Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemenatau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi. Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja yaitu, persiapan, definisi dan solusi. Perkembangan teknologi informasi ini dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi informasi ini memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis kepada teknologi ini, seperti e-government, e-commerce, e- education, e-medicine, e-laboratory dan lainnya yang kesemuanya itu berbasis elektronik. Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu (Wardiana, 2002). Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya sesuai dengan kebutuhan dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. 1.2 Rumusan Masalah Perkembangan sistem informasi dewasa ini semakin berkembang pesat, hal ini didukung oleh perkembangan teknologi informatika yang ada di seluruh dunia, dengan demikian memudahkan para pengguna sistem informasi tersebut untuk lebih meningkatkan kegunaan dari sistem informasi yang mereka miliki. Sistem informasi merupakan kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling depan dalam suatu industri. Dari sini kami akan merumuskan permasalahan dalam pembahasan yaitu : 1. Apa yang dimaksud pengembangan sistem? 2. Apa itu pendekatan sistem sebagai kerangka pemecahan asalah? 3. Bagaimana cara menerapkannya? 4. Apa itu siklus hidup pengembangan sistem? 5. Apa saja tahapan dalam pengembangannya? 6. Bagaimana manajemen proyeknya? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui penghembangan sistem dalam sistem informasi manajemen secara lebih mendalam. Selain itu untuk sebuah pemikiran dasar tentang apa dan bagaimana pengembangan tes yang baik dalam sistem informasi manajemen yang sedang berkembang saat ini. 1.4 Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai pengembangan sistem. 2. Memahami bagaimana pengembangan sistem dalam sistem informasi manajemen. 3. Mengaplikasikan pengembangan sistem untuk mendapatkan tujuan pembelajaran. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup pengembangan sistem berkaitan dengan objek sistem itu sendiri. Jadi, jika objek tersebut tentang sebuah sistem, maka semua hal yang berkaitan dengan sistem menjadi ruang lingkup dalam pengembangan sistem. Ruang lingkup pengembangan sistem dapat di tinjau dari berbagai perspektif yang dijelaskan dalam pembahasan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pengembangan Sistem Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008). Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistemyang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini : 1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. 2. Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. 3. Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin. 4. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin. 5. Tidak efisiennya operasi. 6. Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. 7. Pertumbuhan organisasi. Sebuah sistem informasi adalah untuk mengatur manusia dan komponen-komponen mesin dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk mendukung kebutuhan informasi atau bisnis pada sebuah organisasi dan para pengguna sistem. Sistem tersebut tidak seperti paket program perangkat lunak aplikasi tetapi harus terlebih dahulu dikostumisasi. 2.2 Pendekatan Sistem Sepanjang akhir tahun 1960 an dan awal 1970 an, minat akan pemecahan masalah secara sistematis mulai menguat. Ilmuwan manajemen dan spesialis informasi mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk memecahkan masalah, dan kerangka kerja yang direkomendasikan menjadi apa yang dikenal sebagai Pendekatan (sistem approach)-serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.  Urut-Urutan Langkah Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan sistem mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Kita menggunakan 10 langkah, yang dikelompokan menjadi tiga tahapan: upaya persiapan yaitu menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem, upaya definisi terdiri atas pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya, dan upaya solusi yang melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah satu solusi yang terlihat paling baik, menerapkan solusi tersebut dan menindaklanjutinya untuk memastikan bahwa masalah telah terpecahkan, seperti yang digambar tahapan dan langkah-langkah pendekatan sistem dibawah ini : 2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem (systems life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di tahapan tersebut dalam proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle = SDLC) adalah proses formal yang harus dilakukan oleh suatu organisasi yang akan membangun sistem informasi berbasis komputer, yang tergantung beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk ukuran organisasi, deskripsi tugasnya, relevansi pengalamannya dan latar belakang pendidikan dalam konsep-konsep proses informasi, peralatan dan teknik. Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metologi adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle)—SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi. Ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan sistem informasi ini, diantaranya :  SDLC Tradisional Jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukuan yaitu: • Perencanaan • Analisis • Desain • Implementasi • Penggunaan Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem kemudian digunakanidealnya untuk jangka waktu yang lama. SDLC Tradisional sering juga disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach). Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisis. Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi dalam tahap desain. Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikandan digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan. Berikut adalah pola melingkar dari siklus hidup :  Prototyping Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan juga calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan cepat. • Jenis-Jenis Prototipe Terdapat dua jenis prototipe : evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki selurunh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan ke produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukan empat langkah dalam pembuatannya yaitu : 1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna 2. Membuat satu prototipe 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima 4. Menggunakan prototipe Pengembangan prototipe persyaratan menunjukan tujuh langkah dalam pembuatannya yaitu : 1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna 2. Membuat satu prototipe 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima 4. Membuat kode sistem baru 5. Menguji sistem baru 6. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima 7. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi • Daya tarik Prototyping Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini : • Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna. • Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna. • Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem. • Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem. • Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya. Keuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang diserahkan. • Potensi Kesulitan dari Prototyping Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain: • Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dari definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi. • Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realitas sehubungan dengan sistem produksi nantinya. • Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien. • Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.  Pengembangan Aplikasi Cepat Istilah RAD, dari Rapid application Development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegerasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (Information Engineering—IE) adalah nama yang diberikan martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh. Berikut adalah gambar pengembangan aplikasi cepat yang merupakan bagian integral dari rekayasa informasi : • Unsur-unsur Penting RAD RAD membutuhkan empat unsure penting : manajemen, orang, metodologi, dan alat : - Manajemen. Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi baru. - Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efesiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas melakukan tugas mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT yang merupakan singkatan dari “Skilled with advanced tools” ( ahli dengan alat-alat canggih). - Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus dasar RAD. - Alat- alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa perangkat lunak dengan bantuan computer ( computer-aided software engineering- CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan computer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi peranti lunak dan basis data operasional.  Pengembangan Berfase Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD- dengan mengambil fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional menyumbangkan urutan tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan iterative dari umpan balik pengguna, dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan. Nama yang kita berikan adalah pengenbangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap – investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujiann dan pemasangan system. Tahap-tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul sistem. • Tahap- Tahap Pengembangan Berfase : Investigasi Awal Para pengembang, termasuk pengguna dan juga spesialis informasi melakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya; mendefenisikan tujuan, hambatan, resiko, dan ruang lingkup sistem yang baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen besar, dan mendapatkan umpan balik pengguna. Analisis Pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuannya dalam bentuk model proses, data , dan objek. Desain Pengembang merancang komponen dan antarmuka dengan sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikann desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan. Konstruksi