
1.000
GNP
11.000




II.          Analisis Pendapatan Nasional

Berdasarkan kegiatan ekonomi yang ada, maka dalam menganalisis pendapatan nasional dapat dibagi menjai 3 yaitu :
1.             Perekonomia  tertutup sederhana (perekonomian 2 sektor) = close and private economy
2.             Perekonomian  tertutup (perekonomian 3 sektor)= Close economy
3.             Perekonomian terbuka (perekonomian 4 sektor) = open economy

3.1.       Perekonomian  Tertutup Sederhana

3.1.1.      Pendapatan Nasional Keseimbangan

3.1.1.1.         Fungsi Konsumsi
Apabila pendapatan (Y), pengeluaran (E), dan konsumsi (C) maka keseimbangan dalam perekonomian adalah :

Y = C

Menurut Keynes
C = f (Y)
C = Co + bY
b   = MPC =
0 < MPC < 1

C     : Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Co   : Konsumsi minimal rumah tangga
b     : Hasrat marjinal berkonsumsi

Perekonomian dalam keseimbangan pada saat :
Y = E   à karena pengeluaran hanya C, maka :
Y = C   à disebut juga BEP (Break Even Point)
Y BEP yaitu pada saat Y = C

Contoh :
Y1      = 100                     C1     = 80
Y2      = 200                     C2     = 150


C                 = Co + 0,7Y

Kemudian untuk mencari Co, masukkan Y1 dan C1
80   = Co + 0,7 (100)
Co   = 80 – 70
       = 10
maka
C     = 10 + 0,7Y




3.1.1.2.         Fungsi Tabungan
Perekonomian dalam keadaan keseimbangan apabila besarnya pendapatan sama dengan pengeluaran, karena pengeluaran ada dua yaitu konsumsi rumah tangga (C) dan pengeluaran investasi perusahaan (I), keseimbangan terjadi pada saat :
E = C + I
Dan kesamaan pendapatan adalah :
Y = C + S
Keseimbangan terjadi pada saat
Y = E
Sehingga
C + S = C + I
S = I

Dalam ekonomi, tabungan (S) = kebocoran, Investasi (I) = suntikan.
Untuk mengetahui fungsi tabungan dapat dilakukan dengan cara aljabar berikut ini :
Y = C + S
S = Y – C
S = Y – (Co + bY)
S = -Co + (1 – b) Y
(1 – b) = MPS
MPC + MPS = 1

Contoh :
C = 10 + 0,7 Y
S = -10 + 0,3 Y


Hubungan MPC, MPS, APC dan APS
MPC + MPS = 1
APC + APS = 1
APC =
APS =


3.1.1.3.         Fungsi Investasi
Investasi adalah penanaman modal dalam bentuk aktiva yang dipergunakan untuk meningkatkan pendapatan (produk nasional).

Fungsi investasi adalah fungsi yang memperhitungkan antara tingkat investasi dengan besarnya pendapatan, secara matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut :
I = Io + (MPI) Y

Macam dan jenis Investasi :
1.         Autonomous Invesment
Investasi yang tidak bergantung pada besarnya pendapatan.
2.         Induce Invesment
Investasi yang bergantung pada besarnya pendapatan.
3.         Foreign Invesment
Investasi yang berasal dari luar negeri.
4.         Domestic Invesment
Investasi yang berasal dari dalam negeri.
5.         Private Invesment
Investasi yang dilakukan pihak swasta
6.         Public Investment
Investasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi :
1.         Jumlah penduduk
2.         Suku bunga
3.         Harapan
4.         Teknologi baru
5.         Sumber baru


Gambar keseimbangan dengan kurva S dan I


Y         = C + I
Y         = Output Total
C + I   = Permintaan Total (Aggregate Demand)

Contoh :
Diketahui
C = 10 + 0,75Y
I   = 20

Ditanyakan :
1.         Y, C dan S dalam keseimbangan
2.         Gambar grafik

Jawab :
1.         Y, C dan S dalam keseimbangan 
 

Atau dengan cara S = I



Benar karena S = I = 20

2.         Gambar grafik









3.1.2.      Angka Pengganda (Multiplier) disingkat K

Y    = C + I                             Y = Pendapatan ; (C + I ) = Pengeluaran

K   =
Yaitu perubahan Y yang disebabkan oleh perubahan I.

