Konsep Diakronik dalam sejarah
Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dia dan chromos. Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau
melalui, sedangkan chromos berarti waktu. Jadi, diakronik berarti sesuatu yang
melintas, melalui, dan melampaui dalam batasan waktu. Jika dikaitkan dengan
sejarah dalam peristiwa atau kejadian. Sebagaimana kita telah ketahui bahwa
sejarah merupakan kumpulan peristiwa, setiap peristiwa yang terjadi tersebut
akan dibatasi oleh waktu. Contohnya :
·
Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
berlangsung antara tahun 1350-1389.
·
Perang diponegoro berlangsung antara
tahun 1825-1830
·
Penjajahan Jepang di Indonesia
berlangsung antara tahun 1942-1945.
·
Belanda menyerah kepada Jepang di
Linggajati, Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942.
Pengertian diakronik sering disamakan artinya dengan
kronologi, yang secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu chromos dan
logos. Hal ini sama dengan pengertian sebelumnya bahwa chromos adalah waktu,
sedangkan logos adalah uraian atau ilmu. Oleh karena itu, kronologi adalah ilmu
tentang waktu, yang memang didalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu
sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan
waktu terjadinya. Peristiwa sejarah diawali sejak keberadaan manusia dimuka
bumi sehingga memiliki rentang waktu yang sangat panjang. Untuk itu, diperlukan
adanya pembagian waktu dalam sejarah yang dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Selain itu, mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah
sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk mempermudah kita dalam melakukan
rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat. Kronologi juga
membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan peristiwa sejarah yang
terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama. Contohnya:
pada bulan Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya,, dan
pada bulan dan tahun yang sama pihak Sekutu menjatuhkan bom atom di Hirosima
dan Nagasaki yang mengakibatkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Masih berhubungan dengan waktu, sejarah juga
mengenal istilah priodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari
peristiwa-peritiwa sejarah dalam tahal-tahap dan pembabakan tertentu. Sebelum
menyusun perodesasi, para sejarawan akan membuat klasifikasi peristiwa yang
akan menjadi kajiannya., dan membuat kesimpulan-kesimpulan pada setiap periode.
Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat
mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa yang telah terjadi dan
saling keterhubungannya dalam berbagai aspek. Sebagai contoh, periodisasi akan
dibuat berkaitan dengan perkembangan sejarah kebudayaan secara umum, maka akan
dibuat dua periode perkembangan kebudayaan sebagai berikut :
1. Zaman
praaksara yang juga disebut dengan zaman prasejarah adalah zaman yang dimulai
sejak manuisa belum mengenall tulisan hingga ditemukannya tulisan.
2. Zaman
aksara atau disebut juga dengan zaman sejarah, yaitu zaman ketika manusia sudah
mengenal tulisan hingga sekarang.
Dari kedua zaman yang telah diklasifikasikan ini,
dapat dilakukan rekonstruksi terhadap tahap-tahap perkembagan kebudayaan yang
berlangsung dalam masyarakat tertentu. Periodisasi dalam penulisan sejarah
dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek dalam
kehidupan manusia, seperti perkembangan system politik, pemerintahan, agama dan
kepercayaan, ekonomi, social dan budaya. Contoh berikut adalah periodisasi yang
dibuat berdasarkan system mata pencaharian hidup dalam sejarah Indonesia :
a) Masa
berburu dan meramu
b) Masa
bercocok tanam
c) Masa
bercocok tanam tingkat lanjut
d) Masa
pedundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang keadaan masyarakat, system politik, ekonomi, agama dan kepercayaan
suatu kerajaan digunakan pembabakan berdasarkan urutan dinasiti, seperti yang
terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia pada umunya kedudukan raja
dianggap penting dalam kehidupan masyarakat, seperti contoh berikut ini.
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa
perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha hingga pengaruh Islam :
·
Dinasti (Wangsya) Sanjaya (723-850 M)
·
Dinasti Syailendra (750-900 M)
·
Dinasti Isyana (900-1222 M)
·
Dinasti Girindra (1222-1478 M)
·
Dinasti Demak (1521-1568 M)
·
Dinasti pajang (1568-1600 M)
·
Dinasti Mataram (1600-1775 M)
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam
sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk memahami peristiwa sejarah secara
kronologis. Melalui priodisasi, kita menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang
terkait dengan :
·
Perkembangan manusia dari waktu ke waktu
·
Kesinambungan antarperiode
·
Kemungkinan terjadinya fenomena yang
berulang, dan
·
Perubahan yang terjadi dari periode awal
hingga periode berikutnya.
Contoh
lainnya adalah dalam periodisasi sejarah Indonesia :
·
Masa praaksara
·
Masa kedatangan dan perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu-Budha
·
Masa kedatangan dan perkembangan agama
Islam
·
Masa kekuasaan Kolonialisme barat
·
Masa pendudukan Jepang
·
Masa revolusi
·
Masa Orde Lama
·
Masa Orde baru
·
Masa Reformasi
Masih berkaitan dengan waktu, dalam sejarah kita
juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan perotiwa menurut
urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh
musafir, pendeta, dan pujangga dari masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis
tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian dan mengesankan
yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para
musafir dan pendeta Cina yang banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai
kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak ditulis oleh para musafir dan
pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti dinasti
Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta pendeta yang datang
dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat mengetahui, atau
paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat nusantara
disuatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung
kebenaran dari konflik tersebut.
sumber : Sejarah Indonesia, Ratna Hapasari
0 Response to "Konsep Diakronik dalam sejarah"
Posting Komentar
Termimakasih buat partisipasinya ya :)