Awal Pengembang membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna. Untuk setiap modul yang tidak menerima persetujuan dari pengguna, tahap analisis, desain, dan konstruksi awal akan diulangi kembali. Konstruksi Akhir Peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya. Selain itu, setiap peranti keras yang dibutuhkan dibeli dan diuji, fasilitas-fasilitas dibuat, dan para pengguna dilatih. Pelatihan meliputi prosedur yang harus diikuti oleh para pengguna dalam menggunakan sistem dan sering kali prosedur yang harus diikuti dalam pemasangan sistem pada stasiun kerja mereka. Pengujian dan Pemasangan Sistem Pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup peranti lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya- peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur. Komponen-komponen sistem dipasang, dan dilakukan uji penerimaan pengguna. Penerimaan oleh pengguna akan menjadi tanda persetujuan untuk melanjutkan ke tahap serah terima. Setelah sistem digunakan beberapa waktu, mungkin selama beberapa minggu atau beberapa bulan, suatu tinjauan pasca implementasi dilakukan untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi syarat profesionalnya. Urutan tahap ini tidaklah berbeda dengan SDLC tradisional. Hal yang membedakan metodologi pengembangan berfase dengan cara bagaimana analisis, desain, dan konstruksi awal diulang kembali untuk setiap modul sistem secara terpisah, daripada untuk keseluruhan sistem. Ketika tahap tersebut diulang untuk setiap modul, mereka akan disebut fase-fase, itulah mengapa metodologi ini bernama pengembangan berfase. • Fase-Fase Modul Dalam contoh ini, sistem telah dibagi kedalam tiga modul utama; pembuat laporan, basis data, dan antarmuka web. Jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. Anda dapat melihat dalam figure tersebut bahwa anlisis desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. Lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna- yang mencerminkan pengaruh dari prototyping. Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah bagaimana sistem dibagi menjadi modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang, dan dibuat secara terpisah.  Desain Ulang Proses Bisnis Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat, dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan ini. Sistem meliputi sistem yang memproses data perusahaan maupun sistem yang melakukan fungsi dasar, seperti mengebor untuk mencari minyak dan memproduksi satu bagian manufaktur. Manajemen seringkali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan di bidang tekhnologi computer. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis ( business process redesign-BPR). BPR mempengaruhi proses TI perusahaan dalam dua hal, pertama, TI tidak dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem-sistem seperti ini disebut sistem warisan ( legalicy sistems), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi. • Inisialisasi Strategis Proyek-proyek BPR BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis. Manajemen strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan dan menyetujui proses fisik didesain ulang. Proses fisik itu meliputi logistic sumber daya fisik yang masuk, operasi-operasi yang menghasilkan produk atau jasa perusahaan, dan logistic keluar. BPR juga dapat ditujukan pada aktivitas yang mendukung proses fisik- sumber daya manusia, pembelian, pemasaran, dan semacamnya. Manajemen strategis juga dapat mengizinkan sistem informasi dirancang ulang guna mengambil manfaat dari tekhnologi modern. Sebagai contoh, sistem dapat dirancang ulang sehingga menjadi berbasis Web. Ketika proses fisik dirancang ulang, sering kali akan terjadi efek domino yang akhirnya menyebabkan terjadinya perancangan ulang sistem informasi yang terkait . karena alasan ini, BPR biasanya akan melibatkan layanan informasi. IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR-rekayasa terbalik dengan rekayasa ulang. Komponen ini dapat diterapkan secara terpisah atau secara gabungan. • Rekayasa Terbalik Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Perusahaan sejak dulu selalu mengikuti produk para pesaingnya dengan cara membeli sampel dan membongkarnya untuk melihat bagaimana produk tersebut bekerja. Spesifikasi desain produk pesaing diturunkan dari produk-produk itu sendiri, sehingga membalik pola normal dimana desainlah yang dibuat terlebih dahulu. Sebagaimana peggunaannya didalam komputasi, rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur- unsure dan saling keterhubungan diantara unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada pada saat ini. Kebutuhan ini timbul ketika perusahaan ingin mengembangkan kembali sistem yang ada dimana sistem tersebut hanya sedikit atau tidak memiliki dokumentasi. Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah kedalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Oleh sebab itu, rekayasa terbalik akan mengikuti suatu jalur mundur kebelakang sepanjang siklus hidup sistem, merekonstruksi desain dan perencanaan sistem yang dilakukan dalam usaha pengembangan awal. Hasilnya adalah suatu sistem yang terdokumentasi secara menyeluruh. Namun sistem ini masih melakukan hal yang sama persis dengan bagaimana sistem tersebut didesain sejak awal. Rekayasa terbalik tidak mengubah fungsionalitas dari sebuah sistem pekerjaan yang dilakukannya. Tujuan rekayasa terbalik sebenarnya adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang. • Rekayasa Ulang Rekayasa Ulang ( reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsinonalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih” karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbalik. Lalu sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara yang normal. Nama rekayasa kedepan ( forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan cara yang normal sambil sekaligus menjalankan BPR. • Pemilihan Komponen-komponen BPR Komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi sistem yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat teknisnya. Mutu Fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem tersebut melaksanakannya. Ketika mutu fungsional maupun teknis sama-sama buruk, maka akan dibutuhkan suatu proyek rekayasa kedepan. Keadaan menjadi begitu buruknya sehingga akan lebih jika kita mengulang semuanya, menjalankan langkah-langkah dari siklus hidup sistem dengan cara yang normal. Ketika fungsionalitas baik tetapi mutu teknis buruk, maka rekayasa terbalik hendaknya dicoba untuk dilakukan. Ketika fungsionalitas buruk tetapi mutu teknis baik, maka dibutuhkan rekayasa terbalik. Dalam kasus seperti ini, sistem telah mencerminkan teknik yang modern tetapi memang tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Ketika fungsionalitas maupun teknis sama-sama baik, hal yang paling baik adalah membiarkan sistem tersebut apa adanya. 2.4 Menempatkan SDLC Tradisional, Protyping, RAD, Pengembangan Berfase dan BPR dalam Perspektif SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metologi. Semuanya adalah cara-cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem, dan memiliki seluruh unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhan kebutuhan sempurna. Prototyping dapat berada dalam SDLC. Bahkan pada kenyataanya, banyak upaya prototyping mungkin dibutuhkan selama pengembangan sebuah sistem. RAD merupakan suatu pendekatan alternative terhadap fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan oleh RAD adalah kecepatan untuk dapat menggunakan sistem, yang tercapai terutama melalui penggunaan alat-alat berbasis computer dan tim-tim proyek khusus. Pengembangan berfasae menggunakan SDLC tradisional sebagai kerangka kerja dasar dan menerapkannya pada sebuah proyek dengan cara modular yang menggunakan alat-alat dan konsep rim khusus yang sama dengan yang dilakukan di RAD. Kini, perusahaan-perusahaan sedang memperbaharui sebagian besar sistemnya yang sebelumnya diimplementasikan dengan menggunakan tekhnologi computer yang sudah using jika dilihat menurut standar saat ini. Karena hokum Moore, teknologi informasi dapat using dengan sangat cepat. Istilah BPR digunakan untuk pendekatan yang memanfaatkan penggunaan teknologi ini sepenuhnya. Prototyping, RAD dan pengembangan berfase dapat digunakan dalam suatu proyek BPR untuk memenuhi pengguna dengan cara terbuka. hilir dengan kemungkinan lumpur yang terbawa arus air dan sebagainya. 2.5 Alat-Alat Pengembangan Sistem Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar arsitek ungtuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahi listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya sepeti metodologi yang memandu cara pengembang sistem ketika mereka membuat sistem. Ketika para tukang kayu, tukang pipa, dan ahli listrik mengerjakan tugasnya, mereka akan menggunakan berbgai macam alat- palu, gergaji, tang, dan seterusnya. Masih menerapkan analogi yang sama pada sistem, para pengembang sistem juga akan menggunakan alat. Di Bab 6 ini, kita telah menguraikan dua alat pemodelan data- diagram relasi entitas dan diagram kelas. Kedua alat ini telah bertahun-tahun popouler dan banyak digunakan, tetapi masih digunakan upaya untuk memperbaiki penggunaanya. Sebagai contoh, peneliitiam telah menyimpulkan bahwa pemodelan proses dan data model objek dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola yang pada umumnya terjadi pada objek? Menyadari bahwa pola-pola tertentu kerap kali terjadi akan meningkatkan kemampuan pengembang untuk membuat sekumpulan persyaratan sistem yang lengkap sebagai satu cara untuk menghilangkan atau mengurangi adanya kemungkinan kegagalan sistem.  Pendekatan yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses Selama bertahun-tahun awal pengembangan sistem computer, praktis hamper seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh computer, sebagai kebalikan dari data yang akan digunakan. Munculnya manajemen basis data di tahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data. Alat-alat pemodelan data seperti diagram relasi entitas dan diagram kelas adalah bukti perhatian ini. Kini kita mengembalikan perhatian kita pada pemodelan proses-proses yang dilakukan oleh sistem. 