KI =

Diketahui
C    = 10 + 0,75Y
I     = 20

Ditanyakan :
Besarnya KI

Jawab :
1.         YBEP (Y sebelum ada I)

2.         YBEP      

3.         Yeq (Y setelah ada I)



4.         KI     =
                 =
                 = 4

Artinya apabila ada kenaikan I (dI), maka Y naik (dY) sebesar 4 kali lipat.

Bukti :
dY = 120 – 40
       = 80

Nilai 80   = KI  I
               = 4  20
               = 80

3.1.3.      Deflationary Gap dan Inflationary Gap
Dalam perekonomian dua sektor terdapat sisi penawaran dan sisi permintaan. Besarnya penawaran ditunjukkan oleh besarnya kemampuan berproduksi dari perekonomian tersebut dengan menggunakan seluruh kapasitas produksi yang ada (pendapatan nasional/YFE).

Sisi permintaan ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran dari masyarakat dalam perekonomian tersebut (pendapatan keseimbangan/Ye).

Apabila besarnya sisi penawaran sama dengan sisi permintaan maka perekonomian dapat dikatakan dalam keadaan stabil atau tidak terjadi kesenjangan (gap).

Apabila sisi permintaan (Ye) lebih besar dari sisi penawaran (YFE), maka harga barang akan cenderung naik. Dalam keadaan perekonomian seperti ini maka terjadi kesenjangan inflasi (inflationary gap). Apabila sisi permintaan lebih kecil dari sisi penawaran, maka menyebabkan tingkat harga cenderung turun berarti kondisi perekonomian terjadi kesenjangan deflasi (deflationary gap).

Inflationary gap adalah besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi lebih besar dibanding saving full employment (I > S) atau terjadi bila permintaan total lebih besar dibanding penawaran total.

Deflationary gap adalah besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi lebih kecil dibanding saving full employment (I < S) atau terjadi bila permintaan total lebih kecil dibanding penawaran total.

Untuk mengetahui besarnya kesenjangan pada perekonomian 2 sektor dapat digunakan rumus sebagai berikut :

dY =   selisih YFE dengan Ye

Kesenjangan tersebut apabila digambar dapat dilihat pada gambar berikut :


Contoh :
Diketahui :
C    = 20 + 0,80Y
I     = 30

1.         Hitung besarnya Inflationary Gap atau Deflationary Gap, apabila besarnya kapasitas produksi sebesar 200 (YFE).
2.         Hitung besarnya Inflationary Gap atau Deflationary Gap, apabila besarnya kapasitas produksi sebesar 300 (YFE).
3.         Gambarkan grafiknya secara lengkap.
Jawab :
Y keseimbangan atau kapasitas produksi pada tingkat keseimbangan (Ye)



1.         Pada saat kapasitas produksi 200 (YFE) maka saving pada full employment (Sfe) dapat dicari sebagai berikut :


besarnya I > Sfe (30 > 20), maka terjadi inflationary gap.

Atau bisa juga dilihat dari besarnya penawaran aggregate, apakah lebih kecil dari permintaan aggregate. Caranya yaitu membandingkan antara YFE dengan (CFE + IFE).



2.         Pada saat kapasitas produksi 300 (YFE) maka saving pada full employment (Sfe) adalah :

besarnya I < Sfe (30 > 40), maka terjadi deflationary gap.

Atau bisa juga dibuktikan dari perbandingan antara besarnya penawaran aggregate dengan permintaan aggregate yaitu sama seperti cara sebelumnya.




3.         Gambar Grafik :


3.2.       Perekonomian 3 Sektor
Adapun yang dimaksud dengan perekonomian tiga sektor yaitu perekonomian selain kegiatan ekonomi dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan juga terdapat sektor pemerintah.

