Rindu Tak Bertuan

Rindu...

Apa sih rindu itu?

Aku pernah merindu, tapi aku tak tahu mengapa harus 
merindu dan siapa yang pantas untuk  kurindukan.

Pernah aku memilah manusia mana yang harus dirindu, agar tidak ada kesalahpahaman esok hari.

Sejenak aku merindukannya yang jauh disana, lama sudah tak bicara empat mata

“Jika aku katakan aku rindu padanya, mungkinkan dia memiliki rindu yang sama?”

Ah sepertinya tidak,  dia saja tidak penah mengatakan “hello” atau sekedar “basa-basi” untuk menanyakan aku sudah “tidur” apa belum.

Aku mungkin tak berharap dirindukannya walau sapaan begitu penting untuk mengingat masa lalu yang terlalu sayang di “delete” begitu saja.

Aku menyimpannya di file-file laptop yang sudah mulai usang dan renta terhadap pencetan jari-jari tangan

Sayang, file itu terlalu banyak dan semakin menyesaki dada prosesor laptop aku. Aku hapus saja atau bagaimana ini?

Well, aku mencoba menghapus file yang mungkin tidak terlalu penting agar kamu bisa memasuki space hardisk pikiran ini. Aku takut nanti jadi nge-hang dan harus diintal ulang lagi.

Sudah??

Finish, tetapi rindu memang tak bisa terhapus

Selalu datang begitu saja, permanen bagai virus-virus yang mengerogoti flashdisk aku. Ketika dihapus, dia pergi entah kemana, ketika di singgung sedikit, datang kembali.

Ketika aku disini, aku rindu padamu
Ketika aku disana, aku merindukan yang disini

Ketika aku diantara kamu dan yang disini, langkah kaki semakin menambah jejak untuk selalu merindumu, dia, dan mereka.

Seribu kali menepi, seribu rindu yang tertinggal disana

Tapi, aku tak tahu apa dan siapa yang harus kurindukan, kok misterius sekali anda?

Aku selalu memberikan tanda yang akan menjadi penanda bagi kita, tetap saja kau selalu dari belakang dan memanggil “kembalilah kesini”.

Aku petik senar gitar, ingin meniru orang-orang yang mengalunkan suaranya yang merdu, katanya bisa menyampaikan dan melepas rindu.

Heehhh, tak ada jawabannya

Pernah membuat beberapa rumus serumit dan bahkan lebih rumit dari Logaritma dari sebuah Trigonometri, siapa aku bisa mengukur rindu seperti yang dilakukan oleh pakar matematika, sejauh mana dan apa pengaruhnya, bahkan galat regresi antara koefisien korelasi rindu serta faktor-faktor yang mempengaruhi sudah terjilid.

Ah, sudahlah

Untuk apa aku memikirkannya, masih banyak rindu yang akan diraih dan biarkan jejak itu diikuti mereka yang merindukanku.

Aku bukan menyerah, hanya masih banyak yang lebih penting dari rindu yang tidak bertuan itu. 

Namun satu yang pasti, rinduku hanya kepadamu

Siapa itu?

Aku juga tidak tahu.


For Kombun
@JhonMiduk

0 Response to "Rindu Tak Bertuan"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)