2.6 Pemodelan Proses Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar dalam bentuk-bentuk symbol flowchart, memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Akan tetapi popularitasnya berusia pendek, seiring dengan diciptakannya alat-alat pemodelan yang lebih sederhana dan lebih efektif. Standar flowchart ISO menentukan spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling ahli sekalipun. Ketika diagram arus data dengan empat simbolnya muncul dengan seketika. Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan, akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan. Karena alasan ini, diagram arus data pada umumnya dilengkapi oleh alat-alat lain yang lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan (use case diagram).  Diagram Arus Data Suatu diagram arus data (data flow diagram – DFD) adalah penyajian grafik dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses yang saling tersambung. Symbol tersebut mencerminkan : - Unsur-unsur Lingkungan yang berasa diluar batas sistem yang memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Dalam DFD, tidak ada pembedaan antara data dan informasi. Selurh arus maya dapat dianggap sebagai data. Istilah terminator sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur- unsur lingkungan, karena menunjukkan titik dimana sistem akan berakhir. Suatu terminator digambarkan di DFD dalam bentuk kotak atau persegi panjang, yang diberi label dengan nama unsure lingkungan tersebut. Suatu terminator dapat berupa : orang, Organisasi, dan sistem lain yang memiliki antar muka dengan sistem. - Proses. Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output, proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Teknik pemberian label yang paling umum adalah dengan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi anda juga dapat mempergunakan nama dari suatu sistem atau program computer. - Arus Data. Arus data terdiri atas sekumpulan unsure data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsure data tunggal hingga satu file yang lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses lain. Symbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat digambar dengan menggunakan garis lurus maupun melingkar. Arus data dapat menyebar ketika data yang sama menuju pada beberapa lokasi di dalam sistem dan dapat juga menyatu untuk menunjukkan beberapa arus data yang identik menuju satu lokasi. Terkadang desain sistem meminta adanya arus dua arah. Hal ini dapat digambarkan dengan satu garis yang memiliki dua ujung panahm, atau dua panah. Arus data harus melibatkan suatu proses. Data dapat mengalir antara entitas ekternal dan proses, antara penyimpanan data dan proses, dan antara dua proses dan lebih. Kalimat “data bergerak” adalah satu cara yang baik dalam membayangkan arus data, karena data bergerak dari suatu titik ke titik yang lain di dalam sistem. - Penyimpanan data. Ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan alat penyimpanan data. Dalam terminologi DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang data. Penyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka, dan bentuk oval. Proses menggambar sebuah DFD hanyalah mengidentifikasi proses yang terjadi, menghubungkan mereka dengan arus data, mengidentifikasi terminator yang memberikan input dan menerima output, serta menambahkan penyimpanan data bilamana dibutuhkan. • Diagram Arus Data Bertingkat (Leveled Data Flow Diagram) Proses utama sistem ini disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram). Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan lebih rinci. Sebuah diagram yang mendokumentasikan sistem pada tingkatan yang lebih ringkas disebut diagram konteks (context diagram) ; sebuah diagram yang memberikan banyak detail disebut diagram nomor n ( figure n diagram). • Diagram Konteks Diagram konteks menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu symbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Diagram ini menunjukkan arus data yang mengarah dan keluar dari terminator. Ketika menggambarkan sebuah diagram konteks, anda : 1. Hanya menggunakan simbol proses saja. 2. Memberikan label pada symbol proses untuk mencerminkan keseluruhan sistem. Anda dapat menggunakan kata kerja ditambahkan dengan objek seperti “memproses komisi penjualan” atau anda dapat menggunakan nama sistem seperti dalam figur. 3. Jangan memberikan nomor pada simbol proses tunggal. 4. Memasukkan seluruh terminator untuk sistem. 5. Menunjukkan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan sistem. • Diagram Nomor N Ketika kita perlu mendokumentasikan sistem dengan detail yang lebih besar dari pada diagram nomor 0, anda akan menggunakan satu atau lebih diagram nomor n. diagram nomor n ( figure n diagram) mendokumentasikan suatu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih besar. n melambangkan nomor proses pada tingkat yang lebih tinggi dari sesuatu yang sedang didokumnetasikan. Lihatlah sistem komisi penjualan pada gambar dibawah. Mengirimkan surat Laporan Komisi Penjualan Istilah DFD bertingkat ( leveled DFD) digunakan untuk menguraikan hierarki dari diagram, dimulai dari diagram konteks hingga diagram Nomor n dengan tingkat yang paling rendah, yang digunakan untuk mendokumentasikan sebuah sistem.  