Pada sisi pengeluaran, baik pengeluaran dari konsumsi rumah tangga (C), pengeluaran dari sektor perusahaan berupa pengeluaran untuk investasi (I) dan pengeluaran untuk pemerintah berupa pengeluaran pemerintah (G). Seluruh pengeluaran yang ada dalam perekonomian dalam 3 sektor adalah penjumlahan dari pengeluaran rumah tangga, perusahaan dan pemerintah, sehingga keadaan kesamannya adalah sebagai berikut :

Y = C + I + G

Keterangan
Y       = Pendapatan keseimbangan(Ye)
C       = Pengeluaran masyarakat
I        = Pengeluaran perusahaan
G       = Pengeluaran pemerintah

Apabila ditinjau dari sisi pendapatan masyarakat, maka pendapatan tersebut dapat didistribusikan dalam bentuk pengeluaran rumah tangga (C), pengeluaran dalam membayar pajak (Tx), dan sebagian dari sisanya digunakan untuk tabungan (S). Apabila pemerintah mengeluarkan dalam bentuk subsidi atau tunjangan lainnya (Tr), maka akan menambah pendapatan terhadap masyarakat. Sehingga dari sisi pendapatan (Y) dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :

Y = C + Tx + S – Tr  

Perekonomian dalam keadaan seimbang apabila besarnya pendapatan yang diperoleh masyarakat sama dengan pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam perekonomian tersebut.

Keseimbangan terjadi apabila :
atau

Dalam perekonomian tiga sektor terdapat adanya campur tangan pemerintah, antara lain :
1.             Penarikan pajak (Tx)
2.             Pembayaran transfer oleh pemerintah (Tr)
Misalnya subsidi atau tunjangan lainnya

Sehingga fungsi konsumsinya adalah :
C       = C0 + b Yd

Keterangan :
C0      = Konsumsi otonom
b        = MPC
Yd    = Disposible income (Y – Tx + Tr)

Pungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.             Lum sum Taxe
Adalah pajak yang sifatnya tetap.
Atau pajak yang besar kecilnya tidak bergantung pada besarnya pendapatan.
Tx   = Tx

2.             Proporsional Taxe
Adalah pajak yang besar kecilnya bergantung pada besarnya pendapatan.

Tx   = tY

t      = marginal taxe rate (tarif pajak marginal)

Apabila digambar secara umum dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :



3.2.1. Keseimbangan dalam Perekonomian 3 Sektor
Untuk mencari keseimbangan terdapat 2 cara :
1.         Cara 1 : Ye



2.         Cara 2 : Ye


Contoh 1 :
(Lum sum taxe)

Diketahui : (dalam milyar rupiah)
MPC =    0,8    (hasrat marjinal berkonsumsi = b)
C0      =    10     (konsumsi minimal)
I        =    30     (pengeluaran investasi perusahaan)
G       =    20     (pengeluaran pemerintah)
Tx     =    50     (pajak lum sum)
Tr      =    40     (pembayaran transfer)

Ditanyakan :
1.             Berapa besarnya pendapatan nasional keseimbangan (Ye)
2.             Berapa besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
3.             Berapa besarnya tabungan keseimbangan (Se)
4.             Gambarkan grafiknya

Jawab :
Cara 1 : (tanpa rumus)

Fungsi konsumsi
(hati-hati karena 3 sektor Y menjadi Yd)

1.         Mencari besarnya Pendapatan Nasional keseimbangan

Jadi pendapatan nasional dalam keseimbangan (Ye) sebesar 260 milyar.
Mencari Ye dengan menggunakan rumus langsung :
Y  = 260  (sama dan praktis)

2.         Mencari besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
              (Y disini = Ye = 260)


Jadi besarnya konsumsi keseimbangan (Ce) sebesar 210 milyar.
3.         Mencari besarnya saving keseimbangan (Se)
    Y = Ye = 260

Jadi tabungan pada saat keseimbangan (Se) sebesar 40 milyar.

Untuk membuktikan kebenarannya bisa dibuktikan dengan cara melihat kesamaan keseimbangan, apakah hasilnya sama atau tidak. Apabila dalam kesamaan tersebut sama nilainya maka berarti benar dalam perhitungan tersebut yaitu pada saat besarnya surplus sektor swasta (S – I) sama dengan defisit anggaran belanja (G – Tx + Tr).


