Integreated Learning


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Penerapan pendidikan di Indonesia dewasa ini sudah semakin berkembang baik didaerah pusat maupun di daerah pedalaman. Hal ini tentu disebabkan karena perkembangan zaman yang menuntut sumbangsih ilmu pengetahuan yang berkembang dan maju juga. Berbagai macam strategi pembelajaran yang diterapkan mulai dari kurikulum terdahulu hingga sekarang. Penerapan strategi pembelajaran tentu menjadi senjata ampuh dalam menghadapi perkembangan zaman. Strategi pembelajaran yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang tentu merupakan kebutuhan perkembangan zaman pula.
Integreated Learning adalah salah satu metode yang tepat dalam mengatasi perkembangan system pendidikan di Indonesia. Metode yang mengitegrasikan beberapa atau mungkin semua mata pelajaran kedalam suatu tema yang baru, akan membuat suasana belajar akan semakin menarik bagi peserta didik. Integrasi mata ajaran tentu merupakan integrasi mata ajaran terhadap mata pelajaran lain yang mengambil
hubungannya secara logis dan konkret, sehingga siswa mudah mencerna mata ajaran tersebut.
Dengan menerapkan integreated Learning, kita mengharapkan pendidikan di Indonesia semakin berkarakter sesuai dengan tuntutan zaman yang tentunya nanti akan memajukan anak didik bangsa serta pada semuanya nanti akan bermuara pada kemajuan bangsa secara menyeluruh.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
a.      Pengertian integreated Learning ( Pembelajaran terpadu)
b.      Karakteristik Pembelajaran Terpadu
c.       Manfaat Pembelajaran terpadu
d.      Prinsip Pembelajaran Terpadu
e.       Model Pembelajaran Terpadu
f.       Tujuan Pembelajaran terpadu
g.      Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran terpadu
h.      Penerapan Integreated Learning dalam pembelajaran

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah Integrated Learning ( Pembelajaran Terpadu ) adalah :
-          Memberikan pemahaman tentang Integreated Learning ( Pembelajaran Terpadu ) terhadap pembaca terutama mahasiswa.
-          Agar mahasiswa mampu menerapkan Integreated learning dalam proses belajar mengajar.
1.4  Metode Penulisan
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
1.5  Ruang Lingkup Penulisan
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai Integrated Learning.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integrated Learning (Pembelajaran Terpadu)
            Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen, Manion dan Brand, terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest)
(2) Prabowo mengatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
(3) Gillian, Collins dan Dixon mengatakatan bahwa pembelajaran terpadu akan terlaksana apabila terjadi peristiwa atau eksplorasi irri menjadi penggerak kurikulum. Menurutnya berpartisipasi dalam peristiwa otentik atau irri anak belajar sekaligus mendapatkan isi yang lebih luas dari kurikulum yang telah disusun.
(4) Oemar Hamalik bahwa, pembelajaran terpadu adalah irri pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin pembelajaran yang berpusat pada suatu masalah atau irri atau proyek, baik teoritis maupun praktis, dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program yang terpadu berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dam memadukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa yang terintegrasi.
Jadi, Integreated Learning atau pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan kegiatan kedalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif, social-emosional, bahasa, moral, dan nilai nilai agama,  fisik motorik, dan seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran menjadi terpadu
Semua kegiatan dalam pembelajaran terpadu melibatkan pengalaman langsung (hands on experience) bagi anak serta memberikan berbagai pemahaman tentang lingkungan sekitar anak. Kegiatan yang dilakukanpun memungkinkan anak untuk memadukan pengetahuan dan keterampilannnya dari pengalaman satu kepengalaman lainnya (Eliason dan Jenkins, 1994). Disamping itu, mengintegrasikan semua bidang pengembangan, pembelajaran terpadu jugs memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal, seperti melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasar, mengobservasi, menghitung, mengingat, membandingkan, mengklasifikasi, bermain peran serta mengeksplorasikan gagasan, serta kreativitas.

2.2 Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.  Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam jalinan antar irrive yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3.  Belajar Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing irriv tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai irri pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4.  Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5.  Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.


2.3 Manfaat Integrated Learning
Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah :
1.      memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan,
2.      meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif,
3.      meningkatkan kecakapan berpikir anak,
4.      banyak tema yang tertuang di setiap pembelajaran yang  mempunyai keterkaiatan,
5.      pembelajaran terpadu melatih anak untuk berkreativitas, berbagi, dan berpengalama,
6.      daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari anak dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan tema-tema yang selalu bervariasi,
7.      dalam pembelajaran terpadu anak akan lebih mudah memahaminya,
8.      meningkatkan interaksi irri anak,
9.      meningkatkan profesionalisme guru.

2.4 Prinsip Integreated Learning
Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1.Prinsip penggalian tema,
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat
2) Prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu
Dalam prinsip pelaksanaan pembelajarana terpadu, guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar tetapi pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok serta akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.
3) Prinsip evaluasi
Dalam prinsip Evaluasi, guru irri kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya dan perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan irrive keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak.
4) Prinsip reaksi
Dalam Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna.

2.5 Model Pembelajaran Terpadu
A. The Nested Model (Model Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada  kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola irri siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
B. The Fragmented Model ( Model Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).  Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
Kelemahan model ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
C. The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara irrive. Dengan mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Contoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA= suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan data. Dengan cara penambahan, pengurangan,  pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya
D. The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
E. The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Contoh: disuatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan masalah dari mata pelajaran lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Niali lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.
F. The Immersed Model (Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMU dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
G. The Networked Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.
Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.


2.6 Tujuan Integrated Learning
            Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :
1.meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna. 
2.mengembangkan ketrampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
3.menumbuhkembangkan sifat positif, kebiasaan baik dan nilai nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan
4.menumbuhkembangkan ketrampilan irri seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
5.meningkatkan gairah dalam belajar.
2.7 Keunggulan dan Kelemahan Integreated Learning
            Dari gambaran tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.
A.Keunggulan
Keunggulan  tersebut didasari oleh beberapa alasan :
1.      Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
2.      Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3.      Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4.      Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5.      Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

B. Kelemahan
1.      Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2.      Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang irrive “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan irriveve (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3.      Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.      Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5.      Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6.      Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
2.8 Penerapan Integreated Learning dalam Kegiatan Pembelajaran
            Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada.
Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka.Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core/ center of interest). Pembelajaran ini dikenal dengan istilah “integrated day ” atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan guru.
Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model irriv laba-laba; Pembelajaran terpadu yang terbentuk dari tema sentral.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan irri atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan irri atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak irrive dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa irri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga dapat memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut.







BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Integreated  Learning merupakan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan kegiatan kedalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif, social-emosional, bahasa, moral, dan nilai nilai agama,  fisik motorik, dan seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran menjadi terpadu
Melalui Pembelajaran Terpadu ini, system pembelajaran akan  berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga dapat memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut.

3.2  Saran
1.      Untuk mengembangkan system pendidikan kita, sudah seharusnya setiap sekolah menerapkan system pembelajaran terpadu, agar anak didik bisa lebih leluasa belajar sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2.      Pemerintah sebagai lembaga resmi yang menyelenggarakan pendidikan, sudah seharusnya lebih menerapkan dan menjelaskannya secara lebih luas terhadap instansi pendidikan agar strategi pendidikan tersebut bisa dipahami oleh guru beserta anak didik sehingga bisa langsung diterapkan dalam proses belajar mengajar.








DAFTAR PUSTAKA


0 Response to " Integreated Learning "

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)