Berapa Banyak Detail yang Harus Ditampilkan. Terdapat dua aturan umum yang memandu para pengembang dalam memutuskan beberapa banyak tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama adalah membatasi satu DFD menjadi tidak lebih dari enam hingga detail yang paling rendah, tetapi dengan menggunakan tidak lebih dari satu halaman. Jika anda membutuhkan lebih banyak tempat, maka anda terlalu cepat berhenti menggunakan pendiagraman arus data. Alat pemodelan proses yang cocok untuk digunakan bagi jumlah detail yang lebih banyak adalah kasus penggunaan (use cause). 2.7 Manajemen Proyek Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus. Dewasa ini, dimungkinkan bagi manjemen siklus hidup untuk mencakup beberapa tingkat organisasi dan melibatkan manjer-manajer diluar lingkup TI. Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan membentuk satu komite khusus dibawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus-menerus, maka ia disebut sebagai steering committee (komite pengarah).  Steering Committee Sistem Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan pengunaan sumber daya alam komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan digunakan. Para anggota permanen dari steering committee SIM selalu terdiri atas para eksekutif puncak. Sedangkan anggota sementara terdiri atas manajer-manajer ditingkat yang lebih rendah dan para konsultan yang ikut berpartisipasi sepanjang keahlian mereka dibutuhkan, Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama : • Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan. • Melakukan pengendalian fiskal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer. • Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer. Jadi secara tidak langsung tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi. Dengan memusatkan siklus hidup sistem dalam steering committee, maka akan didapatkan dua keuntungan utama yaitu meningkatnya kemungkinan : • Komputer akan digunakan untuk mendukung pengguna diseluruh perusahaan. • Proyek-proyek komputer akan memiliki ciri-ciri perencanaan dan pengendalian yang baik. Steering committee SIM adalah bukti yang paling nyata bahwa perusahaan memang berniat untuk menjadikan sumber daya informasi tersedia bagi seluruh pengguna yang benar-benar membutuhkannya.  Kepemimpinan Proyek Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab itu jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat memiliki anggota hingga selusin, yang terdiri atas gabungan beberapa orang pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Auditor akan memastikan bahwa desain sistem telah memenuhi beberapa persyaratan tertentu dilihat dari segi keakuratan, pengendalian, keamanan, dan auditabilitas. Aktivitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan disepanjang masa proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus-menerus; biasanya akan dibubarkan ketika implementasi telah selesai dilaksanakan.  Mekanisme Manajemen Proyek Dasar awal manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan, kita akan dapat mengindentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama-tama dirancang dalam bentuk umum dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format yang populer untuk rencana terinci adalah grafik Gantt, yang mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang akan melaksanakannya, dan kapan akan dilaksanakan. Grafik Gantt (Gantt Chart) adalah sebuah grafik batang horizontal yang mencantumkan satu grafik batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Grafik-grafik batang tersebut disusun dalam urutan-urutan waktu. Satu pelengkap bagi grafik Gantt adalah diagram jaringan. Diagram jaringan (network diagram) yang disebut juga diagram CPM (Critical Path Method) atau PERT (Program Evaluation and Review Technique), adalah sebuah gambar yang mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan menghubungkannya dengan panah-panah untuk menunjukkan urut-urutan pengerjaann. Grafik Gantt dan diagram jaringan adalah contoh dari laporan grafis. Laporan naratif, dalam bentuk laporan tertulis mingguan yang dibuat oleh pimpinan proyek, memberikan alternatif komunikasi informasi proyek lainnya bagi steering committee SIM. Komite akan melakukan pertemuan secara berkala, dan pimpinan proyek akan melengkapi laporan-laporan tertulis mereka dengan laporan lisan yang meninjau kemajuan, mengidentifikasi tantangan-tantangan, dan menyebutkan tindakan-tindakan di masa mendatang. Dengan cara ini, komite akan dapat tetap terus mengikuti perkembangan masing-masing proyek dan mengambil keputusan yang ditujukan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dengan sukses, dan berada dalam batasan waktu dan anggaran.  Dukungan Web bagi Manajemen Proyek Selain sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft Project, dukungan juga dapat diperoleh dari Internet. Sebagai contoh, Logic Software, sebuah perusahaan yang berbasis di Toronto, menawarkan sebuah sistem manajemen proyek yang disebut EasyProjects.net. Perusahaan tersebut juga menawarkan kursus manajemen proyek secara online sebagai bantuan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen proyek para karyawannya. 