4.         Gambar grafik












Contoh 2 :
(Proportional taxe)

Diketahui : (dalam milyar rupiah)
MPC =    0,8             (hasrat marjinal berkonsumsi = b)
Co     =    10              (konsumsi minimal)
I        =    30              (pengeluaran investasi perusahaan)
G       =    20              (pengeluaran pemerintah)
Tx     =    0,5Y + 5    (pajak proporsional)
Tr      =    40              (pembayaran transfer)

Ditanyakan :
1.         Berapa besarnya pendapatan nasional keseimbangan (Ye)
2.         Berapa besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
3.         Berapa besarnya tabungan keseimbangan (Se)
4.         Gambarkan grafiknya

Jawab :
Cara 1 : (tanpa rumus)

Fungsi konsumsi
(hati-hati karena 3 sektor Y menjadi Yd)

1.         Mencari besarnya Pendapatan Nasional keseimbangan
Jadi pendapatan nasional dalam keseimbangan (Ye) sebesar 146,667 milyar.

Mencari Ye dengan menggunakan rumus langsung :
2.         Mencari besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
(Y disini = Ye = 146,67)


Jadi besarnya konsumsi keseimbangan (Ce) sebesar 96,66 milyar.

3.         Mencari besarnya saving keseimbangan (Se)
           Y = Ye = 160

Jadi tabungan pada saat keseimbangan (Se) sebesar 15 milyar.

Untuk membuktikan kebenarannya bisa dicek dengan kesamaan keseimbangan, yaitu pada saat besarnya surplus sektor swasta (S – I) sama dengan defisit anggaran belanja (G – Tx – Tr)

                                     
4.         Gambar grafik



Contoh :
DI
(Y)
Konsumsi (C)
Tabungan (S)
APC
APS
MPC
MPS
100










3.2.2. Angka Pengganda (Multiplier) dalam Perekonomian 3 Sektor

3.2.2.1.         Multiplier I, G, Tx dan Tr
1.         Multiplier Investasi
2.         Multiplier Pengeluaran Pemerintah
3.         Multiplier Pajak
4.         Multiplier Pembayaran Pemerintah

3.2.2.2.         Perubahan Pendapatan Akibat Adanya Perubahan I, G, Tx dan Tr
Rumusnya adalah sebagai berikut :
1.         dY = kI  dI
2.         dY = kG  dG
3.         dY = kTx  dTx
4.         dY = kTr  dTr

Contoh :
Diketahui : C = 10 + 0,75 Yd

Mencari besarnya dY apabila terdapat kenaikan pengeluaran investasi (dI) sebesar 2 milyar, maka pendapatan nasional akan naik sebesar :
dY = 4  2
        = 8 M

Apabila terdapat kenaikan pengeluaran pemerintah (dG) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional akan naik sebesar :

dY = 4  5
        = 20 M

Adanya penerimaan pajak naik (dTx) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional akan turun sebesar :

dY = -3  5
        = -15 M

Apabila terdapat kenaikan pengeluaran transfer (dTr) sebesar 4 milyar, maka pendapatan nasional akan naik sebesar :

dY = 3  4
        = 12 M


3.2.2.3.         Multiplier Anggaran Belanja Berimbang (ABB)
Anggaran belanja berimbang adalah pengeluaran pemerintah (G) yang besarnya dibiayai dari besarnya pajak yang sama tetapi pendapatan nasional akan meningkat. Apabila angka ABB disingkat menjadi kB, maka besarnya kB adalah :



Contoh :
Carilah besarnya perubahan pendapatan nasional apabila dalam suatu perekonomian besarnya G adalah 50 yang mana besarnya G tersebut dibiayai dari besarnya pajak. Untuk itu dapat dicari besarnya dY sebagai berikut :



3.2.2.4.         Multiplier dengan Pajak Proporsional
Analisis dengan pajak proportional dengan pajak lum sum sebenarnya sama, hanya saja fungsi pajaknya yang berbeda, sehingga angka penggandanya mengalami perubahan.

