Penalaran Dalam Karya Ilmiah

Penalaran dalam Karya Ilmiah
Seseorang memerlukan penalaran
sebelum melakukan sebuah tindakan
Penalaran adalah proses berpikir secara sistematis untuk memperoleh suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseroang, karena penalaran mendidik manusia bersikap objektif, tegas, dan berani, yang merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi.

Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan dan menghubunghubungkan.


B.     UNSUR PENALARAN KARANGAN ILMIAH
1.      Topik, ide sentral. Dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
Topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh isi karangan yang merupakan jawaban atas peryataan “masalah apa yang akan ditulis?; hendak menulis tentang apa?; atau saya akan membicarakan tentang apa?”
Permasalahan yang dapat dijadikan topik karangan, antara lain putus sekolah, pengangguran, kenaikan harga, keluarga berencana, polusi, kenakalan remaja, manajemen,  dan sosiologi.
Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai. Untuk menspesifikasikan topik, langkah yang dapat dilakukan adalah:
a.       Pecah pokok pembicaraan menjadi sub-subtopik;
b.      Tuliskan pokok umum dan buat daftar aspek-aspek khusus secara berurutan ke bawah, kemudian pilih 1 aspek untuk dijadikan topik;
c.       Ajukan 5 pernyataan mengenai pokok pembicaraan apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
Contoh cara untuk mempersempit atau membatasi topik agar lebih spesifik :
1)      Menurut tempat :
Dunia à Indonesia à Pulau Jawa à Tangerang “Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka” à “Jakarta Sebelum Indonesia Merdeka”
2)      Menurut waktu/periode/zaman :
“Kebudayaan Indonesia” à “Seni Tari Jaipong Modern”
3)      Menurut hubungan sebab-akibat :
“Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi” à “Pokok pangkal Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi”
4)      Menurut pembagian bidang kehidupan manusia :
Politik, sosial, ekonomi, dst.
“Usaha-Usaha Pemerintah dalam Bidang Ekonomi” à “Kebijakan Deregulasi di Bidang Ekonomi pada Era Reformasi”
5)      Menurut aspek khusus-umum/individual/kolektif :
“Pengaruh Siaran Televisi terhadap Masyarakat Jawa Barat” à “Pengaruh Siaran Televisi terhadap Kaum Buruh di Sukabumi”
6)      Menurut objek material (bahan yang dibicarakan) dan objek formal (sudut dari mana bahan itu kita tinjau)
a)      “Perekonomian Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut Mekanisme Pasar (objek formal)”
b)      “Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan Kader-Kader Baru”
c)      “Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama”

2.    Topik dapat disusun bersumber ada hal-hal berikut.
a.       Pengalaman pribadi: perjalanan, tempat yang pernah dikunjungi, kelompok Anda, wawancara dengan tokoh, kejadian luar biasa, atau peristiwa lucu.
b.      Hobi dan keterampilan: cara melakukan sesuatu atau cara kerja sesuatu.
c.       Pengalaman pekerjaan atau profesi:pekerjaan tambahan atau profesi keluarga.
d.      Pelajaran sekolah/kuliah: hasil-hasil penelitian atau hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut.
e.       Pendapat Pribadi: kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio/televisi atau pengamatan pribadi.
f.       Peristiwa hangat dan pembicaraan publik: berita halaman muka surat kabar, topik tujuan rencana, artikel, materi kuliah, atau penemuan mutakhir.
g.      Masalah abadi: agama, pendidikan, sosial dan masyarakat, atau problem pribadi.
h.      Kilasan biografi:orang-orang terkenal atau peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan.
i.        Kejadian khusus:perayaan/peringatan atau peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan.
j.        Minat khalayak:pekerjaan, hobi, rumah tangga, pengembangan diri, kesehatan dan penampilan, tambahan ilmu, atau minat khusus.

3.      Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta yang dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebaaran atau kesalahannya. Dalam beripikir proposisi, yaitu merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Dalam penaaran, proposisi disebut juga sbeagai premis. Jika dibandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu, pasir dan semen sendangkan penalaran adalah arsitekturnya. Dengan menggunakan batu, pasir, dan semen, serta arsitektur yang baik akan menghasilkan bangunan yang baik pula. Demikian juga dalam penalaran, dengan menggunakan premis dan penalaran yang baik akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Beberapa jenis proposisi antara lain :

a.       Proposisi Empirik, yaitu proposisi berdasarkan fakta.
Contoh : anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya
b.      Proposisi Mutlak, yaitu proposisi yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
Contoh : gadis yaitu wanita muda yang belum pernah menikah.
c.       Proposisi Hipotek, yaitu prosisi yang menyatakan persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
Contoh : jika dijemput, X akan kerumah Y.
d.      Proposisi Kategoris, yaitu tidak ada persyaratan hubungan subjek dan predikat.
Contoh : X akan menikahi Y.
e.       Proposisi positif universal.
Contoh : Semua orang ingin hidup senang.
f.       Proposisi positif parsial
Contoh : sebagian orang ingin hidup kaya.
g.      Proposisi negatif universal
Contoh : tidak ada gajah yang tidak berbelalai.
h.      Proposisi negatif parsial.
Contoh : sebagian orang hidup menderita.

4.      Proses berpikir ilmiah, yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan (umum atau khusus).
5.      Logika, yaitu metode yang digunakan untuk menguji ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6.      Sistematika, yaitu seperangkat (pengesetan) bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir kedalam kesatuan proses.
7.      Permasalahan, yaitu rumusan pernyataan yang harus dijawab atau dibahas dalam karangan.
8.      Variabel, yaitu unsur-unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9.      Analisis, yaitu pembahasan, dapat berupa identifikasi, klasifikasi, sebab-akibat, dll.
10.  Pembuktian (Argumentasi), yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu benar atau salah.
11.  Dukungan pembuktian, yaitu data, fakta, contoh atau hasil analisis.
12.  Hasil pembahasan, yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis.
13.  Kesimpulan, yaitu penafiran atas hasil dapat berupa kesimpulan induktif atau deduktif yang berupa konklusi implikasi atau inferensi.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Dra. RR. Ponco, MM. Bahan Ajar Aplikasi Bahasa Indonesia. 2013. Jakarta

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. 2007. Jakarta: PT Grasindo

Gumay, F. Fieter. 2012. Salah Nalar. http://fieterpappersalahnalar.blogspot.com/ (diakses pada 28 Maret 2013)

Lidia. Penalaran Dalam Penulisan Karya Ilmiah. 2012. http://dya08webmaster.blogspot.com/2012/03/30/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah (diakses pada 30 Maret 2012)
http://www.jhonmiduk8.blogspot.co.id



0 Response to "Penalaran Dalam Karya Ilmiah"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)