2.8 Mengestimasi Biaya Proyek Mengestimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah sistem telah lama menjadi satu tugas yang menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen : 1. Informasi mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan pengembangan. 2. Pengalaman historis 3. Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi Proses pengestimasian biaya terdiri atas sekumpulan input, alat-alat dan teknik, serta output. Komponen-Komponen Proses Estimasi Biaya : INPUT ALAT DAN TEKNIK OUTPUT Work breakdown structure Estimasi analogis Estimasi biaya Kebutuhan sumber daya Estimasi dari bawah ke atas Detail-detail pendukung Tarif sumber daya Alat-alat terkomputerisasi Rencana manajemen biaya Estimasi durasi aktifitas Informasi historis  Input Pengestimasian Biaya Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencamtumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktifitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi historis (historical information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial, dan pengetahuan tim proyek.  Alat-Alat dan Teknik Estimasi Biaya Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya aktual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan dimasa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi lain yang tersedia. Teknik ini lebih murah daripada teknik-teknik yang lain, tetapi pada umumnya kurang akurat. Estimasi dari bawah ke atas (bottom-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktifitas di dalam garfik Gantt, lalu mengalikannya dengan data biaya, seperti tarif per-jam untuk karyawan, untuk menghasilkan biaya estimasi biaya proyek. Semakin banyak detail awal, maka akan semakin akurat hasil yang diperkirakan. Alat-alat terkomputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyederhanakan alat-alat yang baru saja diuraikan. Satu sumber bagi alat-alat terkomputerisasi adalah WWW.CONSTRUX.COM. Model-model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam skenario. Hasil output teknik ini akan paling akurat ketika data historisnya akurat, karakteristiknya dapat dikuantifikasi dengan mudah, dan model tersebut dapat diatur skalanya sehingga dapat menangani ukuran proyek dalam rentang yang lebar.  Output Pengestimasian Biaya Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selam proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut. Detail-detail pendukung mendokumentasikan bagaiman estimasi tersebut dihitung dan setiap asumsi-asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya (cost management plan) menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelola. Tabel dibawah adalah contoh dari suatu estimasi biaya bagi sebuah proyek yang akan membutuhkan tiga tim (gudang, logistic, dan persediaan) dan akan dilakuka dalam rentang lima tahapan proyek. Estimasi tahapan adalah untuk jam-orang, yang dikonversimenjadi dalam Dolar. Contoh Biaya Proyek : Tim Rencana Analisis Desain Implementasi Pemeliharaan Total Jam Biaya Per jam Total Biaya Gudang 80 240 160 120 160 760 $35,50 $24.980,00 Logistik 80 160 240 40 809 600 $75,00 $45.000,00 Persediaan 80 160 400 80 160 880 $75,00 $66.000,00 TOTAL 2240 $137.980,00 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem informasi manajemen adalah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk menyediakan informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk mengambil keputusan. Di era saat ini masih banyak perusahaan tau organisasi yang masih belum bisa memaksimalkan penggunaan sistem informasi. Oleh sebab itu perlu adanya analisi pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system development life cycle). Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain dan implementasi. Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile Development. Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang biasanya digunakan untuk metodologi sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur inggris, pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau menyajikan data. Sistem informasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi baru. Ini dimaksudkan agar pengembangan sistem akan terus bekembang hingga adanya perbaikan-perbaikan yang menyeluruh. 3.2 Saran Dengan adanya analisis sistem desain baru suatu sistem perusahaan atau organisasi diharapkan sistem baru tersebut dapat membantu tugas manjer dalam membuat keputusan. Selain sistem dirancang dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus memilki kemampuan yang mumpuni. DAFTAR PUSTAKA McLeod, Raymond. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Graha Ilmu Chr. Jimmy L.Gaol. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Grasindo Alkaf, Fachzaina. 2012. “Pengembangan Sistem”. http://fachzaina.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 6 September 2013)

0 Response to "Pengembangan Sistem"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)