Secara matematis bentuk persamaan adalah :
Tx = To + tY

Apabila dicari besarnya angka pengganda, maka perlu adanya keseimbangan terlebih dahulu dalam perekonomian, sehingga :

Y = C + I + G

Apabila
              I = I; G = G; Tr = Tr

Secara matematis dapat dicari pendapatan dalam keadaan keseimbangan, dengan mensubstitusikan rumus yang ada seperti pada sebelumnya, maka Ye adalah :


Dari persamaan tersebut dapat dicari besarnya perubahan pendapatan (dY) yaitu :

Contoh :
Diketahui :
C     = 5 + 0,8 Yd
Tx   = 10 + 0,2 Y

Berdasarkan rumus yang ada maka dapat dicari :
1.         kI         = 3,57
2.         kG       = 3,57
3.         kTx      = -2,85
4.         kTr       = 2,85

Perubahan pendapatan akibat adanya perubahan I, G, Tx dan Tr dalam menghadapi pajak proporsional, rumusnya adalah sebagai berikut :
1.         dY = kI  dI
2.         dY = kG  dG
3.         dY = kTx  dTx
4.         dY = kTr  dTr

Contoh :
Diketahui :
C     = 10 + 0,75 Yd
Tx   = 5 + 0,1 Y

Mencari besarnya dY apabila terdapat kenaikan pengeluaran investasi (dI) sebesar 2 milyar, maka pendapatan nasional akan naik sebesar :


Apabila terdapat kenaikan pengeluaran pemerintah (dG) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional akan naik sebesar :


Apabila penerimaan pajak naik (dTx) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional akan turun sebesar :


Apabila terdapat kenaikan pengeluaran transfer (dTr) sebesar 4 milyar, maka pendapatan nasional akan naik sebesar :


                                                       




























BAB IV
ANALISA PENDAPATAN NASIONAL

Berdasarkan kegiatan ekonomi yang ada, maka dalam menganalisa pendapatan nasional dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Perekonomian sederhana (Perkonomian 2 sektor) = perekonomian tertutup dan swasta (closed and private economy).
2.      Perekonomian 3 sektor / perekonomian tertutup (closed economy)
3.      Perekonomian terbuka (open economy) / perekonomian 4 sektor

1.      Perekonomian Sederhana (Perkonomian 2 sektor) = perekonomian tertutup dan swasta (closed and private economy).
Closed and private economy artinya didalam perekonomian itu GNP-nya hanya terbentuk dari unsur konsumsi dan investasi saja, tanpa ada unsur pemerintah (itulah sebabnya disebut perekonomian swasta ), maupun hubungan dengan luar negeri (itulah sebabnya disebut perekonomian tertutup- tertutup dari dunia luar.
1.1  Pendapatan Nasional Keseimbangan

1.1.1.      Fungsi Konsumsi (Consumption Function)
Setiap pendapatan niscaya akan - pertama-tama – dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan sisanya akan ditabung. Secara teknis, pernyataan tersebut diatas dapat dituliskan dengan singkat sebagai berikut:
Y = C + S
Dimana :    Y = pendapatan (income)
                     C = konsumsi (consumption)
                     S =  tabungan (saving)

Didalam ilmu ekonomi konsumsi berarti penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods and services in the satisfaction of human wants). Tetapi harap diingat bahwa beberapa macam barang, seperti mesin-mesin maupun bahan mentah, dipergunakan untuk menghasilkan barang lai. Hal ini dapat kita sebut sebagai konsumsi produktif (productive consumption),sedangkan konsumsi yang dapat langsung memuaskan kebuthan disebut sebagai konsumsi akhir (final consumption). Akan tetapi yang dimaksud dengan istilah konsumsi dalam pembahasan kita adalah konsumsi akhir.

     Apabila pendapatan (Y). pengeluaran (E) dan konsumsi (C ) maka keseimbangan dalam prekonomian adalah :
            Y = C
            Menurut Keynes :
            C = f (Y)
            C = Co + bY
            b = MPC = dC/dY
            0 < MPC < 1
     dimana :
            C = pengeluaran konsumsi rumah tangga = consumptions
Co = konsumsi minimal rumah tangga = konsumsi pada saat seseorang tidak memiliki pendapatan = autonomous consumption
            b = MPC  = hasrat marginal berkonsumsi = Marginal Propensity to Consume artinya seberapa besar tambahan konsumsi akibat tambahan pendapatan. MPC bernilai positif artinya jika pendapatan naik maka konsumsi naik pula, demikian sebaliknya.
            Perekonomian dalam keseimbangan pada saat :
            Y = E karena pengeluaran hanya C, maka  Y = C disebut juga BEP (Break Even Point = titik keseimbangan.
            YBEP yaitu pada saat Y = C
            Y         = Co + bY
Y-bY   = Co
(1-b)Y = Co
                        Co
   YBEP =
                                    (1-b)
           




            C
                                                            Y = E
 


                                                                        C= C0 + bY
 


            Co
           
                         450
           450
                                    YBEP                                                    Y
Contoh 1:
Y1 = 100          C1 =  90
Y2 =200           C2 = 150
Carilah : Fungsi konsumsi dan YBEP
               Gambarkan grafiknya
Jawab :
b= DC/DY = (C2 – C1)/(Y2 – Y1) = ( 150-80)/(200-100) = 70/100 = 0,7
C = Co + 0,7Y
Untuk mencari Co, masukkan Y1 dan C1
80 = Co + 0,7 (100)
Co = 80 – 70
      =  10 maka fungsi konsumsinya adalah C = 10 + 0,7Y
            Co              10             10
YBEP =             =               =                 = 33
            1-b             1-0,7          0,3

            C
                                                            Y = E
 


                                                                        C= 10+ 0,7Y
 


            10
           
                        
          
                        YBEP = 33,33                                                   Y
Latihan 2         Y1 = 175          C1 = 140
Y2 = 250          C2 =  200
Carilah : Fungsi konsumsi dan YBEP
               Gambarkan grafiknya

1.1.2 Fungsi Tabungan (Fungsi Saving)
            Perekonomian dalam keadaan keseimbangan apabila BESARNYA pendapatan sama dengan pengeluaran, karena pengeluaran ada dua yaitu konsumsi rumah tangga ( C) dan pengeluaran investasi perusahaan (I) keseimbngan terjadi pada saat :
E = C + I
Dan kesamaan pendapatan adalah :
Y = C + S
Keseimbangan terjadi pada saat :
 Y = E
C + S = C + I
S = I
Dalam perekonomian tabungan (S) = kebocoran, investasi (I0 = suntikan.
Untuk mengetahui fungsi tabungan dapat dilakukan dengan cara aljabar sebagai berikut :
Fungsi tabungan :
Y = C+ S
S = Y- C
S = Y- (Co + bY)
S = Y –Co- bY
S = -Co + Y-bY
S = -Co + (1-b) Y
1-b = MPS = Marginal Propensity to Saving = Hasrat menabung marginal adalah seberapa besar tambahan tabungan akibat bertambahnya pendapatan .
MPS = DS/DY
Contoh 2 : dari contoh 1 diatas tentukanlah Fungsi Saving  dan gambarkan grafiknya!
Jawab :
Fungsi konsumsi : C= 10 + 0,7Y
Diketahui : Co = 10 ; b = 0,7
S = -Co + (1-b)Y
S = -10 + (1-0,7)Y
S = -10 + 0,3 Y
            C
                                                            Y = E
 


                                                                        C= 10+ 0,7Y
                                               
            10                                                        S = -10 + 0,3Y
           
                        
          
                        YBEP = 33,33                                                   Y

            -10

Latihan 2 : berdasarkan hasil perhitungan pada latihan 1 tentukanlah Fungsi Saving dan gambarkan grafiknya.

Hubungan antara MPC, MPS, APC dan APS
MPC + MPS = 1
DC     DS
       +          = 1
DY     DY    
DC  +  DS                                DY      
                    = 1                                   = 1
     DY                                     DY      

APC = Average Propensity to Consume (hasrat mengkonsumsi rata-rata) = C/Y
APS = Average Propensity to Saving (Hasrat menabung rata-rata) = S/Y
APC + APS = 1
C/Y  + S/Y  = 1
C + Y                                Y
            = 1                               = 1
   Y                                     Y
Hubungan antara Y, C, S
Lengkapilah Tabel dibawah ini
Y
C
S
MPC
MPS
APC
APS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
0
100
….
….
….
….
….
100
180
….
….
….
….
….
400
420
….
….
….
….
….
500
500
….
….
….
….
….
1000
900
….
….
….
….
….
2000
1700
….
….
….
….
….
3000
2500
….
….
….
….
….
4000
3300
….
….
….
….
….






1.3          


1.4          

















0 Response to "Pengantar Ilmu Ekonomi "

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)